Hukum Menjual Barang Oplosan (Di Campur)
Seiring berkembangnya zaman, harga barang semakin meningkat terutama harga bahan makanan pokok. Biasanya harga barang dengan kualitas super dijual dengan harga lebih tinggi dari pada barang dengan kualitas biasa. Sehingga banyak penjual yang mencampurkan antara kedua barang tersebut dengan takaran yang beragam dan dengan harga yang beragam pula. Dari permasalahan tersebut, bagaimana hukum menjual barang oplosan yang beda kualitas?
Tidak sah
Apabila penjual tidak memberitahukan cacatnya atas barang dagangannya kepada pembeli walaupun cacatnya tersebut bukan sesuatu yang bisa menyebabkan khiyar.
قَالَ فِي شَرْحِ الرَّوْضِ يَجِبُ عَلَيْهِ إعْلَامُ الْمُشْتَرِي بِالْعَيْبِ وَإِنْ لَمْ يَكُنْ الْعَيْبُ مُثْبِتًا لِلْخِيَارِ, وَقَالَ الْأَذْرَعِيُّ: وَقَضِيَّةُ كَلَامِهِمْ أَنَّهُ لَا بُدَّ مِنْ التَّعْيِينِ وَلَا يَكْفِي فِيهِ جَمِيعُ الْعُيُوبِ. ثُمَّ رَأَيْت فِي الْقُوتِ قَالَ الْإِمَامُ الضَّابِطُ فِيمَا يَحْرُمُ كِتْمَانُهُ أَنَّ مَنْ عَلِمَ شَيْئًا يُثْبِتُ الْخِيَارَ فَأَخْفَاهُ أَوْ سَعَى فِي تَدْلِيسٍ فِيهِ فَقَدْ فَعَلَ مُحَرَّمً (حاشية عميرة : ج٢ ، ص ٣١٣ )
“Barkata Imam An-Nawawi dalam Kitab Ar-Raudlah, "Wajib bagi penjual memberitahukan cacat atas barang dagangannya kepada pembeli, walaupun aib ini bukan sesuatu yang bisa menyebabkan khiyar" , berkata Al-Adzro'iy , "Maksud dari perkataan ulama adalah wajib (bagi penjual) menjelaskan (keadaan barangnya), tidak cukup hanya dengan menjelaskan aib aibnya saja, kemudian aku melihat qoul yang tersebut dalam kitab Al-Quut, berkata Al-Imam Definisi dari aib yang haram disembunyikan adalah barangsiapa mengetahui sesuatu aib yang dapat menyebabkan khiyar lalu di menyembunyikannya atau dia melakukan apa yang dilarang dalam tadlis (menyembunyikan / menyamarkan aib barang dari pembeli) maka sungguh dia telah berbuat haram." (Hasyiyah Umairoh, 2 : 313)
Sah
Hukum jual beli semacam ini adalah sah disebabkan memungkinkannya adanya khiyar (opsi mengembalikan barang oleh pembeli) dan juga penjual memberi tahu bahwasanya barang yang di jual itu di campur.
فَإِنْ قُلْنَا: بِالصِّحَّةِ فَوَقْتُ الْخِيَارِ هُنَا مَعْرِفَةُ مِقْدَارِ الصُّبْرَةِ، أَوِ التَّمَكُّنُ مِنْ تَخْمِينِهِ بِرُؤْيَةِ مَا تَحْتَهَا (روضة الطالبين :ج ٣ ، ص ٣٥)
“Alasan kita menyatakan sah adalah ada waktu khiyar, di sana terdapat upaya untuk mengetahui kadar tumpukan, atau dengan jalan memasukkan ke dalam tumpukan tersebut untuk mengetahui kondisi tumpukan bagian bawahnya.” (Raudhah al-Thalibin, 3 : 35).
Penulis : Muchammad Afifuddin
Perumus : Ust. Arief Rahman Hakim, M.Pd.
Mushohih : Ust. Dr. Miftara Ainul M., M.Pd.
Penyunting : Ibn Dahlan
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qalyubi, Syihabuddin ahmad dan Syihabuddin Ahmad Al Barlis bergelar Umairah, Hasyiyah Umairoh, Dar al-Kotob al-Ilmiyah, Beirut, Lebanon: Tanpa tahun.
Al-Nawawi, Abu Zakariya Muhyiddin Yahya bin Syarif, Raudhah al-Thalibin, Dar ‘Alam Kutub, Beirut, Lebanon: 2003.


Posting Komentar untuk "Hukum Menjual Barang Oplosan (Di Campur)"