MACAM-MACAM
MAHRAM
Mahram adalah Wanita-wanita yang tidak boleh dinikahi. Adapun Sebab-sebab Wanita menjadi
mahram bagi seorang laki-laki itu ada 3
hal : nashab, pernikahan dan persusuan. Sedangkan mahram itu ada 2 jenis yaitu Mahram
permanen dan Mahram tidak permanen.
وَكَلَامُهُ شَامِلٌ لِلتَّحْرِيمِ الْمُؤَبَّدِ وَغَيْرِ الْمُؤَبَّدِ .... وَ أَسْبَابُ التَّحْرِيمِ الذَّاتِيِّ ثَلَاثَةٌ الْقَرَابَةُ وَالرَّضَاعُ
وَالْمُصَاهَرَةُ (حاشية الباجوري، ج ٢ ص ١١٠)
Mahram itu ada 2 yaitu permanen dan tidak
permanen. Adapun sebab-sebab mahram pada dasarnya ada 3 yaitu kerabat (nasab),
persusuan, pernikahan (Hasyiyah al-Bajuri, 2:110).
A.
Kategori
Permanen ( مؤبد )
Mahram selamanya adalah seorang wanita tidak boleh
menjadi istri bagi lelaki sampai kapan pun. Adapaun rinciannya sebagai berikut:
Sebab Mahram |
rincian |
Nasab |
1.
Ibu keatas Meliputi : ·
Ibunya ibu
(nenek) ·
Ibunya ayah
(nenek) ·
Ibunya nenek (buyut), hingga terus keatas 2.
Anak Perempuan 3.
Saudara Perempuan, baik kandung atau sebapak atau seibu 4.
Kholah (Bibi dari jalur ibu) 5.
Ammah (Bibi dari jalur ayah) 6.
Anak perempuan dari saudara laki – laki 7.
Anak perempuan dari saudara perempuan |
persusuan |
Sama dengan Mahram
sebab nasab (contoh: Ibu yang menyusui dan seterusnya). Adapun syarat menjadi
saudara persusuan adalah usia bayi yang
disusui belum mencapai dua tahun qomariyah dan minimal dengan lima
kali susuan. Artinya bayi lapar lalu disusui sampai kenyang itu terhitung
satu kali susuan. |
perkawinan |
1.
Ibunya istri
(ibu mertua) dan ibu seatasnya 2.
Robibah yaitu
anak perempuannya istri jika suami telah menyetubuhi ibunya (anak tiri). 3.
Istrinya bapak
(yang bukan ibu kandung) dan seatasnya (ibu tiri) 4.
Istrinya anak
dan sebawahnya |
{فَصْلٌ} (وَالْمُحَرَّمَاتُ) أَيْ الْمُحَرَّمُ نِكَاحُهُنَّ (بِالنَّصِّ أَرْبَعَ عَشَرَةَ): وَفِي بَعْضِ النُّسَخِ «أَرْبَعَةَ عَشَرَ»: (سَبْعٌ بِالنَّسَبِ؛ وَهُنَّ: الْأُمُّ وَإِنْ عَلَتْ، وَالْبِنْتُ وَإِنْ سَفُلَتْ). أَمَّا الْمَخْلُوْقَةُ مِنْ مَاءِ زِنَا شَخْصٍ فَتَحِلُّ لَهُ عَلَى الْأَصَحِّ، لَكِنْ مَعَ الْكَرَاهَةِ، وَسَوَاءٌ كَانَتْ المُزنَى بِهَا مُطَاوَعَةً أَوْ لَا. وَأَمَّا الْمَرْأَةَ فَلَا يَحِلُّ لَهَا وَلَدُهَا مِنَ الزِّنَا، (وَالْأُخْتُ) شَقِيْقَةً كَانَتْ أَوْ لِأَبٍ أَوْ لِأُمٍّ، (وَالْخَالَةُ) حَقِيْقَةً أَوْ بِتَوَسُّطٍ كَخَالَةِ الْأَبِ وَالْأُمِّ، (وَالْعَمَّةُ) حَقِيْقَةً أَوْ بِتَوَسُّطٍ كَعَمَّةِ الْأَبِ، (وَبِنْتُ الْأَخِ) وَبَنَاتُ أَوْلَادِهِ مِن ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى، (وَبِنْتُ الْأُخْتِ) وَبَنَاتُ أَوْلَادِهَا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى. وَعَطَفَ الْمُصَنِّفُ عَلَى قَوْلِهِ سَابِقًا «سَبْعٌ» قَوْلَهُ هُنَا: (وَاثْنَتَانِ) أَيْ الْمُحَرَّمَاتُ بِالنَّصِّ اِثْنَتَانِ (بِالرَّضَاعِ) وَهُمَا: (الْأُمُّ الْمُرْضِعَةُ، وَالْأُخْتُ مِنَ الرَّضَاعِ). وَإِنَّمَا اِقْتَصَرَ الْمُصَنِّفُ عَلَى الْاِثْنَتَيْنِ لِلنَّصِّ عَلَيْهِمَا فِي الْآيَةِ، وَإِلَّا فَالسَّبْعُ الْمُحَرَّمَةُ بِالنَّسَبِ تَحْرُمُ بِالرَّضَاعِ أَيْضًا كَمَا سَيَأْتِيْ التَّصْرِيْحُ بِهِ فِي كَلَامِ الْمَتْنِ. (وَ) الْمُحَرَّمَاتُ بِالنَّصِّ (أَرْبَعٌ بِالْمُصَاهَرَةِ) وَهُنَّ: (أُمُّ الزَّوْجَةِ) وَإِنْ عَلَتْ أُمُّهَا، سَوَاءٌ مِنْ نَسَبٍ أَوْ رَضَاعٍ، سَوَاءٌ وَقَعَ دُخُوْلُ الزَّوْجِ بِالزَّوْجَةِ أَمْ لَا، (وَالرَّبِيْبَةُ) أَيْ بِنْتُ الزَّوْجَةِ (إِذَا دَخَلَ بِالْأُمِّ، وَزَوْجَةُ الْأَبِ) وَإِنْ عَلَا، (وَزَوْجَةُ الْاِبْنِ) وَإِنْ سَفُلَ (فتح القريب المجيب في شرح ألفاظ التقريب = القول المختار في شرح غاية الاختصار، ص230-231)
B.
Katergori
tidak permanen (غير المؤبد)
Mahram tidak permanen adalah seorang wanita tidak boleh menikah dengan lelaki
dalam keadaan tertentu. Namun jika keadaan telah berubah, maka sifat Mahram
tersebut hilang sehingga ia menjadi boleh menikah.
Wanita mahram yang termasuk kategori menjadi
mahram tidak permanen adalah saudara perempuan istri dan bibi istri. Maka seorang
laki – laki tidak boleh mengumpulkan istri dan saudarinya baik
saudari persusuan atau nasab. Tidak boleh juga seorang laki-laki
mengumpulkan istri dan bibinya baik dari jalur ayah atau ibu.
والْمُحَرَّماتُ السّابِقَةُ حُرْمَتُها
عَلَى التَّأْبيدِ ( وَواحِدَةٌ ) حُرْمَتُها لَا عَلَى التَّأْبيدِ ، بَلْ ( مِنْ
جِهَةِ الجَمْعِ ) فَقَطْ . ( وَهِيَ أُخْتُ الزَّوْجَةِ ) ؛ فَلَا يَجْمَعُ
بَيْنَها وَبَيْنَ أُخْتِها مِنْ أَبٍ أَوْ أُمٍّ وَبَيْنَهُمَا نَسَبٌ أَوْ رَضاعٌ
، وَلَوْ رَضِيَتْ أُخْتُها بِالْجَمْعِ . ( وَلَا يَجْمَعُ ) أَيْضًا ( بَيْنَ
المَرْأَةِ وَعَمَّتِها ، وَلَا بَيْنَ المَرْأَةِ وَخالَتِها) (فتح
القريب المجيب في شرح ألفاظ التقريب: ص 231)
Wanita-wanita yang telah dijelaskan di atas adalah
wanita yang haram dinikah untuk selamanya. Dan ada satu wanita yang haram
dinikah namun tidak untuk selamanya akan tetapi dari sisi tidak boleh
dikumpulkan saja. Dia adalah saudara perempuannya istri. Sehingga bagi seorang
laki-laki tidak diperkenankan mengumpulkan -dalam pernikahan- antara seorang
wanita dengan saudara wanitanya sekaligus, baik yang seayah atau seibu, atau di
antara dua wanita tersebut terdapat hubungan nasab atau radla’, walaupun
saudara perempuan wanita yang dinikah itu rela untuk dimadu atau dikumpulkan. Seorang
laki-laki juga tidak diperkenankan mengumpulkan antara seorang wanita dengan
bibik wanita tersebut dari jalur ayah, dan antara seorang wanita dengan
bibiknya dari jalur ibu (Fath al-Qarib, 231)
0 Response to "MACAM-MACAM MAHRAM"
Posting Komentar