Hukum Membayar Zakat Ternak Yang Telah Mencapai Nishab Namun Rugi Secara Ekonomi

Hukum Membayar Zakat Ternak Yang Telah Mencapai Nishab Namun Rugi Secara Ekonomi

Zakat ternak (kambing, sapi dan unta) wajib dikeluarkan ketika telah mencapai nisab dan haulnya. Namun terkadang dalam perawatan ternak tersebut menghabiskan biaya lebih besar dari pada pembeliannya hingga menyebabkan kerugian. Dari permasalahan tersebut, bagaimana hukum seseorang membayar zakat ternak yang telah mencapai nishab namun mengalami kerugian secara ekonomi?

  1. Wajib

Secara mutlak wajib membayar zakat tanpa kecuali, Jika Syarat dan Ketentuannya sudah terpenuhi.

  1. Tidak Wajib

Apabila binatang ternaknya tidak digembalakan di tanah yang diperbolehkan dalam artian memakai jasa seseorang untuk mencarikan rumput atau membeli pakan binatang ternak tersebut seperti yang banyak terjadi di pulau jawa pada saat ini. Karena hal tersebut tidak memenuhi syarat wajibnya zakat.

شُرُوطُ وُجُوبِ زَكَاةِ الْمَوَاشِي(وَشَرَائِطُ وُجُوبِهَا سِتَّةُ أَشْيَاءَ). وَفِي بَعْضِ نُسَخِ الْمَتْنِ سِتَّةُ خِصَالٍ: (الْإِسْلَامُ) فَلَا تَجِبُ عَلَى كَافِرٍ أَصْلِيٍّ. وَأَمَّا الْمُرْتَدُّ فَالصَّحِيحُ أَنَّ مَالَهُ مَوْقُوفٌ؛ فَإِنْ عَادَ إِلَى الْإِسْلَامِ وَجَبَتْ عَلَيْهِ، وَإِلَّا فَلَا. (وَالْحُرِّيَّةُ)، فَلَا زَكَاةَ عَلَى رَقِيقٍ. وَأَمَّا الْمُبَعَّضُ فَتَجِبُ عَلَيْهِ الزَّكَاةُ فِيمَا مَلَكَهُ بِبَعْضِ الْحُرِّ. (وَالْمِلْكُ التَّامُّ) أَيْ فَالْمِلْكُ الضَّعِيفُ لَا زَكَاةَ فِيهِ، كَالْمُشْتَرِي قَبْلَ قَبْضِهِ لَا تَجِبُ فِيهِ الزَّكَاةُ كَمَا يَقْتَضِيهِ كَلَامُ الْمُصَنِّفِ تَبَعًا لِلْقَوْلِ الْقَدِيمِ، لَكِنَّ الْجَدِيدَ الْوُجُوبُ. (وَالنِّصَابُ، وَالْحَوْلُ)؛ فَلَوْ نَقَصَ كُلٌّ مِنْهُمَا فَلَا زَكَاةَ. (وَالسَّوْمُ) وَهُوَ الرَّعْيُ فِي كَلَاءٍ مُبَاحٍ؛ فَلَوْ عُلِفَتِ الْمَاشِيَةُ مُعْظَمَ الْحَوْلِ فَلَا زَكَاةَ فِيهَا، وَإِنْ عُلِفَتْ نِصْفَهُ فَأَقَلَّ قَدْرًا تَعِيشُ بِدُونِهِ بِلَا ضَرَرٍ بَيِّنٍ وَجَبَتْ زَكَاتُهَا؛ وَإِلَّا فَلَا. (فتح القريب المجيب في شرح ألفاظ التقريب: ص١٢٠) 

 “Syarat-syarat wajibnya zakat hewan ternak ada enam perkara, yaitu: (Islam) zakat tidak diwajibkan atas kafir asli, sementara harta orang murtad ditahan, di mana zakat wajib jika ia kembali kepada Islam dan gugur. (Merdeka), zakat tidak wajib bagi budak , namun wajib bagi budak muba'adh (sebagian merdeka) sesuai dengan bagian kemerdekaannya; (Kepemilikan Penuh), di mana kepemilikan yang lemah tidak ada zakatnya, seperti pendapat lama bahwa pembeli sebelum menerima barang tidak wajib zakat, meskipun pendapat barunya mengharuskan kewajiban zakat; serta terpenuhi. (Nisab dan Haul), karena jika salah satunya berkurang, maka zakat tidak wajib. (digembalakan), yaitu hewan tersebut digembalakan di padang rumput yang dibolehkan (umum/gratis), sehingga jika hewan ternak diberi pakan oleh pemiliknya sebagian besar tahun, maka tidak ada zakat padanya, kecuali jika diberi pakan hanya setengah tahun atau kurang, atau sekadar porsi yang tanpanya ia masih bisa hidup tanpa bahaya nyata, maka zakatnya wajib.” (Fath al-Qorib fi Syarh alfadz al-Taqrib: 120)

Penulis : Muchammad Afifuddin 

Perumus : Ust. Arief Rahman Hakim, M.Pd.

Mushohih : Ust. Dr. Miftara Ainul M., M.Pd.




Penyunting : Ibn Dahlan


DAFTAR PUSTAKA

Muhammad bin Ibn Qosim bin Muhammad, Fath al-Qorib fi Syarh alfadz al-Taqrib, Dar Ibn Hazm, Beirut, Lebanon, 2005.
==================


Posting Komentar untuk "Hukum Membayar Zakat Ternak Yang Telah Mencapai Nishab Namun Rugi Secara Ekonomi"