HUKUM MENJUAL BARANG MASJID YANG TIDAK TERPAKAI

 

HUKUM MENJUAL BARANG MASJID YANG TIDAK TERPAKAI

Seiring perkembangan waktu banyak masjid-masjid yang direnovasi agar lebih nyaman digunakan dalam ibadah. Dalam proses pembangunannya terdapat sisa barang yang sudah tidak terpakai. Pengurus takmir masjid berinisiatif untuk menjual sisa barang dari masjid tersebut yang tidak terpakai.

Bagaimana hukumnya menjual sisa barang yang tidak terpakai?

A.     Boleh

Menjual barang masjid yang telah rusak, sobek dan tidak layak pakai karena menjual dan hasil penjualannya dikembalikan kepada masjid itu lebih baik daripada menyia-nyiakannya

قَالَ النَّوَوِيُّ: وَالْاَصَحُّ جَوَازُ بَيْعِ حُصْرِ الْمَسْجِدِ إِذَا بَلِيَتْ وَجُذُوْعُهُ إِذَا انْكَسَرَتْ وَلَمْ تَصْلُحْ اِلَّا لِلْاِحْتِرَاقِ اهـ  وَذَلِكَ لِئَلَّا تَضِيْعُ وَاِدْرَاكُ الْيَسِيْرِ مِنْ ثَمَنِهَا ‌يَعُوْدُ ‌عَلَى ‌الْوَقْفِ ‌اَوْلَى ‌مِنْ ‌ضِيَاعِهَا.

وَاسْتُثْنِيَتْ مِنْ بَيْعِ الْوَقْفِ لِصَيْرُوْرَتِهَا كَالْمَعْدُوْمَةِ وَيُصَرِّفُ ثَمَنُهُا لِمَصَالِحِ الْمَسْجِدِ اِنْ لَمْ يُمْكِنْ شِرَاءُ حَصِيْرٍ أَوْ جُذُعٍ (المجموع شرح المهذب: ج 15، ص 347)

“Menurut pendapat yang paling shahih, diperbolehkan menjual karpet-karpet masjid jika bendanya telah rusak, robek atau hampir robek dan tidak layak kecuali untuk dibakar. Hal tersebut dibolehkan agar barang-barang tersebut tidak sia-sia dan mendapatkan sedikit dari keuntungan dari penjualan barang-barang masjid yang keuntungannya kembali kepada kepentingan waqaf, itu lebih utama daripada menyia-nyiakannya. hal ini dikecualikan dari (larangan) penjualan benda waqaf, karena barang tersebut dihukumi seolah tidak ada, dan keuntungannya dialokasikan untuk kepentingan masjid jika tidak memungkinkan untuk membeli karpet lagi” (al-Majmu' Syarh al-Muhadzab, juz 15:347)

B.     Tidak Boleh

Tidak boleh menjual barang masjid yang tidak layak pakai ketika masih bisa dimanfaatkan‌ untuk kepentingan masjid seperti papan bekas cor bisa di gunakan untuk papan pengumuman, dampar dan lain-lain.

وَخَرَجَ ‌بِقَوْلِهِ ‌وَلَمْ ‌تَصْلُحْ ‌إلَخْ ‌مَا ‌إذَا ‌أَمْكَنَ ‌أَنْ ‌يَتَّخِذَ ‌مِنْهُ ‌نَحْوَ ‌أَلْوَاحٍ ‌فَلَا ‌تُبَاعُ ‌قَطْعًا ‌بَلْ ‌يَجْتَهِدُ ‌الْحَاكِمُ ‌وَيَسْتَعْمِلُهُ ‌فِيمَا ‌هُوَ ‌أَقْرَبُ ‌لِمَقْصُودِ ‌الْوَاقِفِ ‌قَالَ ‌السُّبْكِيُّ ‌حَتَّى ‌لَوْ ‌أَمْكَنَ ‌اسْتِعْمَالُهُ ‌بِإِدْرَاجِهِ ‌فِي ‌آلَاتِ ‌الْعِمَارَةِ ‌امْتَنَعَ ‌بَيْعُهُ ‌فِيمَا ‌يَظْهَرُ (إعانة الطالبين على حل ألفاظ فتح المعين:  ج 3، ص 212)

“Dikecualikan dari ucapan Syekh Zainuddin; dan tidak layak kecuali untuk dibakar; yaitu ketika masih mungkin menjadikan dari harta wakaf itu semisal papan, maka tidak boleh dijual secara pasti. Bahkan hakim wajib berijtihad dan menggunakannya untuk pemanfaatan yang lebih dekat dengan tujuan pewakaf. Al-Imam al-Subki berkata; bahkan bila mungkin menggunakannya dengan memasukan harta wakaf dalam alat-alat pembangunan, maka tercegah menjualnya menurut pendapat yang jelas” (I’anah al-Thalibin ala hal alfadl Fath al-Mu’in, 3:212)

C.      Tidak Boleh Menjual, boleh memindah ke masjid atau waqaf yang lain (musholla/pondok)

(وَسُئِلَ) شَيْخُنَا عَمَّا اِذَا عُمِّرَ مَسْجِدٌ بِآلآتٍ جُدُدٍ وَبَقِيَتْ الْآلَةُ الْقَدِيْمَةُ فَهَلْ يَجُوْزُ عِمَارَةُ مَسْجِدٍ آخَرَ قَدِيْمٍ بِهَا أَوْ تُبَاعُ وَ يُحْفَظُ ثَمَنُهَا (فَأَجَابَ) بِأَنَّهُ يَجُوْزُ عِمَارَةُ مَسْجِدٍ قَدِيْمٍ وَحَادِثٍ بِهَا حَيْثُ قُطِعَ بِعَدَمِ احْتِيَاجِ مَا هِيَ مِنْهُ إِلَيْهَا قَبْلَ فَنَائِهَا وَلاَ يَجُوْزُ بَيْعُهُ بِوَجْهٍ مِنَ الْوُجُوْهِ (فتح المعين بشرح قرة العين بمهمات الدين ص 90)

“Guruku (Ibn Hajar al-Haitami) pernah ditanya tentang masjid yang dimakmurkan dengan peralatan baru sementara peralatan yang lama masih ada, dan. Maka apakah boleh memakmurkan masjid lain yang kuno dengan peralatan yang sudah lama itu atau menjualnya dan menyimpan uang penjualannya? Maka beliau menjawab: “Boleh memakmurkan masjid lama atau memakmurkan masjid baru yang lain dengan peralatan yang lama yang tidak terpakai, sekiranya sudah dipastikan masjid yang direnovasi dengan bahan bangunan baru (dalam soal) tidak membutuhkannya sebelum bahan bangunan yang sudah tidak digunakan itu rusak total, dan tidak boleh menjualnya sama sekali” (Fath al-Muin: 414)

Posting Komentar untuk "HUKUM MENJUAL BARANG MASJID YANG TIDAK TERPAKAI"