HUKUM MENGUMANDANGKAN
GEMA TAKBIR PADA SELAIN 2 HARI RAYA (IDUL FITRI DAN IDUL ADHA)
Siapa yang tidak
mengenal group sholawat Padang Lintang, apalagi orang-orang yang berdomisili di
Pasuruan. Ketika group sholawat Padang Lintang performance di suatu
tempat atau acara dapat dipastikan penontonnya membeludak. Hal itu dikarenakan
group ini sangat bagus dan maksimal
dalam membawakan lagu-lagu andalannya hingga penonton terpukau melihat
serta mendengarnya.
Pada suatu ketika
group ini performance dan group ini diminta untuk membawakan lagu (request)
"gema takbir/takbiran”, yang mana pada hari itu bukanlah salah satu dari 2
hari raya (Idul Fitri dan Idul Adha).
Demi tidak
mengecewakan penggemarnya, maka group ini membawakan lagu gema takbir dengan
meriah.
Bagaimana hukum mengumandangkan gema takbir pada
selain 2 hari raya (Idul Fitri dan Idul Adha) ?
Hukumnya Boleh
Menurut Imam
Hanafi Menggemakan takbir 2 hari raya (idul fitri dan idul adha) jika dilakukan
di selain 2 hari raya maka hukumnya asalnya tidak sunnah, kecuali beberapa
kondisi (bertemu kawanan musuh dan pencuri, terjadi kebakaran, bertemu jurang
yang longsor).
فُرُوعٌ:
قَالَ أَبُو بَكْرٍ الرَّازِيّ، قَالَ مَشَايِخُنَا: التَّكْبِيرُ جَهْرًا فِي
غَيْرِ هَذِهِ الْأَيَّامِ لَا يُسَنُّ إِلَّا بِإِزَاءِ الْعَدُوِّ وَاللُّصُوصِ
مُعَينًا لَهُ، وَقِيلَ: وَكَذَا فِي الْحَرِيقِ وَالْمَخَاوِفِ كُلِّهَا، وَفِي
جَمْعِ النَّوَازِلِ وَيُكَبِّرُ كُلَّمَا لَقِيَ جَمْعًا أَوْ هَبَطَ وَادِيًا
كَالتَّلْبِيَةِ. (أكمل الدين محمد، العناية سيرة الهداية : ج ٣، ص ١٠٤(
Posting Komentar untuk "HUKUM MENGUMANDANGKAN GEMA TAKBIR PADA SELAIN 2 HARI RAYA (IDUL FITRI DAN IDUL ADHA)"