Minyak Beralkohol
Banyak sekali ditemukan minyak yang dicampur
dengan campuran alkohol, hal ini dilakukan karena berbagai fungsi, antara lain
untuk menekan udara dalam botol minyak. Bagaimanakah hukum minyak wangi yang
dicampur dengan alkohol?
a. Menjadi najis, minyak yang dicampur alkohol, sebab alkohol itu
termasuk cairan yang memabukkan, dan cairan yang memabukkan dihukumi najis. (Syarh
al-Jamal ‘ala al-Minhaj, juz 1, hal. 170)
(قَوْلُهُ أَيْضًا نَظَرًا لِأَصْلِهِمَا)
أَيْ فَمَا كَانَ مَائِعًا حَالَ إسْكَارِهِ كَانَ نَجِسًا، وَإِنْ جَمَدَ وَمَا
كَانَ جَامِدًا حَالَ الْإِسْكَارِ يَكُونُ طَاهِرًا، وَإِنْ انْمَاعَ
كَالْحَشِيشِ الْمُذَابِ وَكَالْكِشْكِ الْمُسْكِرِ حَالَ جُمُودِه (شرح
الجمل على المنهاج، ج 1، ص 170)
b. Tidak najis, sebab tidak memabukkan dan campurannya hanya untuk
menjaga kebaikan komposisi minyak.
اَلْمَبْحَثُ الثَّالِثُ فِى تَعْرِيْفِ
الْكُحُوْلِ الَّذِيْ اِسْتَفَدْناَهُ مِنْ كَلاَمِ مَنْ يَعْرِفُ حَقِيْقَتَهُ
الَّذِيْ يَقْبَلُهُ الْحِسُّ مَعَ مَا رَاَيْناَهُ مِنْ اَلاَتِ صِنَاعَتِهِ
وَهُوَ عُنْصُرُ بُخَارٍ يَجِدُ فِى الْمُتَخَمِّرَاتِ الْمُسْكِرَاتِ مِنَ
الْأَشْرِبَةِ. فَبِوُجُوْدِهِ فِيْهَا يَحْصُلُ الْأِسْكَارُ وَيُوْجَدُ هَذَا
الْكُحُوْلِ اَيْضًا فِى غَيْرِ الْأَشْرِبَةِ مِنْ مُتَخَمِّرَاتِ نَقِيْعِ
اْلاَزْهَرِ وَاْلاَثْمَارِ الَّذِى يُتَّخَذُ طِيْبًا وَغَيْرُهُ كَمَا يُوْجَدُ
مِنْ مَعْقُوْدِ الْخَشَبِ بِأَلَاتٍ حَدِيْدِيَّةٍ مَخْصُوْصَةٍ وَهَذَا
الْأَخِيْرُ أَضْعَفُ الْكُحُوْلِ كَمَا اَنَّ اَقْوَاهُ الَّذِى يُوْجَدُ فِى
الْعِنَبِ (المباحث الوفية للسيد عثمان البتاوي)
Pengertian
alkohol sebagaimana yang kami dapatkan dari pernyataan orang yang mengetahui
hakekatnya serta yang kami lihat dari peralatan industri pembutannya adalah
merupakan sesuatu unsur yang dapat menguap yang terdapat pada minuman yang
memabukkan. Keberadaan-nya akan mengakibatkan mabuk. Alkohol ini juga terdapat
pada selain minuman, seperti pada rendaman air, bunga dan buah-buahan yang
dibuat untuk wewangian dan lainnya, sebagaimana juga terdapat pada kayu-kayuan
yang diproses dengan mempergunakan peralatan khusus dari logam. Dan yang
terakhir ini merupakan alkohol dengan kadar paling rendah sedangkan yang
terdapat pada perasa anggur merupakan alkohol dengan kadar tinggi. (al-Mabahits
al-Wafiyyah Bab Najasah)
وَمِنْهَا اَىْ مِنَ الْمَعْفُوَاتِ؛
الْمَائِعَاتُ النَّجَسَةُ الَّتِى تُضَافُ اِلَى الْاَدَوِيَةِ وَالرَّوَائِحِ
الْعِطْرِيَّةِ لِاَصْلَاحِهَا فَإِنَّهُ يُعْفَى عَنِ الْقَدْرِ الَّذِيْ بِهِ
اْلاِصْلَاحُ قِيَاسًا عَلَى الْاَنْفِخَةِ الْمَصْلَحَةِ لِلْجَبِيْنِ
Termasuk najis
yang dima’fu (ditoleransi) adalah, cairan-cairan najis yang dicampurkan untuk
komposisi obat-obatan dan parfum, cairan tersebut bisa ditoleransi dengan kadar
yang memang diperlukan untuk komposisi yang seharusnya. Karena hal itu
diqiaskan dengan usus babat yang digunakan untuk menambahkan kualitas mentega. (al-Fiqh ‘ala Madzahib
al-Arba’ah, juz 1, hal. 25)
0 Response to "Minyak Beralkohol"
Posting Komentar