HUKUM MEROKOK DI DALAM MASJID
Masjid
sebagai tempat shalat juga sebagai tempat kegiatan -kegiatan
lain yang berbau agama seperti dibaan, manaqiban, istighosah,
dll. Dalam pelaksanaannya terkadang banyak warga yang membawa makanan sebagai
hidangan yang dinikmati bersama-sama ketika kegiatan selesai, bahkan bagi
jamaah laki-laki tidak sedikit yang merokok setelah makan.
Bagaimanakah hukum merokok di dalam masjid?
A. Haram
Haram merokok di masjid atau majelis ilmu.
Karena merusak kehormatan tempat tersebut dengan aroma yang tidak sedap.
Sedangkan Allah memerintahkan untuk mengagungkan tempat tersebut.
" قُلْتُ" شُرْبُ
التَّنْبَاكِ فِي الْمَسْجِدِ يُعَدُّ مُزْرِيًّا بِالْمَسْجِدِ فَالْوَجْهُ الَّذِي
فِيهِ تَحْرِيمُ ذَلِكَ فِيهِ بِخِلَافِ دُخُولِ مَنْ فِي فَمِّهِ رِيحٌ كَرِيهٌ مِنْ
تَنْبَاكٍ أَوْ غَيْرِهِ فَلَيْسَ فِيهِ إِزْرَاءٌ بِهِ وَكَلَامُ الْبُجَيْرِمِيِّ
إِنَّمَا هُوَ فِي دُخُولِ مَنْ فِي فَمِّهِ رِيحٌ كَرِيهٌ مِنْ تَنْبَاكٍ فِيْ الْمَسْجِدِ
لَا شُرْبُهُ فِيْ الْمَسْجِدِ (عمدة المفتي و المستفتي ،1: 84)
Aku berkata, menghisap rokok di masjid
tergolong menghina masjid, maka pendapat yang benar adalah mengharamkan hal
tersebut, berbeda dengan orang yang di mulutnya terdapat bau yang dibenci dari
rokok atau lainnya, maka bukan termasuk menghina masjid. Pendapat Imam
al-Bujairimi konteksnya hanya mengarah kepada hukum memasuki masjid bagi orang
yang di mulutnya terdapat aroma tidak sedap berupa rokok di dalam masjid, bukan
mengarah kepada hukum menghisap rokok di dalam masjid”(‘Umdah al-Mufti wa
Al-Mustafti, 1:84)
إِنَّ شُرْبَ الدُّخَانِ مِنْ حَيْثُ
هُوَ مَكْرُوهٌ عِنْدَ الشَّافِعِيَّةِ وَبَعْضِ الْعُلَمَاءِ وَحَرَامٌ عِنْدَ آخَرِينَ
لِكَوْنِهِ مِنَ الْأَشْيَاءِ ذَوَاتِ الرَّوَائِحِ الْخَبِيثَةِ وَأَمَّا إِذَا كَانَ
فِي الْمَسْجِدِ أَوْ مَجَالِسِ الْعِلْمِ فَهُوَ حَرَامٌ لِمَا فِيهِ مِنْ انْتِهَاكِ
حُرْمَةِ الْمَكَانِ بِرَائِحَةِ الْخَبِيثَةِ وَاَللَّهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى أَمَرَ
بِتَعْظِيمِهِ (قرة العين بفتاوي اسماعيل زين: 188)
“Sesungguhnya menghisap
rokok hukumnya makruh menurut ulama Syafi’iyyah dan sebagian ulama, dan haram
menurut ulama lain, karena termasuk perkara yang beraroma tidak sedap. Adapun
bila dilakukan di masjid atau majelis ilmu, maka haram. Karena merusak
kehormatan tempat dengan aroma yang tidak sedap. Dan Allah memerintahkan untuk
mengagungkan tempat tersebut.” (Qurrah al-‘Ain, 188)
B.
Boleh (khilaful
aula)
Boleh merokok di dalam masjid dengan catatan tidak
berniat mengotori masjid.
فِي مَجْلِسِ الدَّرْسِ مَعَ الْإِقْرَاءِ"
أَيْ فِي مَجْلِسِ الْقِرَاءَةِ لِلْقُرْآنِ "هَذَا إِذَا لَمْ يَقْصِدْ الْقَبِيحَا"
لِعَدَمِ الْمُبَالَاةِ بِالْمَجْلِسِ الْمَذْكُورِ "وَإِنْ يَكُنْ قَصْدُهُ ذَا
الْمَذْكُورِ أَيْ مِنْ الْقَبِيحِ وَمَا بَعْدَهُ "يَحْرُمُ عَلَيْهِ شُرْبُهُ
فِي الْمَجْلِسِ الْمَذْكُورِ وَهَذَا " الَّذِي يَدُلُّ كَلَامُهُ عَلَيْهِ مِنَ
الْحُرْمَةِ لَيْسَ مُطْلَقًا وَلَكِنْ "إِنْ حَصَلَ مَا يُؤَدِّي إِلَى أَذًى
أَوْ تَقْذِيرًا لِمَسْجِدٍ وَهُوَ إِنْ فَهِمَ أَنَّهُ لَمْ يَحْرُمْ إِذَا لَمْ يَحْصُلْ
بِهِ ذَلِكَ "فَصَوْنُهُ إِنْ لَمْ يَكُنْ هَذَا الْمَذْكُورُ أَوْلَى (شرح منظومة
إرشاد الإخوان: 46 )
“maksud dari membaca di majlis belajar adalah
majlis pembacaan al-Qur’an. Hal ini (boleh) ketika tidak berniat mengotori
majlis tersebut karena tidak ada sesuatu yang dapat membasahi majlis tersebut.
Jika berniat mengotori majlis tersebut maka haram. “baginya haram merokok di
tempat yang telah disebutkan dan tempat ini” adapun pendapat yang menunjukkan
keharaman merokok itu tidak bersifat mutlak tetapi “jika dapat menyebabkan
kerugian dan mengotori masjid. Pendapat tersebut jika difahami bahwa merokok di
dalam masjid tidak haram ketika tidak menyebabkan kerugian dan mengotori masjid. Namun tidak merokok itu lebih utama” (Syarh
Mandzumah Irsyad al-Ikhwan: 46)
0 Response to "HUKUM MEROKOK DI DALAM MASJID"
Posting Komentar