Shalat tidak wajib bagi orang gila karena tidak terkena tuntutan
agama (taklif), apakah orang gila wajib mengqadha’ shalat yang telah ditinggalkan
setelah sembuh?
Tidak wajib, karena orang gila itu mendapat rukhshah (keringanan).
بِخِلَافِ زَمَنِ الْحَيْضِ وَالنِّفَاسِ
فِيْهَا كَمَا يَأْتِى وَالْفَرْقُ أَنَّ إِسْقَاطَ الصَّلَاةِ عَنِ الْحَائِضِ وَالنُّفَسَاءِ
عَزِيْمَةٌ وَعَنِ الْمَجْنُوْنِ رُخْصَةٌ وَالْمُرْتَدُّ لَيْسَ مِنْ أَهْلِهَا (حاشيه
الجمل على شرح المنهج، ج 1، ص 452)
0 Response to "Hukum Mengqadha’ Shalat bagi Orang Gila ketika Sembuh"
Posting Komentar