HUKUM MEMPELAJARI ILMU
HAID
Haid adalah perubahan fisiologis yang terjadi
secara berkala pada seorang wanita. Hal ini sangat penting untuk di mengerti
oleh seorang wanita, bahkan orang
laki-laki pun juga wajib mengerti tentang hukum haid agar nantinya dapat
mengajari istrinya yang belum paham tentang haid. Saat ini sering dijumpai
seorang wanita mengabaikan hukum haid, padahal itu penting bagi dirinya.
Terkait hal ini bagaimana jika wanita tersebut tidak paham tentang hukum haid?
Wajib bagi seorang
wanita untuk belajar tentang hukum-hukum haid, istihadloh, dan nifas.
Jika dia telah bersuami dan suaminya alim maka wajib bagi suami untuk
mengajarinya. Jika suaminya tidak alim maka istri wajib keluar untuk
belajar kepada ulama’ dan haram bagi suami untuk melarangnya belajar.
(خَاتِمَةٌ) يَجِبُ عَلَى الْمَرْأَةِ
تَعَلُّمُ مَا تَحْتَاجُ إلَيْهِ مِنْ أَحْكَامِ الْحَيْضِ وَالِاسْتِحَاضَةِ وَالنِّفَاسِ
فَإِنْ كَانَ زَوْجُهَا عَالِمًا لَزِمَهُ تَعْلِيمُهَا وَإِلَّا فَلَهَا الْخُرُوجُ
لِسُؤَالِ الْعُلَمَاءِ بَلْ يَجِبُ وَيَحْرُمُ عَلَيْهِ مَنْعُهَا إلَّا أَنْ يَسْأَلَ
هُوَ وَيُخْبِرَهَا فَتَسْتَغْنِي بِذَلِكَ وَلَيْسَ لَهَا الْخُرُوجُ إلَى مَجْلِسِ
ذِكْرٍ أَوْ تَعَلُّمِ خَيْرٍ إلَّا بِرِضَاهُ وَإِذَا انْقَطَعَ دَمُ النِّفَاسِ أَوِ
الْحَيْضِ وَاغْتَسَلَتْ أَوْ تَيَمَّمَتْ حَيْثُ يُشْرَعُ لَهَا التَّيَمُّمُ فَلِلزَّوْجِ
أَنْ يَطَأَهَا فِي الْحَالِ مِنْ غَيْرِ كَرَاهَةٍ فَإِنْ خَافَتْ عَوْدَ الدَّمِ
اُسْتُحِبَّ لَهُ التَّوَقُّفُ فِي الْوَطْءِ احْتِيَاطًا(تحفة المحتاج في شرح المنهاج
وحواشي الشرواني والعبادي: ج 1، ص 414)
Wajib bagi seorang wanita belajar tentang
hukum-hukum haid, istihadloh, dan nifas yang ia butuhkan. Jika suaminya adalah
orang yang alim, maka dia wajib mengajari istrinya. Jika tidak alim, maka boleh
bagi seorang istri untuk keluar bertanya kepada ulama’, bahkan hukumnya adalah
wajib dan haram bagi seorang suami melarang istrinya keluar untuk bertanya,
kecuali dia memintanya untuk memberi kabar maka hal tersebut tidak dibutuhkan.
Seorang istri tidak boleh keluar ke majelis dzikir atau ilmu kecuali mendapat
ridhonya suami. Ketika darah nifas atau haid berhenti kemudian dia mandi atau
tayamum maka boleh bagi suami menjima’nya seketika itu tanpa memaksanya. Jika
seorang istri khawatir darahnya kembali maka disunnahkan bagi suami untuk
menghentikan jima’nya karena khawatir. (Tuhfah al-Muhtaj fi Syarh al-Minhaj wa
Hawasyi al-Syarwani wa al-Ubadi, 1:414)
0 Response to "HUKUM MEMPELAJARI ILMU HAID"
Posting Komentar