HUKUM ORANG MAMPU (ORANG KAYA, SELAIN FAKIR MISKIN) DALAM MENERIMA DAGING QURBAN WAJIB (QURBAN KARENA NAZAR)

 

Sumber Gambar: okezone.com

HUKUM ORANG MAMPU (ORANG KAYA, SELAIN FAKIR MISKIN) DALAM MENERIMA DAGING QURBAN WAJIB (QURBAN KARENA NAZAR)

Pak Fahri sekeluarga merupakan orang terkaya di desa. Beliau bisa dikatakan mampu dan termasuk golongan orang berada karena mempunyai usaha sukses yang sudah berjalan bertahun-tahun. Sewaktu bulan Dzulhijjah (pada saat kurban), beliau mendapat bagian daging kurban dari tetangganya yang melaksanakan kurban wajib (kurban karena nadzar). 

Bagaimanakah hukum Pak Fahri sekeluarga dalam menerima daging kurban wajib tersebut?

Tidak Boleh, Dalam kajian fiqih, kurban wajib harus disedekahkan semua kepada fakir miskin, sehingga mudhahhi (orang yang berkurban) dan orang kaya tidak berhak menerimanya karena daging kurban bagi orang kaya tidak disebut sedekah, melainkan sebatas ith’am (memberikan hidangan). 

وَقَوْلُهُ : وَجَرَتْ أَيْ اَلُملْتَزَمَةُ. (وَقَوْلُهُ: مَجْرَاهَا) أَيْ الْأُضْحِيَةِ الْوَاجِبَةِ. وَقَوْلُهُ: فِيْ الصَّرْفِ أَيْ فَيَجِبُ صَرْفُهَا كُلُّهَا لِلْفُقَرَاءِ وَالْمَسَاكِيْنِ، كَالْأُضْحِيَةِ الْوَاجِبَةِ. (قَوْلُهُ: وَيَحْرُمُ الْأَكْلُ إلخ) أَيْ يُحْرَمُ أَكْلُ الْمُضَحِّى وَالْمَهْدِيِّ مِنْ ذَلِكَ، فَيَجِبُ عَلَيْهِ التَّصَدُّقُ جَمِيْعَهَا، حَتَّى قَرْنَهَا، وَظَلْفَهَا. فَلَوْ أَكَلَ شَيْئًا مِنْ ذَلِكَ غَرَمَ بَدَلُهُ لِلْفُقَرَاءِ. (إعانة الطالبين على حل ألفاظ فتح المعين: ج‌ ٢، ص ٣٧٨ ‌)

Artinya : “Ucapan Syekh Zainuddin dalam hal tasaruf, maka wajib mengalokasikan keseluruhan qurban wajib untuk fakir/miskin. Ucapan Syekh Zainuddin; dan haram memakan; maksudnya haram memakan hewan qurban dan hadyu yang dinadzari. Maka wajib bagi orang yang berkurban menyedekahkan semuanya, hingga tanduk dan kukunya. Bila mudhahhi memakan satu bagian darinya, maka wajib mengganti rugi kepada orang fakir” (I’anah al-Thalibin, 2: 378).

Sebagaimana pula yang dijelaskan dalam Kitab Fiqh al-Islam wa Adillatuhu Juz 4 (Bab Udhiyah) :

وَيَجِبُ التَّصَدُّقُ بِجَمِيْعِهاَ عَلَى الْفُقَرَاءِ وَ لَيْسَ لُِمضَحِيْهَا وَلاَ لِغَيْرِهِ مِنَ الْاَغْنِيَاءِ الْاَكْلُ مِنْهَا لِتَعَذُّرِ إِذْنِ الْمَيِّتِ فِى الْاَكْلِ . (الفقه الاسلامي وأدلته: ج‌ ٤، ص ٦٣٥٣٤)

Artinya : “Dan wajib mensedekahkan semuanya (daging qurban wajib) kepada orang-orang miskin, dan tidak boleh bagi orang yang berkurban dan tidak juga bagi selainnya atau orang kaya untuk memakannya karena tidak ada izin dari si mayit untuk memakannya.” (al-Fiqh al-Islam wa Adillatuhu, 4: 634-635).


Penulis         : Yusnia Devita Sari 

Perumus : Ust. M. Faisol,  S.Pdi

Mushohih : Ust. Samuji


Daftar Pustaka

al-Dimyathi, Abu Bakar Utsman bin Muhammad Syatho al-Syafi’i [W. 1310 H], I’anatut Tholibin, Daar Al-Fikr, Beirut, Lebanon, 1995, sebanyak 4 jilid.

al-Zuhaili, Abu Wahbah, [W. 1436 H], al-Fiqh al-Islam wa Adillatuhu, Daar Al-Fikr, Suriah, 1984, sebanyak 10 jilid.

===============================================================


===============================================================


================================================================




Posting Komentar untuk "HUKUM ORANG MAMPU (ORANG KAYA, SELAIN FAKIR MISKIN) DALAM MENERIMA DAGING QURBAN WAJIB (QURBAN KARENA NAZAR)"