HUKUM BERSIWAK DENGAN SIKAT GIGI
Tujuan bersiwak ialah untuk membersihkan
gigi dan mulut dari sisa makanan, bersiwak merupakan sunnah nabi, tak
lepas pula dari tujuan menyikat gigi, namun bila bersiwak diganti dengan
sikat gigi apakah masuk dalam kategori bersiwak?
Sikat gigi termasuk bersiwak. Namun Ketika
ingin mendapat pahala bersiwak maka harus dengan niat bersiwak.
تَعْرِيْفُ السِّوَاكِ: السِّوَاكُ لُغَةً:
الدَّلْكُ وَآلَتُهُ. وَشَرْعاً: اسْتِعْمَالُ عَوْدٍ أَوْ نَحْوِهَ كَأَشْنَانٍ وَصَابُوْنٍ،
فِي الْأَسْنَانِ وَمَا حَوْلَهَا، لِيُذْهِبَ الصُّفْرَةُ وَغَيْرَهَا عَنْهَا. (الفقه
الإسلامي وأدلته للزحيلي: ج 1، ص 454)
“Siwak
adalah penggunaan kayu atau sejenisnya seperti kayu asnan dan pasta gigi, untuk
membersihkan bagian gigi dan sekitarnya, supaya kotoran (gidal) dan sejenisnya
bisa hilang.” (al-Fiqhu al-Islami Wa Adillatuhu, 1:454)
وَهُوَ لُغَةً الدَّلْكُ، وَآلَتُهُ، وَشَرْعًا
اسْتِعْمَالُ عُودٍ أَوْ نَحْوِهِ كَأَشْنَانٍ فِي الْأَسْنَانِ، وَمَا حَوْلَهَا
(أسنى المطالب في شرح روض الطالب: ج 1، ص 35)
Siwak secara bahasa adalah menggosok dan alat
menggosok. Secara syara’ siwak adalah menggunakan kayu atau sejenisnya seperti
menggunakan kayu asnan untuk mensikati gigi dan sekitarnya (Asna Mathalib fi
Syarh Raudha al-Thalib, 1:35)
(قَوْلُهُ: وَيَنْبَغِي أَنْ
يَنْوِيَ بِالسِّوَاكِ السُّنَّةَ) أَيْ حَيْثُ لَمْ يَكُنْ فِي ضَمَنِ عِبَادَةٍ،
فَإِنْ كَانَ فِي ضَمَنِهَا كَالْوُضُوْءِ لَمْ يَحْتَجْ لِنِيَّةٍ لِشُمُوْلِ نِيَّتِهَا
لَهُ (إعانة الطالبين على حل ألفاظ فتح المعين: ج 1، ص 59)
Maksud dari ungkapan sebaiknya ketika bersiwak
berniat melakukan kesunnahan agar mendapat kan pahala itu berlaku Ketika
bersiwak di luar ibadah jika siwakan masih masuk dalam ranah ibadah seperti
bersiwak Ketika wudhu’ maka tidak membutuhkan niat karena niatnya sudah masuk
dalam niatnya wudhu’ (I’anah al-Thalibin ala Halli Alfadzi Fath al-Muin, 1:59).
0 Response to "HUKUM BERSIWAK DENGAN SIKAT GIGI"
Posting Komentar