Di kota-kota besar undangan pesta seringkali dilakukan dengan
fasilitas dan hiburan yang serba mewah, ketersediaan fasilitas dan hidangan VIP
memang mengundang selera. Namun kadang ketersediaan tempat duduk terbatas
sehingga banyak tamu yang makan atau minum sambil berdiri.
Bagaimana pandangan fiqih mengenai
hukum minum sambil berdiri?
a. Tidak boleh, karena Rasulullah melarang minum sambil
berdiri. Sebagaimana dijelaskan dalam kitab Sunan Ibn Mâjah, juz II, hlm. 352,
hadits 3424 dan Riyadh al-Shalihin, hlm. 323:
حَدَثَّنَا حُمَيْدُ بْنُ مَسْعَدَةَ.
حَدَثَّنَا بِشْرُ بْنِ الْمُفَضِّلِ، حَدَثَّنَا سَعِيْدٌ عَنْ قَتَادَةَ، أنَّ رَسُوْلَ
اللِه صَلَى اللُه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى عَنِ الشُرْبِ قَائِمًا (سنن ابن ماجه،
ج 2، ص 325، رقم الحديث 3424)
لَا يَشْرَبَنَّ أَحَدٌ مِنْكُمْ قَائِمًا،
وَمَنْ نَسِىَ فَلْيَسْتَقِئَ رَوَاهُ مُسْلِمٌ (رياض الصالحين، ص 363)
b. Boleh, minum dengan berdiri karena terdesak atau
kondisi tidak memungkinkan untuk duduk, terburu-buru untuk mengejar waktu.
Sebagaimana dijelaskan dalam kitab Sunan Ibn Mâjah, juz II, hlm.
324, hadits 3422 dan kitab Riyadh al-Shalihin, hlm. 361:
حَدَثَّنَا سُوَيْدُ بْنُ سَعِيْدٍ. حَدَثَّنَا
عَلِيُّ بْنُ مُسْهِرٍ، عَنْ عَاصِمٍ، عَنِ الشَعْبِيِّ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ. قَالَ
سَقَيْتُ النَبِيَّ صَلَّى اللهِ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ زَمْزَمَ. فَشَرِبَ قَائِمًا.
فَذَكَرْتُ ذَلِكَ لِعِكْرِمَةَ، فَحَلَفَ بِاللهِ، مَا فَعَلَ (سنن ابن ماجه، ج 2،
ص 324، رقم الحديث 3422)
سَقَيْتُ النَبِيَ صَلَّى اللهِ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ مِنْ زَمْزَمَ فَشَرِبَ وَهُوَ قَائِمٌ (رياض الصالحين، ص 361)
0 Response to "Hukum Minum sambil Berdiri"
Posting Komentar