Pada umumnya pelaksanaan shalat dua
hari raya besar Islam (‘Idul Adha dan ‘Idul Fitri) dilakukan di masjid atau
lapangan dengan cara berjama’ah. Namun bagaimanakah pandangan agama, apabila
shalat dua hari raya tersebut dilaksanakan sendirian tanpa berjamaah?
a. Tidak boleh, karena shalat ‘Ied tidak bisa
dikerjakan sekiranya shalat Jum’at tidak bisa dikerjakan.
وَقَالَ فِي
اْلإِمْلاَءِ وَالْقَدِيْمُ وَالصَّيْدُ وَالذَّبَائِحُ لاَ يُصَلَّى العِيْدُ
حَيْثُ لاَ تُصَلَّى الْجُمْعَةُ فَمِنْ اَصْحَابِنَا مَنْ قَالَ فِيْهَا
قَوْلاَنِ أَحَدَهُمَا أَنَّهُمْ لاَ يُصَلُّوْنَ لِأَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى الله
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ بِمِنَى مُسَافِرًا يَوْمَ النَّحْرِ فَلَمْ يُصَلِّ
وَلِأَنَّهَا صَلاَةٌ تُشْرَعُ لَهَا اَلْخُطْبَةُ وَاجْتِمَاعُ الْكَافَّةِ لَمْ
يَفْعَلْهَا اَلْمُسَافِرُ كَالْجُمْعَةِ (المهذب في فقه الإمام الشافعي، ج 1، ص
226)
Imam Syafi’i
berpendapat dalam kitab Imla’ dan qoul qodim serta kitab ash-Shoid wa
adz-Dzabaih bahwa shalat Ied tidak bisa dikerjakan sekiranya shalat Jum’at juga
tidak bisa dikerjakan. Dalam kalangan Ashab as-Syafi’i terdapat 2 pendapat:
pendapat pertama menyatakan bahwa sesungguhnya bagi mereka (orang yang
sendirian, musafir, hamba dan wanita) tidak boleh mengerjakan shalat hari raya
karena Nabi Saw. ketika berada di Mina pada hari raya tidak mengerjakan shalat,
dan karena di dalam shalat hari raya juga disyari’atkan berkhutbah dan berkumpulnya
banyak orang yang tidak bisa dikerjakan oleh seorang musafir sebagaimana shalat
Jum’at. (al-Muhadzab fi Fiqhi al-Imam as-Syafi’i, juz 1, hal. 226)
b. Boleh
رَوَى
الْمُزَنِي اَنَّهُ تَجُوْزُ صَلاَةُ الْعِيْدِ لِلْمُنْفَرِدِ وَالْمُسَافِرِ
وَالْعَبْدِ وَالْمَرْأَةِ (المهذب
في فقه الإمام الشافعي، ج 1، ص 226)
Imam Muzani
meriwayatkan sesungguhnya diperbolehkan shalat Id (hari raya) bagi orang yang
sendirian, musafir, hamba dan wanita. (al-Muhadzab fi Fiqh al-Imam as-Syafi’i,
juz 1, hal. 226)
وَالثَّانِي
أَنَّهُمْ يُصَلُّوْنَ وَهُوَ الصَّحِيْحُ لِأَنَّهَا صَلاَةُ نَفْلٍ فَجَازَ
لَهُمْ فِعْلُهَا كَصَلاَةِ الْكُسُوْفِ وَمِنْ أَصْحَابِنَا مَنْ قَالَ يَجُوْزُ
لَهُمْ فِعْلُهَا قَوْلاً وَاحِدًا (المهذب في فقه الإمام الشافعي، ج 1، ص 226)
Pendapat yang
kedua sesungguhnya mereka (orang yang sendirian, musafir, hamba dan wanita)
boleh mengerjakan shalat menurut pendapat yang sahih, karena shalat hari raya
merupakan shalat sunnah maka boleh bagi mereka mengerjakannya seperti shalat
gerhana matahari. Menurut sebagian Ashab as-Syafi’i berpendapat dengan satu
pendapat: boleh bagi mereka (orang yang sendirian, musafir, hamba dan wanita)
mengerjakan shalat hari raya. (al-Muhadzab fi Fiqh al-Imam as-Syafi’i, juz 1,
hal. 226)
0 Response to "Hukum Melaksanakan Shalat Hari Raya Sendirian"
Posting Komentar