LIMA MALAM
DO’A MUSTAJABAH
Manusia memiliki kewajiban untuk berusaha baik
secara dhohir maupun batin. Do’a
adalah salah satu sarana untuk mendekatkan diri kepada sang Khaliq, disamping itu do’a juga
merupakan salah satu bentuk usaha batin. Do’a adalah bukti pengakuan dan
keyakinan seorang akan kebesaran Allah. Dan karena Allah telah memerintahkan
kita untuk memohon kepada-Nya:
وَقَالَ رَبُّكُمْ اُدْعُوْنِيْ أَسْتَجِبْ
لَكُمْ
Dan Tuhanmu berfirman: “Berdo’alah kepada-Ku,
niscaya akan Kuperkenankan bagimu”. (Qs. al-Mukmin: 60)
Ada lima malam mustajabah
(malam dikabulkannya do’a) yang kiranya malam-malam tersebut dapat kita
maksimalkan untuk beribadah dan berdo’a. Malam-malam tersebut adalah malam
pertama bulan Rajab, malam nishfu
Sya’ban (separuh Sya’ban), malam Jum’at, malam Idul Fitri, dan malam nahr (Idul Adha).
خَمْسُ لَيَالٍ لاَ تُرَدُّ فِيْهِنَّ الدَّعْوَةُ
أَوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ رَجَبَ، وَلَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ، وَلَيْلَةُ الْجُمُعَةِ،
وَلَيْلَةُ الْفِطْرِ، وَلَيْلَةُ النَّحْرِ. (فيض القدير، ج 3، ص 605)
“Lima malam
dimana do’a tidak akan ditolak didalamnya, yaitu malam pertama bulan Rajab,
malam nisfu Sya’ban, malam Jum’at, malam Idul Fitri, malam Nahr (Idul Adha)”.
(Faidh al-Qodiir, juz 3, hlm. 605)
Posting Komentar untuk "LIMA MALAM DO’A MUSTAJABAH"