WAKTU-WAKTU DIHARAMKANNYA SHALAT

 

WAKTU-WAKTU DIHARAMKANNYA SHALAT

Shalat sunnah itu ada dua macam, yaitu yang pertama shalat sunnah yang memiliki sebab seperti shalat janazah, shalat gerhana, shalat lisyukril wudhu’, shalat tahiyyatal masjid, dll. yang kedua adalah shalat sunnah yang tidak memiliki sebab seperti shalat taubat, shalat hajat, shalat istikharah, shalat tasbih.

Adapun waktu-waktu diharamkan melaksanakan shalat sunnah mutlak:

  1. Setelah shalat subuh sampai masuk waktu shalat dluha
  2. Setelah shalat ashar sampai masuk waktu shalat maghrib
  3. Waktu istiwa’ (matahari berada tepat di atas kepala) sampai masuk waktu shalat dzuhur selain hari jum’at

Catatan: hukum ini tidak berlaku di tanah haram Makkah, baik di masjid ataupun selain masjid.

يُكْرَهُ ‌تَحْرِيْمًا صَلَاةٌ لَا سَبَبَ لَهَا كَالنَّفْلِ الْمُطْلَقِ وَمِنْهُ صَلَاةُ التَّسَابِيْحِ أَوْ لَهَا سَبَبٌ مُتَأَخَّرٌ كَرَكْعَتَيِ اسْتِخَارَةٍ وَإِحْرَامٍ بَعْدَ أَدَاءِ صُبْحٍ حَتَّى تَرْتَفِعَ الشَّمْسُ كَرَمْحٍ وَعَصْرٍ حَتَّى تَغْرُبَ وَعِنْدَ اسْتِوَاءٍ غَيْرَ يَوْمِ الْجُمْعَةِ لَا مَا لَهُ سَبَبٌ مُتَقَدَّمٌ كَرَكْعَتَيِ وُضُوْءٍ وَطَوَافٍ وَتَحِيَّةٍ وَكُسُوْفٍ وَصَلَاةِ جَنَازَةٍ وَلَوْ عَلَى غَائِبٍ وَإِعَادَةٍ مَعَ جَمَاعَةٍ وَلَوْ إِمَامًا وَكَفَائِتَةِ فَرْضٍ أَوْ نَفْلٍ لَمْ يُقْصَدْ تَأْخِيْرُهَا لِلْوَقْتِ الْمَكْرُوْهِ لِيَقْضِيَهَا فِيْهِ أَوْ يُدَاوِمَ عَلَيْهِ ـ (فتح المعين بشرح قرة العين بمهمات الدين: ص89)

Makruh tahrim. Melakukan shalat tanpa sebab-sebab, seperti shalat mutlak. Sebagiannya adalah shalat tasbih atau memiliki sebab, namun diakhirkan seperti dua rakaat shalat istikharah dan ihram, setelah melakukan shalat subuh sampai naiknya matahari seperti tombak, setelah shalat ashar sampai tenggelamnya matahari, pada saat waktu istiwa’ selain di hari jum’at, bukan shalat yang memiliki sebab yang diawalkan seperti dua rakaat wudhu’, tawaf, tahiyyat, kusuf, shalat jenazah. Walaupun bagi mayit yang tidak di tempat (ghaib). Shalat yang diulangi secara berjama’ah. walaupun menjadi imam. Dan seperti shalat fardhu dan sunnah yang telah lewat dari waktunya yang tidak dimaksud untuk mengakhirkannya di waktu yang dimakhruhkan agar diqadha’ di waktu itu atau agar selalu mengqadha’ di waktu tersebut. (Fath al-Mu’in, 89)

Posting Komentar untuk "WAKTU-WAKTU DIHARAMKANNYA SHALAT"