CARA
RÂBITHAH KEPADA MURSYID DENGAN TATA SILA KESEMBILAN
Bagaimana cara râbithah kepada Syaikh Mursyid yang
disebut dalam tatasila kesembilan dalam kitab Tanwîr al-Qulûb tentang cara berdzikir?
Cara râbithah yang ditanyakan tersebut
yaitu menggambarkan rupa guru antara dua matanya, kemudian menghadapkan jiwa
kepada rohaniyah dalam gambar itu pada permulaan dzikir, sampai hasilnya merasa
jauh dari dunia, sampai hasilnya merasa jauh dari dunia. Itulah yang dikehendaki
tata sila yang kesepuluh.
اِعْلَمْ أَنَّ اسْتِحْضَارَ الرَّابِطَةِ
عَلَى أَقْسَامٍ (الْأَوَّلُ) أَنْ يَتَصَوَّرَ صُوْرَةَ شَيْخِهِ الْكَامِلِ بَيْنَ
عَيْنَيْهِ ثُمَّ يَتَوَجَّهُ إِلَى رُوْحَانِيَّةِ فِى تِلْكَ الصُّوْرَةِ وَلَا يَزُوْلُ
عَنِ التَّوَجُّهِ إِلَيْهَا حَتَّى يَحْصُلَ لَهُ الْغَيْبَةُ أَوْ آثَارُ الْجَذْبَةِ
(البهجة السنية: ص40)
Ketahuilah bahwa menghadirkan râbithah itu
bermacam-macam. Pertama, murid menggambarkan/membayangkan rupa gurunya yang
sempurna di hadapannya, kemudian ia bertawajjuh (berkonsentrasi) kepada
ruhaniyah di dalam rupa gurunya tersebut dan terus bertawajjuh seperti itu
sampai ia jauh dari dunia atau mendapatkan atsar/dampak kejadzaban, (al-Bahjah
al-Saniyah, halaman: 40)
0 Response to "CARA RÂBITHAH KEPADA MURSYID DENGAN TATA SILA KESEMBILAN"
Posting Komentar