Berbagai hal tersebut mereka lakukan tidak lain hanya bertujuan untuk mendapatkan keuntungan secara pribadi atau golongan. Dan ujung-ujungnya hanya keuntungan yang bersifat duniawi yang mereka cari, yaitu uang dan penghidupan yang layak bagi mereka. Sebagaimana hal ini dijelaskan berikut ini:
هَذِهِ الطَّائِفَةُ الْخَبِيْثَةُ مِنْ شَرِّ النَّاسِ فِى اْلأُمَّةِ لِأَنَّهَا تَسْعِيْ فِى اْلأَرْضِ بِالْفَسَادِ، وَتَخِلُّ نِظَامَ الدَّوْلَةِ، وَتَخْلُقُ الْفِتَنَ وِالدَّسَائِسَ فِى اْلأُمَّةِ بِحَقٍّ وَبِغَيْرِ حَقٍّ، لِأَنَّهَا لاَ يُهِمُّهَا إِلاَّ حُصُوْلُ الْفِتَنِ وَالْقَلاَقِلِ الَّتِيْ تَرْبَحُ مِنْ وَرَاءِ ذَلِكَ كُلِّهِ مَغْنِمًا تَعِيْشُ مِنْهُ (حكمة التشريع جز 2 ص 209)
Kelompok yang buruk ini adalah seburuk-buruk manusia yang ada dalam masyarakat. Hal ini disebabkan karena mereka berjalan di muka bumi dengan berbuat kerusakan, melanggar aturan negara, menciptakan fitnah dan kekacauan dalam masyarakat, baik dengan cara yang benar atau tidak benar. Mereka hanya peduli pada tercapainya fitnah dan kegoncangan, yang mana dari kekacauan tersebut mereka mendapatkan keuntungan dan dari sanalah (perbuatan menyebar fitnah dan kekacauan) mereka mencari penghidupan. (Hikmatut Tasyrii’, juz 2, hlm. 209)
0 Response to "Pemberontak, Teroris adalah Seburuk-Buruk Manusia"
Posting Komentar