HUKUM TOWAF DAN SA’I DENGAN MENGGUNAKAN SKUTER

 

HUKUM TOWAF DAN SA’I DENGAN MENGGUNAKAN SKUTER

Perkembangan zaman yang semakin tinggi antusiasnya pada kecanggihan teknologi tentunya memicu banyak hal mulai dari yang positif sampai pada dampak yang negatif, kecanggihan teknologi hari ini semakin membuat manusia menjadi lebih rileks dan santai menghadapi kehidupan yang semakin maju. Salah satunya adalah pemakaian alat teknologi dalam urusan ubudiyah, umat muslim banyak diringankan oleh pemakaian teknologi dalam menjalankan ibadah seperti halnya pemakaian skuter dalam menjalankan ibadah Towaf dan Sa’i  baik pada musim umroh atau ibadah haji.

Bagaimana hukum pemakaian skuter jamaah umroh dan jamaah haji saat Towaf dan Sa’i di tanah haram?

Jawab:

A.     Boleh

Menurut mayoritas madzhab Syafi’i, melaksanakan Sa’i dengan menggunakan kendaraan skuter diperbolehkan.

B.     Makruh

Menurut Imam Tirmidzi, melaksanakan Sa’i dengan menggunakan kendaraan skuter hukumnya makruh.

C.      Tidak Sah

Menurut Imam Abu Tsaur, melaksanakan Sa’i dengan menggunakan kendaraan skuter hukumnya tidak sah, dan diharuskan mengulangi Sa’i nya kembali.

وَيُسْتَحَبُّ أَنْ يَكُونَ مَاشِيًا وَحَافِيًا إِنْ أَمِنَ تَنَجُّسُ رِجْلَيْهِ وَسَهُلَ عَلَيْهِ وَمُتَطَهِّرًا ومَسْطُوْرًا - إلَى أَنْ قَالَ - وَلَا يُكْرَهُ الرُّكُوْبُ اتِّفَاقًا عَلَى مَا فِى الْمَجْمُوعِ لَكِنْ رَوَى التِّرْمِذِىّ عَن الشَّافِعِىّ كَرَاهَتَهُ إلَّا لِعُذْرٍ وَيُؤَيِّدُهُ أَنَّ جَمْعًا مُجْتَهِدَيْن قَائِلُون بِامْتِنَاعِهِ لِغَيْرِ عُذْرٍ إِلَّا أَنْ يُجَابَ بِأَنَّهُمْ خَالَفُوا مَا صَحَّ أَنَّهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَكِبَ فِيهِ إهـ (تحفة المحتج: ج 4، 101-102)

Disunnahkan berjalan tanpa alas kaki, apabila aman dari terkena najis dan memudahkan untuk bersuci…dan tidak makruh menaiki tunggangan secara mufakat ulama seperti keterangan dalam kitab Majmu’, akan tetapi Al-Tirmidzi menukil dari Imam Syafi’i naik tunggangan/kendaraan itu makruh, kecuali ada udzur. Dari sini para ulama mencegah jika memang tidak ada udzur (Tuhfah al- Muhtaj, 4:101-102)

ذَكَرْنَا ‌أَنَّ ‌مَذْهَبَنَا ‌أَنَّهُ ‌لَوْ ‌سَعَى ‌رَاكِبًا ‌جَازَ وَلَا يُقَالُ مَكْرُوْهٌ لَكِنَّهُ خِلَافُ الْأَوْلَى وَلَا دَمَ عَلَيْهِ وَبِهِ قَالَ أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ وَعَطَاءٌ وَمُجَاهِدٌ

* قَالَ ابْنُ اْلمُنْذِرِ وَكَرَهَ الرُّكُوْبَ عَائِشَةُ وَعُرْوَةُ وَأَحْمَدُ وَاِسْحَقُ وَقَالَ أَبُو ثَوْرٍ لَا يُجْزِئُهُ وَيَلْزَمُهُ الْإِعَادَةُ وَقَالَ مُجَاهِدٌ لَا يَرْكَبُ إلَّا لِضَرُورَةٍ وَقَالَ أَبُو حَنِيفَةَ إنْ كَانَ بِمَكَّةَ أَعَادَهُ وَلَا دَمَ وَإِنْ رَجَعَ إلَى وَطَنِهِ بِلَا إعَادَةٍ لَزِمَهُ دَمٌ ـ (المجموع شرح المهذب: ج 8،ص 77)

Kami menyebutkan bahwa madzab syafi’i adalah boleh jika seseorang sa’i dengan menaiki tunggangan, tidak dikatakan bahwa itu makruh, tetapi bertentangan dengan yang lebih utama dan tidak ada denda baginya dan sebagaimana pendapat Anas bin Malik, ‘Atha dan mujahid.

Ibnu al-Mundhir berkata: A’isyah, urwah, Ahmad dan Ishaq tidak menyukai sai dengan menaiki kendaraan. Abu Thawr Berkata: sa’i dengan menaiki kendaraan tidak memenuhi ketentuan dan harus mengulang kembali dan Mujahid berkata: tidak boleh menaiki tunggangan kecuali darurat dan Abu Hanifa berkata: jika dia berada di Mekah maka ia harus mengulang dan tidak harus membayar denda dan jika dia kembali ke tanah airnya maka tidak perlu mengulang tetapi diharuskan membayar denda.)Al-Majmu’ Syarah muhadzab, 8:77)

Posting Komentar untuk "HUKUM TOWAF DAN SA’I DENGAN MENGGUNAKAN SKUTER"