HUKUM AIR MUSTA’MAL
DIGUNAKAN UNTUK BERSUCI
Air musta’mal adalah air yang telah digunakan untuk menghilangkan hadas atau najis, seperti air yang telah digunakan untuk berwudhu atau mandi. Air musta’mal termasuk air yang suci tidak mensucikan, bagaimana hukumnya jika air musta’mal digunakan untuk bersuci?
A. Tidak boleh
Menurut Imam Abu Hanifah, Imam Syafi’i dan Ahmad
bin Hanbal Air musta’mal tidak boleh digunakan untuk bersuci karena
tergolong air yang suci tapi tidak mensucikan.
B.
Boleh
Menurut Az-Zuhri, Auza'i, Abu Tsur serta Imam
Dawud Air musta'mal boleh digunakan untuk bersuci karena tergolong air
yang suci mensucikan
وَأَمَّا الْمَسْأَلَةُ الثَّانِيَةُ وَهِيَ
كَوْنُهُ لَيْسَ بِمُطَهِّرٍ فَقَالَ بِهِ أَيْضًا أَبُو حَنِيفَةَ وَأَحْمَدُ وَهُوَ
رِوَايَةٌ عَنْ مَالِكٍ وَلَمْ يَذْكُرْ ابْنُ الْمُنْذِرِ عَنْهُ غَيْرَهَا وَذَهَبَ
طَوَائِفُ إلَى أَنَّهُ مُطَهِّرٌ وَهُوَ قَوْلُ الزُّهْرِيِّ وَمَالِكٍ وَالْأَوْزَاعِيِّ
فِي أَشْهَرِ الرِّوَايَتَيْنِ عَنْهُمَا وَأَبِي ثَوْرٍ وَدَاوُد قَالَ ابْنُ الْمُنْذِرِ
وَرُوِيَ عَنْ عَلِيٍّ وَابْنِ عُمَرَ وَأَبِي أُمَامَةَ وَعَطَاءٍ وَالْحَسَنِ وَمَكْحُولٍ
وَالنَّخَعِيِّ أَنَّهُمْ قَالُوا فِيمَنْ نَسِيَ مَسْحَ رَأْسِهِ فَوَجَدَ فِي لِحْيَتِهِ
بَلَلًا يَكْفِيهِ مَسْحُهُ بِذَلِكَ الْبَلَلِ: قَالَ ابْنُ الْمُنْذِرِ وَهَذَا يَدُلُّ
عَلَى أَنَّهُمْ يَرَوْنَ الْمُسْتَعْمَلَ مُطَهِّرًا قَالَ وَبِهِ أَقُولُ (المجموع
شرح المهذب: ج 1، ص 153)
Masalah kedua adalah air musta'mal, yang hukumnya
sebagai berikut; pendapat pertama Tidak mensucikan, pendapat ini diperkuat oleh
Imam Abu Hanifah, Ahmad bin Hanbal dan satu riwayat lain dari Imam Malik.
Sedangkan Ibnu Mundzir tidak menyebutkan riwayat lain dari Imam Malik. Pendapat
kedua menurut pendapat Az-Zuhri, riwayat yang paling masyhur dari Imam Malik,
Auza'i, Abu Tsur serta Imam Dawud: Bahwa air musta'mal tergolong air yang
mensucikan. Sedangkan Ibnu Mundzir memberi komentar bahwa shahabat Ali, Ibnu
Umar, Abi Umamah, Atha', Hasan, Makhul dan An-Nakhoi' berpendapat orang yang
lupa mengusap kepala, kemudian diketahui pada jenggotnya terdapat basah-basah,
lalu digunakan untuk mengusap kepala, hal itu dianggap mencukupi. Ibnu Mundzir
berkata: ini menunjukkan bahwa mereka berpendapat air musta'mal termasuk air
yang mensucikan, dan pendapat inilah yang saya ikuti (al-Majmu’ Syarh al-Muhadzab, 1:153).
0 Response to "HUKUM AIR MUSTA’MAL DIGUNAKAN UNTUK BERSUCI"
Posting Komentar