Oleh karena itu, pemerintah otoriter tidak boleh, karena pemerintah otoriter hanya akan membawa dampak negatif di masyarakat, sesuai dengan kitab Tafsir al-Munir (Murah Labid), juz 2, halaman 228:
(يَا دَاوُوْدُ إِنَّا جَعَلْنَاكَ خَلِيْفَةً فِى الْأَرْضِ) أَيْ نَبِيًّا مَلِيْكاً عَلَى بَنِيْ إِسْرَائِيْلَ نَافِذَ الْحُكْمِ عَلَيْهِمْ (فَاحْكُمْ بَيْنَ النَّاسِ بِالْحَقِّ) أَيْ بِالْعَدْلِ لِأَنَّ اْلأَحْكَامَ إِذَا كَانَتْ مُطَابِقَةً لِلشَّرِيْعَةِ الْحَقِّيَّةِ الْإلَهِيَّةِ اِنْتَظَمَتْ مَصَالِحُ الْعَالَمِ وَاتَّسَعَتْ أَبْوَابُ الْخَيْرَاتِ عَلَى أَحْسَنِ الْوُجُوْهِ أَمَّا إِذَا كَانَتْ اَحْكَامُ الْسُّلْطَانِ الْقَاهِرِ عَلَى وَفْقِ هَوَاهُ وَلِطَلَبِ مَصَالِحِ دُنْيَاهُ عَظُمَ ضَرَرُهُ عَلَى الْخَلْقِ فَإِنَّهُ يَجْعَلُ الرَّعِيَّةَ فِدَاءً لِنَفْسِهِ وَذَلِكَ يُفْضِي إِلَى تَخْرِيْبِ الْعَالَمِ وَوُقُوْعِ الْهَرَجِ وَالْمَرَجِ فِى الْخَلْقِ وَذَلِكَ يُفْضِي إِلَى هَلاَكِ الْمَلِكِ (وَلاَ تَتَّبِعِ الْهَوَى) أَيْ هَوَى النَّفْسِ فِى الْحُكُوْمَاتِ وَغَيْرِهَا مِنْ أُمُوْرِ الدِّيْنِ وَالدُّنْيَا (فَيُضِلَّكَ عَنْ سَبِيْلِ للهِ) أَيْ إِنَّ مُتَابَعَةَ الْهَوَى تُوْجِبُ الضَّلاَلَ عَنْ سَبِيْلِ للهِ وَهُوَ يُوْجِبُ سُوْءَ الْعَذَابِ لِأَنَّ الْهَوَى يَدْعُوْ إِلَى اْلاِسْتِغْرَاقِ فىِ اللَّذَّاتِ الْجِسْمَانِيَّةِ وَهُوَ يَمْنَعُ مِنَ الْاِشْتِغَالِ فِى طَلَبِ السَّعَادَاتِ الرُّوْحَانِيَّةِ........
(Hai Daud, sesungguhnya kami menjadikan kamu khalifah (penugasa) di muka bumi) yakni sebagai nabi juga pemimpin bagi Bani Israil, yang menjadi orang yang menentukan hukum bagi mereka (maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan benar), yakni dengan adil. Karena sesungguhnya ketika hukum telah sesuai dengan syariat ketuhanan yang benar, maka tertatalah kemaslahatan alam, pintu-pintu kebaiakan terbuka dengan selebar-lebarnya. Adapun hukum-hukum (yang dibuat oleh) pemimpin otoriter hanya untuk memenuhi hawa nafsu dan kemaslahatan duniawinya (sendiri), maka sengat besar bahaya (yang diakibatkan) bagi makhluk (lainnya). Dia (pemimpin otoriter) menjadikan rakyat sebagai bentuk tebusan bagi dirinya sendiri, yang hal ini akan mengakibatkan rusaknya alam, terjadinya saling bunuh, dan peperangan di masyarakat, dan juga akan menyebabkan pemimpin tersebut binasa. (dan jangan engkau ikuti hawa) nafsu dalam urusan pemerintahan, urusan agama dan agama. (karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah) sesungguhnya mengikuti hawa nafsu mengharuskan kesesatan yang jauh dari Allah, sedangkan kesesatan mengharuskan pula siksa yang pedih. Karena hawa nafsu hanya mengajak (kita) untuk tenggelam dalam kenikmatan raga, yang akan mencegah (kita) dari sibuk untuk mencari kebahagian ruhani.
0 Response to "Dampak dan Akibat Pemerintahan Otoriter"
Posting Komentar