Shalat isya’ merupakan shalat fardlu yang memiliki waktu paling
panjang yakni kurang lebih 9 jam. Dalam hal ini para ulama’ berbeda pendapat
mengenai waktu yang paling utama untuk melaksanakan shalat isya’ di antaranya :
a.
Menyegerakan shalat isya’
Disunnahkan menyegerakan shalat isya’ di awal waktu.
Hal ini berdasarkan firman Allah pada surat Al-Baqarah ayat 148
Hal ini berdasarkan firman Allah pada surat Al-Baqarah ayat 148
(فَاسْتَبِقُوْاالْخَيْرَاتِ)
"berlombalah kamu pada kebaikan."
Hasyiah
al-Jamal ‘ala Syarh al-Minhaj juz I, hlm. 431-432, al-Majmû’ Syarh al-Muhadzab,
juz IV, hlm. 39:
( وَسُنَّ
تَعْجِيلُ صَلَاةٍ ) وَلَوْعِشَاءً ( لِأَوَّلِ وَقْتِهَا ) لِخَبَرِ {ابْنِ مَسْعُودٍ سَأَلْت
النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ الْأَعْمَالِ أَفْضَلُ قَالَ الصَّلَاةُ
لِأَوَّلِ وَقْتِهَا}
b.
Sunnah mengakhirkan shalat isya’
Disunahkan mengakhirkan shalat isya’ sebagaimana dikisahkan bahwa
ada seorang perawi yang pernah menyaksikan nabi Muhammad mengakhirkan shalat
isya’ di waktu-waktu ikhtiyar.
Syarh al-Minhaj al-Jamal, juz I, hlm 433, al-Majmû’ Syarh al-Muhadzab, juz IV, hlm. 51:
Syarh al-Minhaj al-Jamal, juz I, hlm 433, al-Majmû’ Syarh al-Muhadzab, juz IV, hlm. 51:
كَانَ النَّبِيُ يَسْتَحِبُّ أَنْ
يُؤَخِّرَ الْعِشَاءَ (حاشية الجمل، ج ، ص ٤٣٣)
Abi Barzah al-Silamiyi meriwayatkan bahwasanya dia sesekali pernah
melihat nabi mengakhirkan shalat isya’. Hal ini menunjukkan bahwa mengakhirkan
shalat isya’ itu diperbolehkan tapi tidak
diutamakan karena nabi hanya melakukannya sesekali waktu. Syarh Minhaj
al-Thullab, juz I, hlm. 433:
قوله: (كان يستحب أن يؤخر العشاء إلخ) ليس
هذا من أخباره صلى الله عليه وسلم وإنما هو
من أخبار الراوي بحسب ما فهمه من تأخيره صلى الله عليه وسلم لفعلها أحيانا (شرح منهج
الطلاب، ج 1، ص 433)
0 Response to "Macam Waktu Pelaksanaan Shalat Isya’"
Posting Komentar