Rambut merupakan mahkota manusia yang diciptakan oleh Allah SWT.
yang mengandung hikmah dan manfaat, baik diketahui oleh manusia atau tidak.
Bagaimanakah hukum memanjangkan rambut dan memotongnya?
1.
Hukum
memanjangkan rambut
- Boleh, tidak ada larangan membiarkan rambut memanjang, bagi orang
yang rajin merawatnya, dan sebaliknya. Diterangkan dalam kitab al-Majmû’ Syarh
al-Muhadzab, juz II, hlm. 234.
2.
Hukum
memotong rambut
- Boleh, tidak ada larangan memotong rambut keseluruhan (gundul) bagi
yang bertujuan membersihkan diri. Diterangkan dalam kitab al-Majmû’ Syarh al-Muhadzab,
juz II, hlm. 234:
فرع: أَمَّا حَلْقُ جَمِيْعِ الرَّأْسِ،
فَقَالَ اْلغَزَالِىُّ: لَابَأْسَ بِهِ لِمَنْ أَرَادَ التَنْظِيْفَ، وَلَابَأْسَ بِتَرْ كِهِ لِمَنْ أَرَادَ دُهْنَهُ وَتَرْجِيْلَهُ.
هَذَا كَلَامُ اْلغَزَالِيِّ، وَكَلاَمُ غَيْرِهِ مِنْ أَصْحَابِنَا فِى مَعْنَاهُ
(المجموع شرح المهذب، ج 2، ص 234)
- Sunnah, bercukur gundul bagi laki-laki dalam tahallul haji, bayi
yang berumur 7 hari, dan orang kafir ketika masuk islam serta bagi orang yang
mempunyai penyakit pada kulit kepala, merasa kesulitan merawat rambut.
Diterangkan dalam kitab Bughyah al-Mustasyidîn, hlm. 19-20.
- Makruh, bagi orang yang berqurban pada tanggal 10 Dzulhijjah.
Diterangkan dalam kitab Bughyah al-Mustasyidîn, hlm. 19-20:
فَائِدَةٌ : يُسَنُّ حَلْقُ الرَّأْسِ
لِلرَّجُلِ فِي النُّسُكِ وَسَابِعِ الْوِلَادَةِ وَكَافِرٍ أَسْلَمَ، وَيُكْرَهُ لِلْمُضَحِّي
فِي عَشْرِ ذِي الْحِجَّةِ ، وَيُبَاحُ فِيْمَا عَدَا ذَلِكَ ، إِلَّا إِنْ تَأَذَّى
بِبَقَاءِ شَعْرِهِ أَوْ شَقَّ عَلَيْهِ تَعَهُّدُهُ فَيُنْدَبُ، اهــ إقناع وبجيرمى (بغية المسترشدين، ص 19-20)
0 Response to "Hukum Memanjangkan dan Memotong Rambut"
Posting Komentar