ORANG YANG HADATS MENULIS AL QUR’AN
Seorang guru madrasah tidak jarang diharuskan
untuk menulis ayat-ayat al-Qur'an sebagai bahan pengajarannya. Sedangkan tidak
semua guru itu memiliki wudhu’ dan juga ada yang berhadast.
Bagaimana hukum orang yang hadats menulis Al-Qur'an?
A. Haram
Tidak boleh menurut jumhur ulama fiqih seseorang yang yang sedang berhadats menulis mushaf.
B. Mubah
Sebagian ulama malikiyah mengatakan boleh orang berhadats menulis al-Qur'an karena kesulitan berwudhu’ setiap saat. Sedangkan Menurut qaul Shahih ulama Hanabilah dan syafi’iyah boleh menulis mushaf dengan syarat tanpa memegang mushaf.
C. Makruh
Menurut ulama’
Hanafiyyah orang berhadats makruh menulis dan memegang tempat yang
ditulisi sebagian ayat alqur’an dan nama-nama Allah seperti sampul al-Qur'an
karena hal tersebut tidak memulyakan al-Qur'an. Begitu juga di atas mihrab dan
tembok karena dikhawatirkan tulisan tersebut jatuh.
كِتَابَةُ الْمُحْدِثِ الْمُصْحَفِ
يَرَى جُمْهُورُ الْفُقَهَاءِ أَنَّهُ
لَا يَجُوزُ لِلْمُحْدِثِ كِتَابَةُ الْمُصْحَفِ لَكِنْ تَخْتَلِفُ عِبَارَاتُهُمْ
فِي الشُّرُوطِ وَالتَّفْصِيل.
فَقَال الْحَنَفِيَّةُ: يُكْرَهُ
لِلْمُحْدِثِ الْكِتَابَةُ وَمَسُّ الْمَوْضِعِ الْمَكْتُوبِ مِنَ الْقُرْآنِ وَأَسْمَاءِ
اللَّهِ تَعَالَى عَلَى مَا يُفْرَشُ لِمَا فِيهِ مِنْ تَرْكِ التَّعْظِيمِ،
وَكَذَا عَلَى الْمَحَارِيبِ وَالْجُدْرَانِ لِمَا يُخَافُ مِنْ سُقُوطِ
الْكِتَابَةِ
وَقَال الْمَالِكِيَّةُ: لَا يَجُوزُ
لِلْمُحْدِثِ كَتْبُهُ عَلَى الرَّاجِحِ أَيْ لَيْسَ لِلنَّاسِخِ أَنْ يَكْتُبَ
وَيَمَسَّ الْمُصْحَفَ مُحْدِثًا، وَقِيل: يَجُوزُ كِتَابَةُ الْمُحْدِثِ
لِمَشَقَّةِ الْوُضُوءِ كُلَّ سَاعَةٍ
وَقَال الشَّافِعِيَّةُ: لَا يَجُوزُ
كِتَابَةُ الْقُرْآنِ بِشَيْءٍ نَجَسٍ وَإِذَا كَتَبَ الْمُحْدِثُ أَوِ
الْجُنُبُ مُصْحَفًا نُظِرَ إِنْ حَمَلَهُ أَوْ مَسَّهُ فِي حَال كِتَابَتِهِ
حَرُمَ، وَإِلَاّ فَالصَّحِيحُ جَوَازُهُ لأَِنَّهُ غَيْرُ حَامِلٍ وَلَا مَاسٍّ،
وَفِيهِ وَجْهٌ مَشْهُورٌ يَحْرُمُ، وَوَجْهٌ ثَالِثٌ يَحْرُمُ عَلَى الْجُنُبِ
دُونَ الْمُحْدِثِ.وَإِذَا كَتَبَ الْقُرْآنَ فِي لَوْحٍ فَلَهُ حُكْمُ
الْمُصْحَفِ فَيَحْرُمُ مَسُّهُ وَحَمْلُهُ عَلَى الْبَالِغِ الْمُحْدِثِ هَذَا
هُوَ الْمَذْهَبُ الصَّحِيحُ وَبِهِ قَطَعَ الأَكْثَرُونَ، وَفِيهِ وَجْهٌ
مَشْهُورٌ أَنَّهُ لَا يَحْرُمُ لأَِنَّهُ لَا يُرَادُ لِلدَّوَامِ بِخِلَافِ
الْمُصْحَفِ فَعَلَى هَذَا يُكْرَهُ وَلَا فَرْقَ بَيْنَ أَنْ يَكُونَ
الْمَكْتُوبُ قَلِيلاً أَوْ كَثِيرًا فَيَحْرُمُ عَلَى الصَّحِيحِ قَال إِمَامُ
الْحَرَمَيْنِ: لَوْ كَانَ عَلَى اللَّوْحِ آيَةٌ أَوْ بَعْضُ آيَةٍ كُتِبَ
لِلدِّرَاسَةِ حَرُمَ مَسُّهُ وَحَمْلُهُ وَيُكْرَهُ نَقْشُ الْحِيطَانِ
وَالثِّيَابِ بِالْقُرْآنِ وَبِأَسْمَاءِ اللَّهِ تَعَالَى قَال الْقَاضِي
حُسَيْنٌ وَالْبَغَوِيُّ وَإِذَا كَتَبَ قُرْآنًا عَلَى حَلْوَى فَلَا بَأْسَ
بِأَكْلِهِ. وَإِنْ كَانَ عَلَى خَشَبَةٍ كُرِهَ إِحْرَاقُهَا .
وَقَالَ الْحَنَابِلَةُ كَمَا فِي
الإِنْصَافِ: يَجُوزُ كِتَابَةُ الْمُصْحَفِ مِنْ غَيْرِ مَسٍّ عَلَى الصَّحِيحِ
مِنَ الْمَذْهَبِ جَزَمَ بِهِ الْمُصَنِّفُ وَهُوَ مُقْتَضَى كَلَامِ الْخِرَقِيِّ
. (الموسوعة الفقهية الكويتية: ج 37، ص
279)
Bab orang
berhadats menulis mushaf
Jumhur
ulama berpendapat tidak boleh orang berhadats menulis mushaf tetapi ungkapan
mereka berbeda-beda mengenai syarat dan rincian-rinciannya.
Menurut
ulama’ hanafiyyah orang berhadats makruh menulis dan memegang tempat yang ditulisi
sebagian ayat alqur’an dan nama-nama Allah di atas ubin karena hal tersebut
tidak memulyakan al-Qur'an. Begitu juga di atas mihrab dan tembok karena
dikhawatirkan tulisan tersebut jatuh.
Menurut
ulama malikiyah berdasarkan Qaul Rajih tidak boleh orang berhadats menulis
mushaf yakni tidak ada penyalin yang berhadats menulis dan memegang al-Qur'an.
Pendapat lain mengatakan boleh orang berhadats menulis al-Qur'an karena sulit
berwudhu’ setiap saat.
Menurut
ulama Syafi’iyah tidak boleh menulis al-Qur'an dengan benda najis. Ketika orang
berhadats atau junub menulis mushaf maka dipertimbangkan apabila ia membawa
atau memegangnya saat menulis maka haram, jika tidak membawa dan memegang
maka pendapat yang shahih adalah boleh
karena ia tidak membawa dan memegang mushaf. Di dalam masalah ini terdapat
pendapat yang masyhur yaitu haram. Adapun pendapat yang ketiga adalah haram
bagi orang junub menulis mushaf tidak untuk orang berhadats.Apabila seseorang
menulis al-Qur'an pada papan maka hukumnya sama dengan mushaf sehingga haram
orang balig berhadats memegang dan membawa mushaf ini adalah pendapat yang
shahih. Mayoritas ulama berpendapat demikian. Tetapi pendapat yang masyhur
adalah tidak haram karena tidak diinginkan untuk selamanya beda dengan mushaf.
Maka dimakruhkan berdasarkan hal ini dan tidak ada perbedaan antara yang
ditulis itu sedikit atau banyak maka haram menurut pendapat yang shahih. Imam
haramain berkata : jika di papan ada satu ayat atau sebagian ayat yang ditulis
untuk belajar maka haram memegang dan membawanya dan dimakruhkan mengukir
dinding dan kaos dengan al-Qur"an dan nama-nama Allah. Qadhi Husain dan
al-Baghawi berkata : jika seseorang menulis al-Qur'an di atas manisan maka
boleh memakannya. Jika menulis di atas sepotong kayu maka makruh membakarnya
Menurut
ulama Hanabilah seperti yang tertera di dalam kitab al-Inshaf boleh menulis
mushaf tanpa memegang berdasarkan pendapat yang shahih dari madzhab hambali
(al-Mausu'ah al-Fiqhiyah al-Kuwaitiyah, 37:279)
0 Response to "ORANG YANG HADATS MENULIS AL QUR’AN"
Posting Komentar