Do’a itu otak ibadah (اَلدُّعَآءُ مُخُّ الْعِبَادَةِ) berusaha tanpa do’a tidak patut begitu juga dengan berdo’a tanpa usaha juga tidak patut, kedua-keduanya hendaknya dilakukan dengan bersamaan, usaha sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya, akan tetapi berdo’a hendaknya dilakukan dengan semestinya bukan yang aneh-aneh dimana berdo’a menengadah kepala ke atas, tangan diangkat setinggi-tingginya, mata diratakan ke atas seakan-akan sudah khusyu’ menurut mereka, padahal berdo’a dengan demikian dilarang, sesuai dengan sabda Nabi Dalam kitab Ihya’ Ulumuddin dibawah ini:
قَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيَنْتَهِيَنَّ
أَقْوَامٌ عَنْ رَفْعِ أَبْصَارِهِمْ إِلَى السَّمَاءِ عِنْدَ الدُّعَاءِ اَوْ لَتُخْطَفَنَّ
أَبْصَارُهُمْ (إحياء علوم الدين، ج 1، ص 307)
Nabi saw. bersabda: “Hendaknya kaum-kaum itu
menghentikan dari mengangkat pandangan mereka ke langit atau memejamkan matanya
ketika berdo’a”. (Ihyaa’ ‘Uluum ad-Diin, 1: 307)
Posting Komentar untuk "Jangan Melihat ke Atas di Waktu Berdoa"