Ada sebagian kalangan yang beranggapan bahwa membaca do’a qunut ketika shubuh adalah tidak sunnah. Bahkan haram hukumnya, karena Rasulullah Saw. tidak melaksanakannya. Bagaimana sebenar-nya hukum membaca do’a qunut dalam shalat shubuh? Apakah benar Rasulullah tidak melaksanakannya?
a.
Imam Abu Hanifah dan Imam Ahmad bin Hanbal mereka berpendapat bahwa shalat
shubuh itu tanpa qunut karena Rasulullah tidak melakukan hal tersebut.
Keterangan ini termaktub dalam kitab Ibanah al-Ahkam, juz 1,
halaman 431 berikut ini:
عَنْ سَعْدِ بْنِ طَارِقٍ
الْأَشْجَعِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ قُلْتُ لِأَبِي ياَ أَبَتِ إِنَّكَ قَدْ
صَلَّيْتَ خَلْفَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَبِي بَكَرٍ
وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ أَفَكَانُوْا يَقْنِتُوْنَ فِي الْفَجْرِ؟ قَالَ
أَيْ بُنَيَّ مُحْدَثٌ (رَوَاهُ الْخَمْسَةُ إِلَّا أَبَا دَاوُدَ) فَمِنَ
الْحَدِيْثِ اَلنَّهْيُ عَنِ الْقُنُوْتِ فِي الصُّبْحِ وَبِهِ أَخَذَ أَبُوْ
حَنِيْفَةَ وَأَحْمَدُ (إِبَانَةُ الْأَحْكَامِ، ج 1، ص 431)
Dari Said bin Thariq al-Asyja’i ra, ia berkata;
aku pernah bertanya kepada ayahku wahai ayah! Sesungguhnya engkau pernah
mengerjakan shalat di belakang Rasulullah Saw, Abu Bakar, Umar, Usman, Ali.
Apakah mereka semua berdo’a qunut ketika shalat shubuh? Ayahku menjawab qunut
itu termasuk perkara yang baru datang (HR. Khamsah kecuali Abu Dawud) dari
hadis tersebut tercetuslah hukum berupa larangan qunut shubuh, seperti yang
dipegang Abu Hanifah dan Imam Ahmad. (Ibanah al-Ahkam, juz 1, hal. 431)
b.
Ulama’ Syafi’iyah berpendapat bahwa hukum membaca qunut pada shalat
shubuh termasuk sunnah ab’ad (apabila ditinggalkan maka sunnah melakukan
sujud sahwi). Sebagaimana pendapat ini diutarakan oleh Imam Nawawi:
مَذْهَبُنَا أَنَّهُ يُسْتَحَبُّ
الْقُنُوْتُ فِيْهَا سَوَاءٌ نَزَلَتْ نَازِلَةً أَمْ لَمْ تَنْزَلْ وَبِهَذَا
قَالَ أَكْثَرُ السَّلَفِ وَمَنْ بَعْدَهُمْ أَوْ كَثِيْرٌ مِنْهُمْ وَمِمِّنْ
قَالَ بِهِ أَبُوْ بَكْرٍ الصِّدِّيْقِ وَعُمَرُبْنُ الْخَطَّابِ وَعُثْمَانُ
وَعَلِيٌّ وَابْنُ عَبَّاسٍ وَالْبَرَّاءُ بْنُ عَازَبَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمْ
(اَلْمَجْمُوْعُ شرح المهذب، ج 3، ص 504)
Dalam madzhab kita (madzhab Syafi’i)
disunnahkan membaca qunut dalam shalat shubuh, baik ada bala’ (bencana, cobaan,
adzab dan lain sebagainya) maupun tidak, inilah pendapat kebanyakan ulama’
salaf dan setelahnya. Diantaranya adalah Abu Bakar as-Siddiq, Umar bin Khattab,
Usman, Ali, Ibn Abbas dan al-Barra’ bin Azib ra. (al-Majmu’, juz 1, hal. 504)
Dalil yang bisa dibuat acuan adalah hadits Nabi Saw:
عَنْ أَنَسٍ بِنْ مَالِكٍ قَالَ
مَازَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْنُتُ فِي الْفَجْرِ
حَتىَّ فَارَقَ الدُّنْيَا (مُسْنَدُ أَحْمَدَ بْنِ حَنْبَلَ، رَقْمٌ 12196)
Diriwayatkan dari Anas bin Malik ra. Beliau
berkata; Rasulullah Saw. Senantiasa membaca qunut ketika shalat sampai beliau wafat. (Musnad Ahmad bin Hanbal,
hadits nomor: 12196)
Larangan qunut tersebut di atas dikomentari oleh Imam as-Sathi, dia
berkata: Dasar hadits yang kemudian dikatakan bahwa qunut itu perkara
yang baru datang, tidak bisa dijadikan sebagai alasan untuk melarang qunut.
Hal ini sesuai dengan kaidah ushul fiqih:
يَقْدُمُ الْمُثْبِتُ عَلَى النَّافِى
لِاشْتِمَالِهِ عَلَى زِيَادَة عِلْمٍ (شَرْحُ نَظْمِ جَمْعِ الْجَوَامِعِ، ج 2، ص
475)
Dalil yang menjelaskan adanya (terjadinya)
suatu perkara, didahului oleh dalil yang menyatakan bahwa perkara tersebut tidak ada. Sebab adanya
penjelasan pada suatu dalil, menunjukkan adanya pemberitahuan (ilmu) yang lebih
pada dalil tersebut. (Syarah Nadzam Jam’ul Jawami’, juz 2, hal. 475)
Dengan demikian membaca qunut dalam shalat shubuh merupakan
hal yang disunnahkan dan tidak bertentangan dengan syari’at.
0 Response to "Hukum Membaca Do’a Qunut ketika Shalat Shubuh"
Posting Komentar