HUKUM PEMANCINGAN KOLAM
HARIAN
Di kalangan masyarakat banyak sekali dibuka kolam
pemancingan untuk menyalurkan hobi memancing masyarakat maupun dijadikan mata
pencaharian oleh pengelola kolam. Setiap kolam pemancingan memiliki kriteria
transaksi masing-masing. Ada di beberapa kolam pemancingan menggunakan sistem
Kolam Pancing Harian. Pemancing akan dikenakan biaya yang jumlahnya sesuai
ketentuan yang diterapkan oleh pemilik kolam pancing (misal: 20 ribu per hari).
Pemancingan ini berbatas waktu sesuai yang telah ditentukan pemilik. Kemudian
setiap pemancing akan mendapatkan hasil pancingan yang berbeda-beda. Lantas
bagaimanakah hukum membawa pulang (memiliki) hasil pancingan tersebut?
Dalam kolam pancing harian terdapat akad berupa akad ijarah atau sewa, dikarenakan ada batas waktu yang ditentukan. Jika memang menggunakan akad ijarah sebagai akad kedua pihak maka ada dua hukum sebagai berikut:
A. Tidak Boleh
Tidak diperbolehkan jika menggunakan akad sewa
murni karena dalam akad sewa hanya diperbolehkan mengambil kemanfaatannya tanpa
mengurangi atau mengubah keadaan barang yang disewa.
وَخَرَجَ بِغَيْرِ مُتَضَمِّنٍ لِاسْتِيفَاءِ عَيْنِ مَا تَضَمَّنَ
اسْتِيفَاءَهَا ايْ اسْتِئْجَارَ مَنْفَعَةٍ تَضْمَنُ اسْتِيفَاءَ عَيْنٍ
كَاسْتِئْجَارِ الشَّاةِ لِلَبَنِهَا وَبَرَكَةٍ لِسَمَكِهَا وَشَمْعَةٍ
لِوَقُودِهَا وَبُسْتَانٍ لِثَمَرَتِهِ فَكُلُّ ذَلِكَ لَا يَصِحُ. (اعانة
الطالبين ج 3 ص 197)
“Tanpa berkonsekuensi mengambil barang, tidak termasuk pemakaian manfaat barang sewaan yang berkonsekuensi mengambil barangnya, seperti menyewa kambing untuk diperah susunya, kolam untuk diambil ikannya, lilin untuk dinyalakan dan kebun untuk dipetik buahnya. Semua itu tidak sah. Hal seperti ini termasuk fitnah yang sudah mewabah dan banyak terjadi” (I’anah ath Thalibin, juz 3, hal 197).
B. Boleh
Diperbolehkan jika dengan menggunakan dua akad. Akad ijarah (sewa) untuk jasa penyediaan kolam pemancingan (seperti jasa wisata) kemudian hasil pancingan nantinya dapat diakadi dengan dua kemungkinan akad :
Ø Jika tidak ada transaksi lain selain biaya sewa kolam, maka hasil pancingan dapat menggunakan akad hibah oleh pemilik kepada pemancing.
وَإِنْ كَانَ التَّمْلِيكُ مَجَّانًا
بِغَيْرِ عِوَضٍ فَهِيَ عُقُودُ التَّبَرُّعَاتِ، كَالْهِبَةِ وَالصَّدَقَةِ
وَالْوَقْفِ وَالْإِعَارَةِ وَحَوَالَةِ الدَّيْن. (الفقه الإسلامي وأدلته للزحيلي،
4: 244)
Apabila sifat kepemilikan itu diperoleh dengan jalan gratis tanpa adanya nilai tukar, maka akad seperti ini termasuk akad tabarru' (suka rela), misalnya seperti hibah, shadaqah, waqaf, i'arah (pinjam-meminjam) dan pengalihan utang (hiwâlah). (Al Fiqhu al Islâmy wa Adillatuhu, juz 4 hal 244).
Ø Jika ada transaksi lain seperti hasil pancingan nantinya ditimbang kemudian membayar seharga bobot timbangan maka hal tersebut merupakan akad jual beli.
وَلَوْ بَاعَ السَّمَكَ فِي بِرْكَةٍ لَا
يُمْكِنُهُ الْخُرُوجُ مِنْهَا، فَإِنْ كَانَتْ صَغِيرَةً يُمْكِنُ أَخْذُهُ
بِغَيْرِ تَعَبٍ وَمَشَقَّةٍ، صَحَّ. (روضة الطالبين وعمدة المفتين ، 3: 358)
“jika seseorang menjual ikan dalam kolam
yang tidak mungkin mengeluarkan ikan tersebut dari kolam. Jika memungkinkan
untuk mengambilnya tanpa kesulitan maka sah” (Roudloh al-Thalibin 3:358)
Posting Komentar untuk "HUKUM PEMANCINGAN KOLAM HARIAN"