Ulama’ berbeda pendapat tentang kapankah waktu yang tepat untuk
melempar jumrah, pendapat mereka adalah sebagai berikut:
a. Harus setelah dhuhur, kalau sesuai dengan hari
yang ditentukan, apabila tidak sesuai (molor/mundur) dari hari yang sudah
ditentukan maka boleh dilakukan sebelum dhuhur.
(قَوْلُهُ بَعْدَ زَوَالِ إِلَخْ)
مُتَعَلِّقٌ بِرَمْيٍ بِالنِّسْبَةِ إِلَى الْجَمَرَاتِ أَيْ وَيَكُوْنُ الرَّمْيُ
إِلَى الْجَمَرَاتِ الثَّلاَثِ بَعْدَ الزَّوَالِ فَلاَ يَصِحُّ الرَّمْيُ قَبْلَ الزَّوَالِ
وَهَذَا بِالنِّسْبَةِ لِرَمْيِ الْيَوْمِ الْحَاضِرِ أَمَّا بِالنِّسْبَةِ لِرَمْيِ
الْيَوْمِ الْغَائِبِ فَيَتَدَارَكُ فِيْ بَقِيَّةِ أَياَمِ التَّشْرِيْقِ وَلَوْ كاَنَ
قَبْلَ الزَّوَالِ (حاشية اعانة الطالبين ج 2 ص 306)
Melempar jumrah Ula, Wustho, Aqobah, wajib
dilakukan setelah dhuhur. Maka tidak sah melempar sebelum dhuhur, ini kalau
dilakukan untuk lemparan pada harinya, akan tetapi kalau untuk lemparan yang
dilakukan tidak sesuai dengan harinya maka boleh dilakukan sebelum dhuhur.
(Hasyiyah I’anah al-Thalibin bab Hajj, juz 2, hal. 306)
b. Lebih utama dilaksanakan setelah masuk waktu
dhuhur.
(وَاعْلَمْ) أَنَّ الرَّمْيَ
أَيَّامِ التَّشْرِيْقِ ثَلاَثَةُ أَوْقَاتٍ وَقْتُ فَضِيْلَةٍ وَهُوَ بَعْدَ الزَّوَالِ
(حاشية اعانة الطالبين ج 2 ص 306)
Ketahuilah sesungguhnya waktu melempar jumrah
mempunyai tiga waktu, dan waktu yang lebih utama adalah setelah dhuhur.
(Hasyiyah I’anah al-Thalibin bab Hajj, juz 2, hal. 306)
c. Menurut Imam Haromain dan Imam Rofi’i dan
pengikutnya Imam Asnawi, berpendapat bahwa melempar jumrah sebelum masuk waktu
dhuhur hukumnya mubah (boleh), tetapi dengan syarat setelah keluarnya fajar.
Diterangkan dalam kitab I’anah al-Thalibin:
وَالْمُعْتَمَدُ جَوَازَهُ فِيْهَا أَيْضًا
وَجَوَازَهُ قَبْلَ الزَّوَالِ بَلْ جَزَمَ الرَّفِعِىُّ وَتَبِعَهُ اْلاَسْنَوِىُّ
وَقاَلَ اِنَّهُ الْمَعْرُوْفُ بِجَوَازٍ رَمَى كُلَّ يَوْمٍ قَبْلَ الزَّوَالِ وَعَلَيْهِ
فَيَدْخُلُ بِالْفَجَرِ (إعانة الطالبين جز 2، ص 307)
Menurut pendapat yang bisa dijadikan pedoman,
bahwa boleh melempar jumrah sebelum dhuhur sebagaimana telah ditetapkan oleh
imam Rofi’i dan diikuti oleh imam Asnawi bahwa boleh melempar jumrah setiap
hari sebelum dhuhur dengan syarat setelah masuk waktu fajar. (I’anah
al-Thalibin bab Haji, juz 2 hal, 307)
0 Response to "Waktu Melempar Jumrah Ula, Wustho, dan Aqobah pada Hari Tasyrik"
Posting Komentar