Menurut hukum syara’ umat memiliki hak untuk memilih dan mengangkat
seorang khalifah. Masyarakat memiliki pemimpin yang sesuai dengan hak
pilihannya, akan tetapi di dalam perjalannya ada sebagian masyarakat yang tidak
puas atas kepemimpinan orang tersebut, sehingga ada keinginan untuk
memberhentikan jabatan pemimpin tersebut yang masih belum habis masa
jabatannya.
Bagaimana hukum memberhentikan kepemimpinan orang tersebut?
a. Tidak
boleh menurunkan pemimpin tanpa adanya sebab.
b. Boleh
menurunkan pemimpin dikarenakan gila,
sakit yang bisa membuatnya lupa pada pengetahuan, dan mengalami suatu kecacatan
fisik yang bisa mengganggu dalam melaksanakan kepemimpinannya.
Catatan: apabila seorang pemimpin tidak mampu melaksanakan mandat
maka harus turun dari jabatannya.
قَالَ السَّعْدُ فِى شَرْحِ الْمَقَاصِدِ
وَلَايَجُوْزُ خَلْعُ الْاِمَامِ بِلَا سَبَبٍ، وَلَوْ خَلَعُوْهُ لَمْ يَنْفُذْ وَاِنْ
عَزَلَ نَفْسَهُ، فَاِنْ كَانَ عَجَزَ عَنِ الْقِيَامِ بِالْاَمْرِ إنْعَزَلَ، وَاِلَّافَلَا، وَلَا يَنْعَزِلُ الْاِمَامُ بِاْلفِسْقِ وَالْاِغْمَاءِ،
وَيَنْعَزِلُ بِالْجُنُوْنِ، وَالْعَمَى، وَالصَّمَمِ، وَالْخَرَسِ، وَبِالْمَرْضَى
الَّذِى يَنْسِيْهِ الْعُلُوْمَ (المجموع شرح المهذب، ج 23، ص 582)
Juga diterangkan dalam kitab Raudhah al-Thalibin hlm. 1717:
الرَّابِعَةُ لَا يَجُوْزُ خَلْعُ الْإِمَامِ
بِلَا سَبَبٍ فَلَوْ خَلَعُوْهُ لَمْ يَنْخَلِعْ وَلَوْ خَلَعَ الإِمَامُ نَفْسَهُ
نُظِرَ إِنْ خَلَعَ لِعَجْزِهِ عَنِ القِيَامِ بِأُمُوْرِ المُسْلِمِيْنَ لِهَرَمٍ
أَوْ مَرَضٍ وَنَحْوِهِمَا اِنْعَزَلَ ثُمَّ إِنْ وَلَّى غَيْرَهُ قَبْلَ عَزْلِ نَفْسِهِ
انْعَقَدَتْ وِلَايَتُهُ وَإِلَّا فَيُبَايِعُ النَّاسُ غَيْرَهُ وَإِنْ عَزَلَ نَفْسَهُ
بِلَا عُذْرٍ فَفِيْهِ أَوْجُهٌ أَصَحُّهَا لَا يَنْعَزِلُ وَبِهِ قَطَعَ صَاحِبُ البَيَانِ
وغَيْرُهُ (روضة الطالبين، ص 1717)
0 Response to "Menurunkan Pemimpin tanpa Sebab"
Posting Komentar