1. Syahid
‘Indallah (mati syahid menurut Allah) diantaranya:
a. Orang
yang meninggal karena dibunuh secara zhalim
b. Meninggal
karena tenggelam
c. Meninggal
karena terbakar
d. Meninggal
karena tertimpa bangunan
e. Meninggal
karena sakit perut
f. Meninggal
karena dilukai oleh orang lain
g. Meninggal
karena kerinduan
h. Meninggal
mendadak
i. Meninggal karena sakit waktu melahirkan
j. Meninggal di negeri orang kafir Harbi (Musuh)
Orang
yang meninggal di atas termasuk golongan yang wajib diperlakukan sebagaimana
mestinya (dimandikan dan dishalati).
2. Syahid Fid Dunya (mati syahid menurut manusia)
a. Orang yang meninggal sebagai pengatur strategi perang
yang tidak terjun langsung dalam medan peperangan.
b. Orang yang meninggal dunia dalam peperangan akan tetapi
memihak kepada kelompok lain.
c. Orang yang meninggal dunia dalam peperangan karena riya’
dan mencari popularitas.
Orang-orang
yang meninggal di atas sebagai syahid secara hukum, jadi tidak wajib dimandikan
dan dishalati.
3. Syahid Fid Dunya Wal Akhirat (mati syahid menurut
Allah dan manusia).
Yang termasuk golongan ini, yaitu orang yang meninggal
karena berperang membela agama Allah (fii sabilillah). Mayat
golongan ini tidak dimandikan dan tidak perlu dishalati. (Kifayah al-Akhyar,
Fashal Fii al-Mu’tadati al-Raj’iyah, juz I, hal.164).
وَاثْنَانِ لاَيُغَسَّلاَنِ وَلا
يُصَلَّى عَلَيْهِمَا: اَلشَّهِيْدُ فِى مَعْرَكَةِ اْلكُفَّارِ وَالسِّقْطُ
اَّلذِى لَمْ يَسْتَهِلْ
Dan dua orang yang
tidak dimandikan dan tidak dishalati atas mereka: (1) orang yang meninggal dalam medan pertempuran melawan orang-orang kafir dan (2) janin yang jatuh (bayi kluron) yang belum sempat menangis.
(وَاثْنَانِ لاَ
يُغَسَّلاَنِ وَلَا يُصَلّى عَلَيْهِمَا الشَّهِيْدُ فِي مَعْرَكَةِ الْكُفَّارِ
وَالسِّقْطُ الَّذِيْ لَمْ يَسْتَهِلْ ) وَيُصَلَّى عَلَيْهِ إِنْ اخْتَلَجَ اعْلَمْ أَنَّ الشَّهِيْدَ
يَصْدُقُ عَلَى كُلِّ مَنْ قُتِلَ ظُلْمًا أَوْ مَاتَ بِغَرَقٍ أَوْ حَرَقٍ أَوْ
هَدَمٍ أَوْ مَاتَ مَبْطُوْناً أَوْ مَاتَ عِشْقًا أَوْ كَانَتْ إِمْرَأَةٌ
وَمَاتَتْ فِي الطَّلْقِ وَنَحْوِ ذَلِكَ وَكَذَا مَنْ مَاتَ فُجْأَةً أَوْ فِي
دَارِ الْحَرْبِ قَالَهُ ابْنُ الرِّفْعَةُ وَمَعَ صِدْقِهِ أَنَّهُمْ شُهَدَاءٌ
فَهَؤُلَاءُ يُغْسَلُوْنَ وَيُصَلَّي عَلَيْهِمْ كَسَاِئرِ المْـَوْتَى وَمَعْنَى
الشَّهَادَةِ لَهُمْ أَنَّهُمْ أَحْيَاءٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُوْنَ. وَأَمَّا
مَنْ مَاتَ فِْي قِتَالِ الْكُفَّارِ مُدَبِّرًا غَيْرَ مُتَحَرِّفٍ لِقِتَالٍ
أَوْ مُتَحَيِّزًا إِلىَ الْفِئَةِ أَوْ كَانَ يُقَاتِلُ رِيَاءً وَسُمْعَةً
فَهَذَا شَهِيْدٌ فِي الْحُكْمِ بِمَعْنَى أَنَّهُ لَا يُغْسَلُ وَلَا يُصَلَّى
عَلَيْهِ وَهُوَ شَهِيْدٌ فِي الدُّنْيَا دُوْنَ الآخِرَةِ وَأَمَّا مَنْ مَاتَ
فِي قِتَالِ الْكُفَّارِ بِسَبَبِ الْقِتَالِ عَلَى الْوَجْهِ الْمَرْضِيِّ
فَهَذَا شَهِيْدٌ الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ. (كفاية الأخيار، فصل ويلزم في الميت، ج
1 ص 154)
0 Response to "Macam-macam Orang Mati Syahid"
Posting Komentar