Sudah menjadi suatu tradisi bahwa mencium tangan, pipi, kaki dan
merangkul saat bertemu seseorang yang dimuliakan seperti orang alim, zuhud,
shalih. Bagaimana hukum melakukan mencium tangan atau kaki, pipi, dan merangkul
orang lain?
1.
Mencium
tangan
- Disunnnahkan,
mencium tangan orang yang shalih, zuhud, alim dan lain-lain yang termasuk ahli
akhirat. Terdapat dalam kitab al-Majmû’ Syarh al-Muhadzab, juz VI, hlm. 21:
يُسْتَحَبُّ تَقْبِيْلُ يَدِّ الرَّجُلِ
الصَّالِحِ وَالزَّاهِدِ وَالْعَالِمِ وَنَحْوِهَا مِنْ أَهْلِ الْاَخِرَةِ (المجموع
شرح المهدب، ج ٦، ص ٢١)
- Tidak
boleh (makruh tahrim), apabila mencium tangan orang lain karena kekayaan,
kekuasaan atau kedudukannya menurut ahli dunia. al-Majmû’ Syarh al-Muhadzab,
juz VI, hlm. 21:
وَأَمَّا تَقْبِيْلُ يَدِّهِ لِغِنَاهُ
وَدُنْيَاهُ وَشَوْكَتِهِ وَجَاهَتِهِ عِنْدَ أَهْلِ الدُّنْيَا بِالدُّنْيَا وَنَحْوِ
ذَلِكَ فَمَكْرُوْهٌ شَدِيْدُ الْكَرَاهَةِ (المجموع شرح المهدب، ج ٦، ص ٢١)
- Haram,
menurut Imam Mutawalli, apabila mencium tangan orang lain karena kekayaan,
kekuasaanatau kedudukannya menurut ahli dunia. Beliau juga menegaskan bahwa
mencium kepala dan kaki. Terdapat dalam kitab al-Majmû’ Syarh al-Muhadzab juz
VI hlm. 21:
وَقَالَ الْمُتَوَلِى: لَا يَجُوْزُ. فَأَشَارَ
إِلَى تَحْرِيْمِهِ، وَتَقْبِيْلُ رَأْسِهِ وَرِجْلِهِ كَيَدِهِ. (المجموع شرح المهدب،
ج ٦، ص ٢١)
2.
Mencium
pipi
- Haram,
hukumnya mencium pipi apabila disertai dengan syahwat meskipun dengan anaknya
sendiri kecuali istri dan budaknya. Terdapat dalam kitab al-Majmû’ Syarh
al-Muhadzab, juz VI, hlm. 21:
وَأَمَّا التَّقْبِيْلُ بِالشَّهْوَةِ
فَحَرَامٌ سَوَاءٌ كَانَ فِي وَلِدِهِ أَوْ فِي غَيْرِهِ، ....... وَلَا يُسْتَثْنَى مِنْ تَحْرِيْمِ الْقُبْلَةِ
بِشَهْوَةٍ وَالنَّظَرَ بِشَهْوَةٍ إِلَّا زَوْجَتَهُ وَجَارِيَتَهُ (المجموع شرح المهدب،
ج ٦، ص ٢١)
- Sunnah,
mencium pipi anaknya, anak kerabat atau temannya yang masih kecil baik
laki-laki maupun perempuan atas dasar kasih sayang. Terdapat dalam kitab
al-Majmû’ Syarh al-Muhadzab, juz VI, hlm. 21:
وَأَمَّا تَقْبِيْلُ خَدِّ وَلَدِهِ الصَّغِيْرِ
وَوَلِدِهِ قَرِيْبَةٍ وَصَدِيْقِهِ وَغَيْرِهِ مِنْ صِغَارِ الْأَطْفَالِ الذَّكَرِ
وَالْأُنْثَى عَلَى سَبِيْلِ الشُّفْقَةِ وَالرَّحْمَةِ وَاللُّطْفِ فَسُنَّةٍ (المجموع شرح المهدب، ج
٦، ص ٢١)
3.
Merangkul
- Makruh,
merangkul orang lain tanpa adanya sesuatu, misalnya ia baru datang dari
bepergian dan lama tidak bertemu. Terdapat dalam kitab al-Majmû’ Syarh
al-Muhadzab, juz VI, hlm. 21:
وَأَمَّا الْمُعَانِقَةُ وَتَقْبِيْلُ
وَجْهِ غَيْرِ الْقَادِمِ مِنْ سَفَرٍ وَنَحْوِهِ غَيْرِ الْطِفْلِ فَمَكْرُوْهَانِ،
صَرَّحَ بِكَرَاهَتِهِمَا الْبَغَوِىُ وَغَيْرُهُ (المجموع شرح المهدب، ج ٦، ص ٢١)
- Sunnah,
merangkul orang lain dalam keadaan ia baru datang dari bepergian yang jauh.
Terdapat dalam al-Majmû’ Syarh al-Muhadzab, juz VI, hlm. 21:
وَهَذَ الَّذِي ذَكَرَنَاهُ فِي التَّقْبِيْلِ
وَالْمُعَانَقَةِ أَنَّهُ يُسْتَحَبُّ عِنْدَ الْقُدُوْمِ مِنْ سَفَرٍ وَنَحْوِهِ وَمَكْرُوْهٌ
فِي غَيْرِهِ (المجموع شرح المهدب، ج ٦، ص ٢١)
0 Response to "Hukum Mencium Tangan, Mencium Pipi, Dan Merangkul Orang Lain"
Posting Komentar