Hukum Memanjangkan Khutbah

     Seringkali kita menemukan ketika shalat jum’at خاطب (orang yang khutbah) memberikan ceramah yang sangat panjang dan lama, sehingga para jama’ah shalat jum’at mengantuk bahkan sampai tertidur.

Bagaimanakah hukum memanjangkan khutbah?
     Memanjangkan khutbah hukumnya makruh, sebagaimana termaktub dalam kitab Ithâf al-Sâdah al-Muttaqîn, hlm. 375:
وَكَرَهُوْا اَلتَّطْوِيْلَ مُطْلَقًا. وَمِنْهُمْ مِنْ كَرَهَهُ فِي اَيَّامِ الشَّتَّاءِ لِقَصْرِهَا (اتحاف السادة المتقين، ص 375 )
Catatan:
     Khutbah yang baik/ideal (yang disunnahkan) adalah tidak bertele-tele, bahasanya dapat dimengerti, tidak terlalu panjang dan tidak terlalu pendek atau sedang-sedang saja. 
وَيُسَنُّ اَنْ تَكُوْنَ اَلْخطْبَةُ فَصِيْحَةً جَزِلَةً لَامُبْتَذِلَّةً وَلَارَكِىْكَةً قَرِىْبَةً لِلْفَهْمِ لَاغَرِيْبَةً وَحْشِيَّةً اِذْ يَنْتَفِعُ بِهَا اَكْثَرُ النَّاسِ مُتَوَسِّطَةً لِاَنَّ الطَّوِيْلَ يُمِلُّ وَالْقَصِيْرَ يُخِلُّ (نهايةالزين، ص 142 )
وَمِنْهَا (سُنَنِ الْخُطْبَةِ) اَنْ لَايُطَوِّلَهَا وَلَايُخَفِّفَهَا، بَلْ تَكُوْنَ مُتَوَسِّطَةً (روضةالطالبين، ص 192)

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Hukum Memanjangkan Khutbah"

Posting Komentar