Ketika awal (megengan) dan akhir bulan Ramadhan (pada hari
raya Idul Fitri), dan mauludan, biasanya masyarakat banyak yang
mengadakan penyembelihan ayam dengan tujuan selametan atau tasyakuran
(bersyukur) atas nikmat yang telah diberikan oleh Allah. Dalam penyembelihan
hewan tersebut disunnahkan dengan memakai sebuah pisau yang tajam, akan tetapi
ada juga sebagian orang dalam menyembelih ayam memakai bambu tajam (dalam
bahasa Jawa disebut silatan). Dalam pandangan agama Islam, apakah ada
pendapat yang membolehkan menyembelih hewan dengan menggunakan silatan/
bambu yang tajam?
Hukum menyembelih hewan dengan silatan (alat yang terbuat dari
bambu yang tajam) adalah boleh. Hal ini diterangkan dalam kitab
al-Majmu’ Syarh al-Muhadzab sebagai berikut:
فَإِنْ ذُبِحَ بِحَجَرٍ مُحَدَّدٍ
أَوْ لِيْطَةٍ حَلَّ لِمَا ذَكَرْنَاهُ مِنْ حَدِيْثِ كَعْبٍ بِنْ مَالِكِ فِي
الْمَرْأَةِ الَّتِيْ كَسَرَتْ حَجَرًا فَذَبَحَتْ بِهَا شَاةً وَلِمَا رُوِيَ
أَنَّ رَافِعَ بْنِ خَدِيْجِ قَالَ يَا رَسُوْلَ الله إِنَّا نَرْجُوْ أَنَّ
نَلْقَى الْعَدُوَّ غَدًا وَلَيْسَ مَعَنَا مُدًى أَفَنَذْبَحُ بِالْقَصَبِ
فَقَالَ رَسُوْلُ الله صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا أَنْهَرَ الدَّمَ
وَذُكِرَ اسْمُ اللهِ عَلَيْهِ فَكُلُوْا لَيْسَ السِّنَّ وَالظُّفْرَ
وَسَأُخْبِرُكُمْ ذَلِكَ أَمَّا السِّنُّ فَعَظْمٌ وَأَمَّا الظُّفْرُ فَمُدَى
الْحَبَشَةِ وَإِنْ ذُبِحَ بِسِنٍّ أَوْ ظُفْرٍ لَمْ يَحِلَّ لِحَدِيْثِ رَافِعٍ
بنِ خَدِيْجٍ (المجموع شرح المهذب، ج 9 ص 77)
Apabila hewan disembelih dengan batu yang tajam atau benda yang
tajam maka halal, karena ada hadits yang telah aku sebutkan dari haditsnya
Ka’ab bin Malik, dalam masalahnya perempuan yang memecah batu kemudian
menyem-belih dengan batu tersebut. Dan juga ada hadits yang diriwayatkan oleh
Rafi’ bin Khadij, dia berkata: Wahai Rasulullah sesungguhnya besok aku ingin
menyembelih hewan, akan tetapi tidak punya pisau, apakah aku boleh menyem-belih
dengan bambu? Rasululloh bersabda, “Segala sesuatu yang bisa meng-alirkan darah
dan disebut asma Allah atas penyembelihannya, maka makanlah, selain gigi dan
kuku dan akan aku beritahu kamu sesungguhnya gigi adalah tulang dan kuku adalah
alat penyembelihan kaum Habasah. Dan apabila disembelih dengan gigi atau kuku
maka tidak halal berdasarkan hadits Rafi’ bin Khadij. (al-Majmu’ Syarh
al-Muhadzdzab, juz 9, hal. 77)
0 Response to "Hukum Menyembelih Hewan dengan Silatan Bambu"
Posting Komentar