Sering kita jumpai di masjid-masjid
sebelum sholat Jum’at dilaksanakan, ta’mir mengumumkan bahwa masjid sedang membutuh-kan
dana untuk perbaikan bangunan masjid. Ta’mir pun memohon kepada para jama’ah
untuk sedikit menyisihkan hartanya demi kelancaran pembangunan. Sehingga tidak
jarang pula, kotak-kotak amal pun disebar di antara para jama’ah.
Namun, bagaimanakah hukum meminta
sumbangan dengan kotak amal yang berkeliling di antara jama’ah sholat?
a. Makruh, selama tidak menimbulkan gangguan (tasywisy),
jika menimbulkan tasywisy maka hukumnya haram.
وَيُكْرَهُ
الْمَشْيُ بَيْنَ الْمُصَلِّيْنَ لِلسُّؤَالِ وَدَوْرَانِ الْإِبْرِيْقِ
وَالْقِرَبِ لِسَقْيِ الْمَاءِ وَتَفْرِقَةِ الْأَوْرَاقِ (حاشية الجمل، ج 5، ص
481)
Dimakruhkan berjalan di antara
orang-orang yang sholat untuk meminta (shodaqoh), atau menjalankan teko atau
geriba (wadah air dari kulit) untuk memberi minum, atau untuk membagikan
kertas. (Hasyiah al-Jamal, juz 5, hal. 481)
ويُكْرَهُ
السُّؤَالُ فِيْهِ بَلْ يَحْرُمُ إِنْ شَوَّشَ عَلَى الْمُصَلِّيْنَ أَوْ مَشَى
أَمَامَ الصُّفُوْفِ أَوْ تَخَطَّى رِقَابَهُمْ (تحفة الحبيب على شرح الخطيب، ج 3،
ص 303)
Dimakruhkan meminta-minta di masjid,
bahkan bisa diharamkan jika sampai mengacau orang-orang yang sholat, atau
sampai berjalan di depan barisan, atau bahkan sampai melangkahi leher
orang-orang yang sholat. (Tuhfah al-Habib ‘ala Syarh al-Khotib, juz 3, hal.
303)
b. Boleh, jika kotak amal tersebut tidak sampai berjalan di depan shof-shof
jama’ah.
وَيُبَاحُ
التَّصَدُّق فِي الْمَسْجِدِ عَلَى غَيْرِ السَّائِلِ وَعَلَى مَنْ سَأَلَ لَهُ
الْخَطِيْبُ (الفقه على مذاهب الأربعة، ج 1، ص 397)
Dimakruhkan meminta shodaqoh di
masjid, dan dimakruhkan pula bershodaqoh kepada peminta-minta di dalamnya. Dan
bershodaqoh di masjid hanya diperbolehkan kepada selain peminta-minta, atau
kepada orang yang disuruh oleh khotib. (al-Fiqh ‘ala Madzahib al-Arba’ah, juz
1, hal. 397)
وَالْمُخْتَارُ
أَنَّ السَّائِلَ إِذَا كَانَ لاَ يَمُرُّ بَيْنَ يَدَيِ الْمُصَلِّي، وَلاَ
يَتَخَطَّى الرِّقَابَ، وَلاَ يَسْأَلُ إِلْحَافًا، بَلْ لِأَمْرٍ لاَ بُدَّ
مِنْهُ، فَلاَ بَأْسَ بِالسُّؤَالِ وَالإِعْطَاءِ (الموسوعة الفقهية الكويتية، ج
26، ص 341)
Pendapat yang dipilih adalah bahwa
jika si peminta tidak berjalan di depan orang yang sholat, tidak pula
melangkahi leher (orang yang sholat), serta tidak meminta dengan memaksa
melainkan dengan cara yang seharusnya, maka meminta (dengan cara demikian)
tidak apa-apa dan memberinya pun tidak apa-apa. (al-Mausu’ah al-Fiqhiyyah
al-Kuwaitiyah, juz 26, hal. 341)
0 Response to "Kotak Amal di Antara Jama’ah Sholat"
Posting Komentar