Hukum Infotainment

     Pada penghujung ahir tahun 2009 dan awal tahun 2010, dunia intertainmen (pertelevisian, radio, media cetak atau yang lainnya) digemparkan oleh fatwa bahwa infotainment haram untuk ditayangkan. Pada hal di beberapa stasiun televisi banyak yang menayangkan berbagai jenis acara infotainment, seperti Cek & Ricek, Kroscek, Kasak Kusuk, Gossip, Go Show, KiSS, Kabar-Kabari, dan masih banyak lagi. Demikian pula beberapa radio tidak ketinggalan untuk menyiarkan acara yang serupa. Acara-acara tersebut seringkali mengungkap serta membeberkan berbagai macam kejelekan seseorang, dan bahkan mengarah kepada penyebaran fitnah. Akan tetapi, acara-acara tersebut justru telah menarik minat banyak pemirsa.
     Dari fenomena tersebut, bagaimanakah hukum menayangkan, menyiarkan, menonton atau mendengarkan acara televisi, radio atau dalam bentuk lainnya (seputar infotainment) yang isinya mengungkap serta membeberkan kejelekan seseorang atau mengorek-ngorek sisi yang sangat pribadi dalam kehidupan seseorang yang mestinya tidak boleh disiarkan kepada orang lain?

A.  Haram, menayangkan, menyiarkan, menonton atau mendengarkan acara apa pun (seperti infotainmen atau acara yang lainnya) yang mengungkap serta membeberkan kejelekan seseorang, karena hal tersebut termasuk kategori/mengandung unsur:

1.  Ghibah yaitu mengungkap tentang kejelekan orang lain yang memang dilakukannya.
2.  Fitnah yaitu mengungkap tentang kejelekan orang lain yang tidak pernah dilakukannya.
3.  Tajassus yaitu mencari-cari kesalahan dan kejelekan orang lain yang belum pasti dilakukannya (gosip)
      Sebagaimana keterangan di bawah ini:
يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ أمَنُوا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ وَلاَ تَجَسَّسُوْا وَلاَ يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْـتُمُوْهُ وَاتَّقُوا اللهَ إِنَّ اللهَ تَوَّابٌ رَحِيْمٌ (سورة الحجرات: 12)
Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati. Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. (Qs. al-Hujurat: 12)
     Imam Qurtubi memberikan penjelasan bahwa ghibah itu adalah sama dengan memakan daging orang mati karena orang mati tidak mungkin mengetahui kalau dagingnya sedang dimakan, seperti saat ia hidup tidak mengetahui bahwa dirinya sedang digunjingkan.
قاَلَ الْقُرْطُبِيُّ: "... قَوْلُهُ تَعَالَى (أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَّأْكُلَ لَحْمَ أَخِيْهِ مَيِّتاً) مَثَّلَ اللهُ الْغِيْبَةَ بِأَكْلِ الْمَيِّتَةِ لِأَنَّ الْمَيِّتَ لاَ يَعْلَمَ بِأَكْلِ لَحْمِهِ كَمَا أَنَّ الْحَيَّ لاَ يَعْلَمَ بِغِيْبَةِ مَنْ إِغْتاَبَهُ (تفسير القرطبي الباب سورة الحجرات)
Imam Qurtubi berkata: Allah Swt. berfirman, “Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati”: Allah memberikan perumpamaan mengenai kejelekan ghibah dengan memakan daging orang mati karena orang mati tidak mungkin mengetahui kalau dagingnya sedang dimakan, seperti saat ia hidup tidak mengetahui bahwa dirinya sedang digunjingkan. (Tafsir al-Qurthubi, bab Surah al-Hujurat)
وَالَّذِيْنَ يُؤْذُوْنَ الْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ بِغَيْرِ مَا اكْتَسَبُوْا فَقَدِ احْتَمَلُوْا بُهْتَانًا وَإِثْمًا مُبِيْنًا (الأحزاب: 58)
Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang yang mukmin dan mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata. (al-Ahzab: 58)
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ «أَتَدْرُونَ مَا الْغِيبَةُ». قَالُوا اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ. قَالَ «ذِكْرُكَ أَخَاكَ بِمَا يَكْرَهُ». قِيلَ أَفَرَأَيْتَ إِنْ كَانَ فِى أَخِى مَا أَقُولُ قَالَ «إِنْ كَانَ فِيهِ مَا تَقُولُ فَقَدِ اغْتَبْتَهُ وَإِنْ لَمْ يَكُنْ فِيهِ فَقَدْ بَهَتَّهُ» رواه مسلم (صحيح مسلم باب تحريم الغيبة)
Dari Abu Hurairah, seunguhnya Rasulullah Saw. bersabda, “Apakah kalian mengetahui apa ghibah itu?” Para shababat menjawab: “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui”. Beliau mengatakan, “Ghibah itu adalah bercerita tentang saudara kalian apa-apa yang tidak ia sukai.” Rasul bersabda, “Bagaimana menurut kalian kalau yang direcitakan itu benar-benar nyata apa adanya? Maka inilah yang disebut ghibah, dan apabila apa yang kalian ceritakan tidak nyata, maka berarti kalian telah membuat kedustaan (fitnah) kepadanya". (Shahih Muslim bab Tahrim al-Ghibah)

B.   Boleh bahkan bisa wajib, apabila didasari dengan tujuan yang dibenarkan secara syara’ dan dengan catatan jika hanya dengan cara melakukan ghibah tujuan tersebut dapat tercapai. Ghibah (menggunjing) yang diperbolehkan ada enam sebab:

1.        Boleh bagi orang yang teraniaya untuk mengadukan orang yang menganiaya kepada penguasa.
2.  Ghibah karena meminta tolong untuk melenyapkan orang yang berbuat kemungkaran dan mengembalikan kepada jalan yang benar.
3.    Ghibah untuk meminta nasehat atau fatwa.
4.      Ghibah untuk memberi peringatan kepada orang lain agar tidak terjerumus dalam kejahatan.
5.    Ghibah untuk memberi penjelasan atau pengertian seseorang yang lebih dikenal dengan gelar atau julukan.
6.       Ghibah dengan terus terang menegur orang yang melakukan kefasikan dengan terang-terangan.
      Sebagaimana keterangan dalam kitab Is’adurrafiq juz 1 halaman 72, sebagai berikut:
ثُمَّ اْلأَصْلُ فِيْهَا الْحُرْمَةُ وَقَدْ تَجِبُ أَوْ تُباَحُ لِغَرْضٍ صَحِيْحٍ شَرْعِيٍّ لاَيُتَوَصَّلُ إِلَيْهِ إِلاَّبِهَا. وَيَنْحَصِرُ فِى سِتَّةِ أَسْباَبِ: اَلْأُوَّلُ اَلْمُتَظَلِّمُ فَلِمَنْ ظُلِمَ أَنْ يَشْكُوْ لِمَنْ يَظُنُّ أَنَّ لَهُ قُدْرَةً عَلَى إِزَالَةِ ظُلْمِهِ أَوْ تَخْفِيْفِهِ. اَلثَّانِى اَلْاِسْتِعَانَةُ عَلَى تَغَيُّرِ مُنْكَرٍ يَذْكُرُهُ لِمَنْ يَظُنُّ قُدْرَتَهُ عَلَى إِزَالَتِهِ بِنَحْوِ فُلاَنٌ يَعْمَلُ كَذَا فاَزْجُرْهُ بِقَصْدِ التَّوَصُّلِ لِإِزَالَةِ الْمُنْكَرِ وَإِلاَّ كَانَ غِيْبَةً مُحَرَّمَةً مَا لَمْ يَكُنْ جَاهِلاً. اَلثَّالِثُ اَلْاِسْتِفْتاَءُ بِأَنْ يَقُوْلَ لِمُفْتٍ ظَلَّمَنِىْ فُلاَنٌ بِكَذَا فَهَلْ يَجُوْزُ لَهُ وَمَا طَرِيْقِى فِى خَلاَصِىْ مِنْهُ أَوْ تَحْصِيْلِ حَقِّى أَوْ نَحْوِ ذَلِكَ وَاْلأَفْضَلُ أَنْ يُبْهِمَهُ فَيَقُوْلُ مَا تَقُوْلُ فِى شَخْصٍ أَوْ زَوْجٍ كاَنَ مِنْ أَمْرِهِ كَذَا، وَإِنَّمَا جَازَ التَّصْرِيْحِ بِاِسْمِهِ لِأَنَّ الْمُفْتِى قَدْ يُدْرِكُ مِنْ تَعْيِيْنِهِ مَعْنًى لاَيُدْرِكُهُ مِنْ اِبْهَامِهِ. اَلرَّابِعُ تَحْذِيْرُ الْمُسْلِمِيْنَ مِنَ الشَّرِّ وَنُصْحِهِمْ كَجُرْحِ الرُّوَاةِ وَالشُّهُوْدِ وَالْمُصَنِّفِيْنَ وَالْمُتَصَدِّيْنَ لِإِفْتَاءٍ أَوْعِلْمٍ أَوْ قِرَاءَةٍ مَعَ عَدَمِ أَهْلِيَّةٍ أَوْ مَعَ نَحْوِ فِسْقٍ أَوْ بِدْعَةٍ وَهُمْ دُعَاةٌ إِلَيْهَا وَلَوْ سِرًّا فَتَجُوْزُ إِجْمَاعًا بَلْ تَجِبُ وَكَأَنْ يُشْيِرَ وَإِنْ لَمْ يَسْتَشِرْ عَلَى مُرِيْدِ تَزَوُّجٍ أَوْ مُخَالَطَةٍ لِغَيْرِهِ فِى أَمْرِ دِيْنِيٍّ أَوْ دُنْيَوِىٍّ وَقَدْ عَلِمَ فِى ذَلِكَ الْغَيْرُ قَبِيْحًا مُنَفِّرًا كَفِسْقٍ أَوْ بِدْعَةٍ أَوْ طَمَعٍ أَوْ غَيْرِ ذلِكَ كَفَقْرٍ فِى الزَّوْجِ بِتَرْكِ تَزَوُّجِهِ ثُمَّ إِنِ اكْتَفَى بِنَحْوٍ لاَ يَصْلُحُ لَكَ لَمْ يَزِدْ عَلَيْهِ، وَإِنْ تَوَقَّفَ عَلَى ذِكْرِ عَيْبٍ ذَكَرَهُ بِلاَ زِيَادَةٍ كَإِبَاحَةِ مَيِّتَةٍ لِمُضْطَّرٍّ وَلاَبُدَّ أَنْ يَقْصِدَ بِذلِكَ بَذْلَ النَّصِيْحَةِ للهِ دُوْنَ حَظٍّ أَخَرَ وَكَثِيْرًا مَا يَغْفُلُ عَنْ ذلِكَ وَمِنْ ذلِكَ أَنْ يَعْلَمَ فِى ذِىْ وِلاَيَةٍ قَادِحًا فَيَجِبُ عَلَيْهِ ذِكْرُ ذلِكَ لِمَنْ يَقْدِرُ عَلَى عَزْلِهِ وَتَوْلِيَّةِ غَيْرِهِ أَوْ عَلَى نُصْحِهِ وَحِثِّهِ عَلَى اْلاِسْتِقَامَةِ. اَلْخَامِسُ أَنْ يَتَجَاهَرَ بِفِسْقِهِ أَوْ بِدْعَتِهِ كاَلْمُكَلِّسِيْنِ وَشَرَبَةِ الْخَمْرِ ظَاهِرًا وَذِىْ الْوِلاَياَتِ اَلْباَطِلَةِ فَيَجُوْزُ ذِكْرُهُمْ بِمَا تَجَاهَرُوْا بِهِ دُوْنَ غَيْرِهِ فَيَحْرُمُ ذِكْرُهُمْ بِعَيْبٍ أَخَرَ إِلاَّ أَنْ يَكُوْنَ لَهُ سَبَبٌ أَخَرَ مِمَّا مَرَّ، اَلسَّادِسُ اَلتَّعْرِيْفُ بِنَحْوِ لَقَبٍ كَالْأَعْمَشِ وَاْلأَصَمِّ وَالْأَقْرَعِ وَاْلأَعْوَرِ فَيَجُوْزُ وَإِنْ أَمْكَنَ تَعْرِيْفُهُ بِغَيْرِهِ وَتَعْرِيْفُهِ بِهِ عَلَى جِهَّةِ التَّعْرِيْفِ لاَ التَّنْقِيْصِ وَاْلأَوْلَى بِغَيْرِهِ إِنْ سَهُلَ وَأَكْثَرُ هَذِهِ اْلأَسْبَابِ اَلسِّتَّةِ مُجْمَعٌ عَلَيْهِ وَيَدُلُّ لَهَا مِنَ السُّنَّةِ أَحَادِيْثُ صَحِيْحَةٌ مَشْهُوْرَةٌ (إسعاد الرفيق، ج 1 ص 72)

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Hukum Infotainment"

Posting Komentar