Hukum Menjual Barang Rampasan/Sitaan
Barang rampasan merupakan barang yang diperoleh dari suatu pihak yang mana barang tersebut disalahgunakan atau ada sebuah aturan yang tidak membolehkan adanya barang tersebut dalam suatu tempat atau lembaga. Contoh kejadian seorang santri tidak dibolehkan membawa barang elektronik ketika membawa barang tersebut akan dirampas/disita oleh kepengurusan. Dan dalam hal ini bagaimana hukum menjual barang rampasan/sitaan tersebut?
Tidak Boleh
Tidak diperbolehkan karena makna ta’zir yang sesungguhnya adalah menahan suatu harta dan tidak mengambil untuk dirinya atau untuk baitul mal.
وَأَفَادَ فِي الْبَزَّازِيَّةِ أَنَّ مَعْنَى التَّعْزِيْرِ بِأَخْذِ الْمَالِ عَلَى الْقَوْلِ بِهِ إِمْسَاكُ شَيْءٍ مِنْ مَالِهِ عَنْهُ مُدَّةً لِيَنْزَجِرَ ثُمَّ يُعِيدُهُ الْحَاكِمُ إِلَيْهِ لَا أَنْ يَأْخُذَهُ الْحَاكِمُ لِنَفْسِهِ أَو لِبَيْتِ الْمَالِ كَمَا يَتَوَهَّمُهُ الظُّلَمَةُ إِذْ لَا يَجُوزُ لِأَحَدٍ مِنَ الْمُسْلِمِينَ أَخْذُ مَالِ أَحَدٍ بِغَيْرِ سَبَبٍ شَرْعِيٍّ.(البحر الرَائِق: ج ٥, ص ٦٨)
“Penulis dalam al-Bazzaziyah memberi faidah sungguh makna ta'zir sebab mengambil harta menurut qaul adalah menahan sesuatu dari hartanya dalam satu masa agar tercegah. Kemudian hakim mengulangi padanya tidak mengambil untuk dirinya atau untuk baitul mal; seperti orang zalim menyangkanya. Karena tidak boleh bagi seseorang mengambil harta orang lain tanpa sebab syar'I”. (Al-Bahru al-Raiq, 5:68)
Boleh
Sebagian tabi’in dan Syaikh Abdul Qohir al-Maghribi membolehkan ta’zir dengan mengambil harta dan tidak perlu dikembalikan pada pemiliknya meskipun dia bertobat. Akan tetapi harta tersebut digunakan untuk kepentingan umum atau dimasukkan ke kas lembaga.
وَهَلْ يَجُوزُ اَلتَّعْزِيرُ بِالْغَرَامَةِ اَلْمَالِيَّةِ ؟ اَلْمَذَاهِبُ الأَرْبَعَةُ لَا تُجِيْزُ اَلتَّعْزِيرَ بِالتَّغْرِيمِ لَكِنَّ بَعْضَ اَلتَّابِعِينَ وَالشَّيْخِ عَبْدَ اَلْقَاهِرْ اَلْمَغْرِبِيِّ قَالُوا بِالْجَوَازِ وَقَالُوا لا تَعُودُ اَلْغَرَامَةَ إِلَى اَلْمُتَضَرِّرِ مِنْ اَلْجَرِيمَةِ وَإِنَّمَا تَعُودُ إِلَى بَيْتِ اَلْمَالِ . (شرح الياقوت النفيس: ص ٧٦٠)
“Apakah boleh ta’zir dengan hukuman harta? Empat mazhab tidak membolehkan ta’zir dengan mengambil harta, akan tetapi sebagian tabi’in dan Syaikh Abdul Qohir al-Maghribi mengatakan boleh. Mereka mengatakan, harta tersebut tidak perlu dikembalikan pada orang yang telah melanggar aturan, namun dikembalikan pada baitul mal (kas umum).” (Syarah al-Yaqut al-Nafis: 760)
Penulis : M Syarifuddin Zuhri
Perumus : Ust. Arief Rahman Hakim, M.Pd.
Mushohih : Ust. Dr. Miftara Ainul M., M.Pd
Penyunting : M Salman Al Farizi
DAFTAR PUSTAKA
Nujaym, Zayn al-Din Ibn, Al-Bahr al-Raiq Syarh Kanz al-Daqa'iq, Dar al-Kutub al-Ilmiyah, sebanyak 9 jilid.
As-Syathiri, Muhammad Bin Ahmad Umar Assyatiri, Syarah al-Yaqut al-Nafis, Dar Al-Minhaj, Beirut, Lebanon : 2007..jpg)


Posting Komentar untuk "Hukum Menjual Barang Rampasan/Sitaan"