1.
Shalat sunnah yang mengiringi shalat fardhu, seperti: shalat sunnah qobliyah dan ba’diyah (Rawatib)
2.
Shalat sunnah yang tidak mengiringi shalat Fardhu, antara lain:
·
Shalat Ba’da Wudlu’ (lisyukril wudhu’), yaitu shalat sunnah 2
rakaat yang dikerjakan setelah membaca do’a wudlu’.
Adapun niat shalatnya adalah sebagai berikut:
أُصَلِّي سُنَّةً لِّشُكْرِ
الْوُضُوْءِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ لِلهِ تَعَالَى
·
Shalat Tahiyat al-Masjid, yaitu shalat
sunnah dengan jumlah 2 raka’at yang dilakukan ketika memasuki masjid sebelum
duduk. Adapun niat shalatnya adalah sebagai berikut:
أُصَلِّي سُنَّةً تَحِيَّةَ
الْمَسْجِدِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ لِلهِ تَعَالَى
·
Shalat Taubat, yaitu shalat sunnah yang dilakukan untuk memohon ampunan
atas segala dosa yang telah dilakukan. Adapun niat shalatnya adalah sebagai
berikut:
أُصَلِّي سُنَّةً لِلتَّوْبَةِ
رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ لِلهِ تَعَالَى
·
Shalat Lidaf’il Bala’, yaitu shalat sunnah 2 rakaat yang bertujuan
agar kita terhindar dari segala mara bahaya. Adapun niat shalatnya adalah
sebagai berikut:
أُصَلِّي سُنَّةً لِدَفْعِ الْبَلَاءِ
رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ لِلهِ تَعَالَى
·
Shalat Tasbih, yaitu shalat sunnah 4 raka’at dengan dua salam yang
di dalamnya terdapat bacaan tasbih pada setiap raka’at. Cara
mengerjakannya: ketika selesai membaca al-Fatihah dan surat pada tiap-tiap
raka’at lalu:
1)
Membaca tasbih sebanyak 15 kali
2)
Membaca tasbih sebanyak 10 kali ketika ruku’
3)
Membaca tasbih sebanyak 10 kali ketika i’tidal
4)
Membaca tasbih sebanyak 10 kali ketika sujud
5)
Membaca tasbih sebanyak 10 kali ketika duduk diantara dua sujud
6)
Membaca tasbih sebanyak 10 kali ketika sujud kedua
7)
Membaca tasbih sebanyak 10 kali ketika duduk istirahat
Adapun niat shalatnya adalah sebagai berikut:
أُصَلِّي سُنَّةَ التَّسْبِيْحِ
أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ لِلهِ تَعَالَى
·
Shalat Liqadha’il Hajat, yaitu shalat
yang bertujuan untuk memohon agar hajat/kebutuhan kita segera dicukupi oleh
Allah Swt. Cara mengerjakannya: pada sujud terakhir setelah mem-baca tasbih,
kemudian berdo’a meminta apa hajat kita, tapi dengan catatan harus di dalam
hati tidak boleh dilafadzkan, karena kalau dilafadzkan di lisan akan
membatalkan shalat. Shalat ini berjumlah 2 raka’at, adapun niat shalatnya adalah sebagai berkut:
أُصَلِّي سُنَّةً لِقَضَاءِ
الْحَاجَةِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ لِلهِ تَعَالَى
·
Shalat Tahajjud, yaitu shalat sunnah yang dikerjakan pada waktu
malam hari dengan jumlah rakaat paling sedikit 2 raka’at dan paling banyak tak
terbatas. Waktu pelaksanaannya adalah setelah shalat isya’ sampai shubuh, dan
lebih utama dilakukan setelah bangun tidur di malam hari, dan waktu
pelaksanaannya ada 3:
1)
Sepertiga pertama, yaitu dari jam 7-10 malam (waktu utama)
2)
Sepertiga kedua, yaitu dari jam 10-1 malam (waktu lebih utama)
3)
Sepertiga ketiga, yaitu dari jam 1 malam sampai masuknya waktu shubuh
(waktu yang paling utama).
Adapun niat shalatnya adalah sebagai berikut:
أُصَلِّي سُنَّةً لِتَّهَجُّدِ
رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ لِلهِ تَعَالَى
·
Shalat Tsubutul Iman, yaitu shalat sunnah yang bertujuan agar diberi
kekuatan iman. Shalat ini berjumlah 2-6 raka’at. Adapun niat shalatnya adalah
sebagai berikut:
أُصَلِّي سُنَّةً لِثُبُوْتِ
الْإِيْمَانِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ لِلهِ تَعَالَى
·
Shalat Istikharah, yaitu shalat sunnah yang dilakukan untuk meminta
petunjuk kepada Allah Swt. Atas segala kebingungan, pertanyaan atau
ketidaktahuan. Shalat ini lebih utama dikerja-kan pada waktu malam hari
sebanyak 2 raka’at. Adapun niat shalatnya adalah sebagai berikut:
أُصَلِّي سُنَّةَ الْاِسْتِخَارَةِ
رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ لِلهِ تَعَالَى
·
Shalat Tarawih, yaitu shalat sunnah yang hanya dilakukan pada bulan
ramadlan, baik dilakukan sendiri maupun secara berjama’ah. Adapun mengenai
jumlah raka’atnya ulama’ berbeda pendapat, keterangan perbedaan pendapat ulama’
mengenai jumlah rakaat shalat tarawih kami terangkan setelah ini. Niat
shalatnya adalah sebagai berikut:
أُصَلِّي سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ
رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ لِلهِ تَعَالَى
·
Shalat Dhuha, yaitu shalat sunnah yang dikerjakan pada waktu
matahari terbit (waktu dhuha) atau sekitar pukul 07.00 sampai pukul 11.00 WIB.
Yang dikerjakan sekurang-kurangnya 2-12 raka’at. Adapun niat shalatnya adalah
sebagai berikut:
أُصَلِّي سُنَّةَ الضُّحَى
رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ لِلهِ تَعَالَى
·
Shalat Awwabin, yaitu shalat sunnah yang dikerjakan antara waktu
Maghrib dan waktu isya’ dengan jumlah rakaat sebanyak 2-20 rakaat. Adapun niat
shalatnya adalah sebagai berikut:
أُصَلِّي سُنَّةَ الْأَوَّبِِيْنَ
رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ لِلهِ تَعَالَى
·
Shalat ketika pulang dari bepergian, shalat sunnah 2 rakaat yang dikerjakan
setelah kita kembali dari bepergian. Adapun niat shalatnya adalah sebagai
berikut:
أُصَلِّي سُنَّةً لِقُدُوْمِ
السَّفَرِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ لِلهِ تَعَالَى
·
Shalat Ba’da Akad Nikah, yaitu shalat sunnah 2 rakaat yang
dikerjakan setelah selesai melaksanakan akad nikah bagi pengantin baru, agar
nikahnya diridloi oleh Allah Swt.. Adapun niat shalatnya adalah sebagai
berikut:
أُصَلِّي سُنَّةً لِعَقْدِ النِّكَاحِ
رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ لِلهِ تَعَالَى
·
Shalat Sunnah Mutlaq, yaitu shalat sunnah 2 rakaat yang dikerjakan
kapanpun dan dimanapun. Adapun niat shalatnya adalah sebagai berikut:
أُصَلِّي سُنَّةَ الْمُطْلَقِ
رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ لِلهِ تَعَالَى
· Shalat Witir, yaitu shalat sunnah dengan raka’at ganjil. (1-11
raka’at) yang biasanya dikerjakan shalat tarawih. Adapun niatnya adalah sebagai
berikut:
أُصَلِّي سُنَّةً رَكْعَةَ الْوِتْرِ
مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ لِلهِ تَعَالَى
Dan masih banyak lagi shalat sunnah yang lain.
Keterangan tentang shalat-shalat sunnah ini diambil dari kitab
Tanwir al-Qulub, hal. 200-206 dan kitab Nihayah az-Zain, hal. 98-116.
Dalam setiap shalat sunnah yang telah disebutkan di atas,
disunnahkan berdo’a kepada Allah Swt. dalam hati ketika sujud terakhir, karena
waktu itu merupakan waktu yang mustajabah, namun tidak diperkenankan berdo’a
dengan bersuara karena bisa menyebab-kan batalnya shalat. Dalil yang
menjelaskan tentang kesunnahan berdo’a ketika sedang sujud adalah sebagai
berikut:
رَوَيْنَا فِي (صَحِيْحِ مُسْلِمٍ)
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ فَأَمَّا الرُّكُوْعُ فَعَظِّمُوْا فِيْهِ الرَّبَّ
وَأَمَّا السُّجُوْدُ فَاجْتَهِدُوْا فِيْهِ بِالدُّعَاءِ فَقِمْنَ أَنْ يُسْتَجَابَ
لَكُمْ. (الأذكار النووى ص 45)
Kami meriwayatkan dalam shahih muslim dari ibn
Abbas bahwa Rasulullah Saw. Bersabda: Ketika ruku’ agungkanlah Tuhan dan ketika
sujud bersungguh-sungguhlah dengan berdo’a, maka niscaya Dia mengabulkan
do’amu. (al-Adzkar al-Nawawi, hal. 45)
0 Response to "Macam-macam Shalat Sunnah"
Posting Komentar