HUKUM SHALAT DUDUK DI KURSI

 

HUKUM SHALAT DUDUK DI KURSI

Shalat merupakan ibadah wajib yang dilaksanakan dengan cara berdiri bagi yang mampu (normal), sebagaimana jika tidak mampu berdiri maka duduk, jika tidak mampu duduk maka berbaring. Dalam hal ini banyak fenomena di masjid kota atau masjid jami’ yang sering kita jumpai sebagian jama’ah melakukan shalat berjama’ah dengan duduk di atas kursi. Bagaimanakah hukum shalat duduk di kursi?

Boleh dan sah, apabila tidak mampu berdiri maka boleh shalat dengan duduk yang ia kehendaki tetapi yang paling afdhol adalah duduk Iftiras (duduk diantara dua sujud).

وَلَوْ عَجَزَ عَنِ الْقِيَامِ ‌قَعَدَ ‌كَيْفَ ‌شَاءَ وَافْتِرَاشُهُ أَفْضَلُ مِنْ تَرَبُّعِهِ فِيْ الْأَظْهَرِ وَيُكْرَهُ الْإِقْعَاءُ بِأَنْ يَجْلِسَ عَلَى وَرَكَيْهِ نَاصِبًا رُكْبَتَيْهِ ثُمَّ يَنْحِنَى لِرُكُوْعِهِ بِحَيْثُ تُحَاذِي جَبْهَتُهُ مَا قَدَامَ رُكْبَتُهُ وَالْأَكْمَلُ أَنْ يُحَاذِيَ مَوْضُعُ سُجُوْدِهِ فَإِنْ عَجَزَ عَنِ الْقُعُوْدِ صَلَّى لِجَنْبِهِ الْأَيْمَنِ فَإِنْ عَجَزَ فَمُسْتَلْقِيًا وَلِلْقَادِرِ التَّنَفُّلُ قَاعِدًا وَكَذَا مُضْطَجِعًا فِيْ الْأَصَحِّ (منهاج الطالبين وعمدة المفتين في الفقه :25(

 “Seandainya seseorang tidak mampu shalat dengan berdiri maka dilakukan dengan duduk yang dia kehendaki, duduk Iftirosy itu lebih utama dari pada duduk tarabbu’ (silo:jawa) menurut qoul Adhar  dan makruh duduk iq’a’ (medongkrong:jawa) duduk diatas dua pantat dengan lutut lurus ke atas, ketika ruku’ dengan membuka dua paha dan menundukkan kepala lurus pada kaki. Lebih sempurnanya menundukkan kepalanya ke tempat sujud, ketika tidak mampu shalat dengan duduk maka di perbolehkan shalat dengan tidur miring ke kanan dan ketika tidak mampu maka tidur terlentang. Bagi orang yang mampu untuk melaksankan shalat dengan berdiri diperbolehkan shalat dengan duduk, tidur miring ketika melaksankan shalat sunnah menurut qoul ashah (Minhaj al-Thalibin Wa `Umdat al-Muftiyn Fi al-Fiqh :25)

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "HUKUM SHALAT DUDUK DI KURSI"

Posting Komentar