a. Tidak boleh. Menurut jumhur ulama’ hukum berjabat tangan
antara laki-laki dengan wanita lain (ghoiru mahrom) adalah tidak
diperbolehkan. Hal ini diterangkan dalam kitab Tanwir al-Qulub hal. 199 dan Hasyiyah
as-Shawi ‘ala Syarhi as-Shaghir.
وَتَحْرُمُ
مُصَافَحَةُ الرَّجُلِ لِلْمَرْأَةِ اْلأَجْنَبِيَّةِ مِنْ غَيْرِ حَائِلٍ وَكَذَا
اْلأَمْرَادُ الْجَمِيْلُ (تنوير القلوب ص 199)
قَوْلُهُ:
[وَلاَ تَجُوزُ مُصَافَحَةُ الرَّجُلِ الْمَرْأَةَ]: أَيْ الْأَجْنَبِيَّةَ
وَإِنَّمَا الْمُسْتَحْسَنُ الْمُصَافَحَةُ بَيْنَ الْمَرْأَتَيْنِ لَا بَيْنَ
رَجُلٍ وَامْرَأَةٍ أَجْنَبِيَّةٍ، (حاشية الصاوى على الشرح الصغير)
b. Makruh. Menurut Imam Ahmad bin Hambal, hukum
berjabat tangan antara orang laki-laki dengan perempuan lain adalah makruh. Hal
ini diterangkan dalam kitab Masail al-Imam Ahmad bin Hambal
وَكَرَهَ اْلإِمَامُ أَحْمَدُ
مُصَافَحَةَ النِّسَاءِ،
وَشَدَّدَ أَيْضاً حَتَّى الْمُحْرِمِ . (مسائل الإمام أحمد بن حنبل)
c. Boleh. Menurut Syekh Muhammad Amin al-Kurdi, hukum
berjabat tangan antara orang laki-laki dan perempuan boleh tetapi dengan syarat
harus menggunakan satir seperti kaos tangan atau yang lainnya.
وَتَحْرُمُ
مُصَافَحَةُ الرَّجُلِ لِلْمَرْأَةِ اْلأَجْنَبِيَّةِ مِنْ غَيْرِ حَائِلٍ وَكَذَا
اْلأَمْرَادُ الْجَمِ يْ لُ (تنوير القلوب ص 199)
Dalam kitab syarh an-Nail wa Syifa’
al-‘Aliil juz 9 hal 436 dijelaskan bahwa Rasulullah bersabda “Barang siapa
berjabat tangan dengan orang yang alim maka fadhilahnya adalah seperti berjabat
tangan denganku (Rasulullah)”. Dari sinilah diperbolehkan berjabat tangan bagi
orang perempuan, bocah atau budak wanita kepada para alim yang betul-betul
menyatukan hatinya dengan Allah Swt.
فَصْلٌ
"لاَ تَفْتَرِقُ كَفَّا مُتَصَافِحَيْنِ فِي اللَّهِ حَتَّى تَتَنَاثَرَ
ذُنُوبُهُمَا كَالْوَرَقِ" رُوِيَ ذَلِكَ، وَأَنَّهُ "مَنْ صَافَحَ
عَالِمًا فَكَأَنَّمَا صَافَحَنِي" ، وَجَازَتْ مُصَافَحَةُ مُوَحِّدٍ وَإِنْ
أُنْثَى أَوْ صَغِيرًا ، أَوْ رَقِيقًا إنْ لَمْ يَكُنْ كَبَاغٍ( شرح النيل وشفاء العليل)
0 Response to "Hukum Berjabat Tangan dengan Ghoiru Mahrom"
Posting Komentar