Manusia adalah makhluk yang paling mulia dalam penciptaannya
dibandingkan dengan makhluk-makhluk lainnya. Oleh karena itu ketika manusia
sudah meninggal dunia harus diberlakukan dengan terhormat, mulai dari tata cara
memandikannya, mengkafani, menyalati dan menguburkannya tidak boleh sembarangan
atau asal-asalan. Bagaimanakah tata cara memasukkan jenazah ketika hendak
dimakamkan dalam liang lahat?
Ada beberapa cara atau tehnik untuk memasukkan jenazah ke liang
lahat yang dicontohkan oleh Rasulullah Saw. dan para sahabatnya, sebagai
berikut:
1. Dari arah kedua kaki si mayit, menurut sahabat Abdullah bin Yazid dan
diikuti oleh Imam Hadawiyah, Imam Syafi’i, dan Imam Ahmad
2. Mendahulukan kepala si mayit, menurut sahabat Ibnu Abbas yang diriwayatkan
oleh Imam Syafi’i
3. Memasukkan jenazah dari arah kiblat dengan cara melintang agar lebih mudah,
menurut Imam Abu Hanifah.
4. Dan setelah jenazah dimasukkan ke liang lahat, sebelum menguburkan jenazah,
sesuai perintah Rasulullah Saw. yang diriwayatkan oleh sahabat Ali bin Abi
Thalib Karramallahu Wajhahu, (tali yang mengikat kain kafan si mayit harus dilepas)
Sebagaimana keterangan di bawah ini:
عَنْ أَبِىْ إِسْحَاقَ قَالَ أَوْصَى
الْحَارِثُ أَنْ يُصَلِّيَ عَلَيْهِ عَبْدُ اللهِ بْنُ يَزِيْدَ فَصَلَّى عَلَيْهِ
ثُمَّ أَدْخَلَهُ مِنْ قِبَلِ رِجْلَيِ الْقَبْرِ وَقَالَ هَذَا مِنَ السُّنَّةِ.
رواه أبو داود وسعيد في سننه (نيل الأوطار، ج 4 ص 91)
Abu Ishaq berkata: al-Harist pernah berwasiat
agar dia dishalatkan oleh Abdulloh bin Yazid. (Pada saat al-Harits meninggal)
Abdullah bin Yazid menyalatkan jenazahnya kemudian memasukkannya ke liang lahat
dari arah kedua kakinya sambil berucap: “Demikian ini hukumnya sunnah”. HR. Abu
Dawud dan Said. (Nail al-Authar, juz 4, hal. 91)
وَفِى الْمَسْأَلَةِ ثَلَاثَةُ
أَقْوَالٍ. اَلْأَوَّلُ مَا ذَكَرَهُ وَإِلَيْهِ ذَهَبَتِ اْلهَادَوِيَّةُ
وَالشَّافِعِيُّ وَأَحْمَدُ. وَالثّاَنىِ يُسَلُّ مِنْ قِبَلِ رَأْسِهِ لِمَا
رَوَى الشَّافِعِيُّ عَنِ الثِّقَةِ مَرْفُوْعًا مِنْ حَدِيْثِ ابْنِ عَبَّاسٍ
أَنَّهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلّمَ سَلَّ مَيِّتًا مِنْ قِبَلِ رَأْسِهِ
وَهَذَا أَحَدُ قَوْلَيِ الشَّافِعِيِّ. وَالثَّالِثُ لِأَبِى حَنِيْفَةَ أَنَّهُ
يُسَلُّ مِنْ قِبَلِ اْلقِبْلَةِ مُعْتَرِضًا إِذْ هُوَ أَيْسَرُ. (سبل السلام، ج
2 ص 109)
Dalam masalah di atas ada 3 pendapat: Pertama
pendapat dari penulis kitab, “Bahwa pendapat tadi diikuti Imam Hadawiyah, Imam
Syafi’i, dan Imam Ahmad. Kedua, mengurus mayit dari kepala dulu, berdasar pada
riwayat terpercaya dari Imam Syafi’i yang disandarkannya pada hadits Ibnu Abbas
bahwa nabi mengurus mayit dari kepalanya. Ini salah satu dari dua pendapat Imam
Syafi’i. Ketiga, pendapat dari Abu Hanifah, yakni mengurus mayit dari arah
kiblat dengan cara melintang agar lebih mudah. (Subul as-Salam, juz 2, hal.
109)
وَرَوَى عَنْ عَلِيٍّ كَرَمَ اللهُ
وَجْهَهُ قَالَ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى جَنَازَةِ رَجُلٍ مِنْ
وَلَدِ عَبْدِ الْمُطَلِّبِ فَاَمَرَ بِالسَّرِيْرِ فَوُضِعَ مِنْ قِبَلِ رِجْلَيِ
اللَّحْدِ ثُمَّ أَمَرَ بِهِ فَسَلَّ سَلًّا ذَكَرَهُ الشَّارِحُ وَلَمْ
يُخْرِجْهُ.
Diriwayatkan dari sahabat Ali Karramallahu
Wajhahu, ia berkata: Rasulullah Saw. menyalati jenazah salah seorang anak Abdil
Muththalib kemudian ia memerintahkan agar mayit diletakkan di dipan dan kedua
kakinya ke arah liang lahat, lalu ia memerintahkan untuk mengubur mayit itu dan
melepas tali yang mengikatnya. Demikian kata Syarih yang ia sendiri tidak
meriwayatkan hadist tersebut. (Subul al-Salam, juz 2, hal. 109)
0 Response to "Tata Cara Memasukkan Jenazah ke Liang Lahat"
Posting Komentar