HUKUM ORANG JUNUB MENGUMANDANGKAN ADZAN

 

HUKUM ORANG JUNUB MENGUMANDANGKAN ADZAN

Seorang takmir di sebuah masjid mengemban tugas untuk adzan dan iqamah, namun saat si takmir tersebut tertidur sebelum adzan, ketika bangun ia mendapati dirinya dalam keadaan junub (keluar sperma). Karena waktu shalat telah masuk, akhirnya ia harus mengumandangkan adzan.

Bagaimana hukum orang junub mengumandangkan adzan?

Makruh orang yang junub mengumandangkan adzan.

وَكُرِهَا مِنْ فَاسِقٍ وَصَبِيٍّ مُمَيِّزٍ وَأَعْمَى وَحْدَهُ، وَجُنُبٍ وَمُحْدِثٍ وَالْكَرَاهَةُ لِجُنُبٍ أَشَدُّ ...... قَالَ الْكُوكِيلُونِيُّ: ‌الْكَرَاهَةُ ‌فِي ‌أَذَانِ الْجُنُبِ أَشَدُّ مِنْ كَرَاهَةِ أَذَانِ الْمُحْدِثِ (حاشية البجيرمي على الخطيب: ج 2، ص 50،51)

“Adzan dan Iqamah dimakruhkan bagi orang fasiq, anak kecil yang tamyiz, orang buta sebelah, orang junub, dan orang hadats kecil tetapi kemakruhan adzan bagu orang junub lebih berat dari pada adzannya orang yang hadats kecil. Menurut al-Kukiluniy kemakruhan adzannya orang yang Junub itu lebih makruh dari adzannya orang yang hadats kecil  atau berhadast besar, begitu pula dengan iqamahnya” (Hasyiyah al-Bujairami ‘ala al-Khatib, 2:51).

الْحَنَابِلَةُ، وَالْحَنَفِيَّةُ قَالُوْا: ‌يُكْرَهُ ‌أَذَانُ ‌الْجُنُبِ ‌فَقَطْ، أَمَّا الْمُحَدِّثُ حَدَثاَ أَصْغَرٍ فَلَا يُكْرَهُ أَذَانُهُ. (الفقه على المذاهب الأربعة: ج 1 ص 290)

Menurut madzhab Hambali dan Hanafi Makruh adzannya orang junub, adapun adzannya orang yang berhadast kecil itu tidak makruh  (al-Fiqh ‘ala Madzahib al-Arba’ah, 1:290).

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "HUKUM ORANG JUNUB MENGUMANDANGKAN ADZAN"

Posting Komentar