Sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari para pengusaha dan
penjual barang-barang rumah tangga yang bahannya terbuat dari bulu unggas
seperti ayam atau itik. Dan demi memenuhi kebutuhan pasar, para produsen
barang-barang rumah tangga tersebut tidak jarang mencabut bulu-bulu ayam atau
itik tersebut sebelum disembelih.
Bagaimanakah hukum menjual bulu itik atau ayam yang dicabut saat
ayam atau itik tersebut masih hidup?
Menjual bulu ayam atau itik yang dicabut saat keduanya hidup
hukumnya boleh dan sah, sebagaimana keterangan berikut ini:
وَالشَّعْرُ الْمَجْهُوْلُ اِنْفِصَالُهُ
هَلْ هُوَ فِيْ حَالِ حَيَاةِ الْحَيَوَانِ الْمَأْكُوْلِ أَوْ كَوْنُهُ مَأْكُوْلاً
أَوْ غَيْرُهُ طَاهِرٌ عَمَلاً بِالْأَصْلِ (حاشية البجيرمي، ج 1، ص 189)
Bulu yang tidak diketahui pisahnya, apakah bulu tersebut terpisah
saat hewan yang dapat dimakan (halal) itu dalam keadaan hidup atau sudah mati?
Atau binatang itu halal dimakan atau yang lain? Maka bulu tersebut hukumnya
suci, karena mengamalkan hukum asal. (Hasyiyah al-Bujairami ‘ala al-Khatib, juz
1, hal. 189)
(وَشُرِطَ فِيْ مَعْقُوْدٍ)
عَلَيْهِ مُثْمَنًا كَانَ أَوْ ثَمَنًا (مِلْكٌ لَهُ) أَيْ لِلْعَاقِدِ (عَلَيْهِ)...
إِلَى أَنْ قَالَ... (وَطُهْرُهُ) أَوْ إِمْكَانُ طُهْرِهِ بِغُسْلٍ (حاشية إعانة الطالبين،
ج 3، ص 9)
Syarat barang yang diakadi baik itu dagangan atau uangnya adalah
harus merupakan milik orang yang melakukan akad… sampai ungkapan muallif… dan
sucinya atau memungkinkan kesuciannya dengan cara dibasuh. (Hasyiah I’anah
at-Thalibin, juz 3, hal. 9)
0 Response to "Menjual Bulu Itik/Ayam yang Dicabut Saat Masih Hidup"
Posting Komentar