Adzan dan Iqomah pada Bayi yang Baru Lahir

Sudah menjadi tradisi di nusantara, ketika sa’at kelahiran seorang bayi, orang tuanya segera mengadzani pada telinga kanan sang bayi dan mengiqomahi pada telinga kiri sang bayi. Bagaimanakah fatwa ulama’ dalam masalah tradisi ini?
Dalam masalah adzan dan iqomah pada bayi yang baru lahir sebagaimana yang sudah menjadi tradisi di nusantara ini. Para ulama’ sepakat tidak menentangnya justru menganjurkannya (menghukumi mustahab/sunah) dengan berpegangan pada hadits yang diriwayatkan oleh Abi Rofi’ ra. dan juga hadits yang diriwayatkan oleh Sayyidina Husain bin Ali ra. sebagaimana yang diterangkan dalam kitab al-Adzkar an-Nawawi pada bab al-Adzan fi Udzun al-Maulud, hal: 244.
رَوَيْناَ فِىْ سُنَنِ أَبِيْ دَاوُدَ وَالتِّرْمِذِيِّ وَغَيْرِهِمَا عَـنْ أَبِيْ رَافِعٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ مَوْلَى رَسُـوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قاَلَ: رَأَيْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَذَّنَ فِي أُذُنِ الْحَسَنِ بْنِ عَلِيٍّ حِيْنَ وَلَدَتْهُ فَاطِمَةُ بِالصَّلَاةِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمْ، قاَلَ التِّرْمِذِيُّ: حَدِيْثٌ حَسَنٌ صَحِيْحٌ. قاَلَ جَمَاعَةٌ، مِنْ أَصْحَابِنَا: يُسْتَحَبُّ أَنْ يُؤَذَّنَ فِىْ أُذُنِهِ الْيُمْنَى وَيُقِيْمُ الصَّلاَةَ فِيْ أُذُنِهِ الْيُسْرَى
Hadits diriwayatkan dari Abi Rofi’ ra, Beliau berkata: ”Aku melihat Rasulullah Saw. mengumandangkan adzan di telinga Husain bin Ali ra. ketika Siti Fatimah melahirkannya (yakni) dengan adzan sholat”. Munurut Imam Tirmidzi hadits ini adalah hadits hasan-shahih”. Sebagian ulama’ dari golongan kita berkata “Disunnahkan untuk membacakan adzan di telinga kanan dan iqomah di telinga kiri”. (al-Adzkar an-Nawawi bab al-Adzan Fi Udzunil Maulud, hal. 244)
Hal senada juga dapat dilihat pada keterangan kitab Majmu’ Fatawi Wa Rosail, hal. 112 tentang fadilah dan keutamaan adzan untuk bayi yang baru lahir.
اَلْأَوَّلُ فَعَلَهُ فِي أَذَنِ الْمَوْلُوْدِ عِنْدَ وِلَادَتِهِ فِي أُذُنِ الْيُمْنَى وَالْإِقَامَةِ فِي أُذُنِ الْيُسْرَى وَهَذَا قَدْ نَصَّ فُقَهَاءُ الْمَذْهَبِ عَلَى نَدْبِهِ وَجَرَى بِهِ عَمَلُ عُلَمَاءِ الْأَمْصَارِ بِلَا نَكِيْرٍ وَفِيْهِ مُنَاسَبَةٌ تَامَّةٌ لِطَرْدِ الشَّيْطَانِ بِهِ عَنِ الْمَوْلُوْدِ وَلِنُفُوْرِهِمْ وَفِرَارِهِمْ مِنَ الْأَذَانِ كَمَا جَاءَ فِي السُّنَّةِ (مَجْمُوْعُ فَتَاوِيْ وَرَسَائِلَ، 112)
Yang pertama mengumandangkan adzan ditelinga kanan anak yang baru lahir lalu membacakan iqomah di telinga kiri. Ulama’ telah menetapkan bahwa perbuatan ini tergolong sunnah. Mereka telah mengamalkan hal tersebut tanpa seseorang pun mengingkari. Perbuatan ini ada relevansi, untuk mengusir syaitan dari anak yang baru lahir tersebut. Karena syaitan itu akan lari terbirit-birit ketika mereka mendengar adzan sebagaimana ada keterangan di dalam hadits. (Majmu’ Fatawi Wa Rasail, hal.112)

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Adzan dan Iqomah pada Bayi yang Baru Lahir"

Posting Komentar