HUKUM
BERQURBAN MENGGUNAKAN AYAM
Dimas adalah seorang santri yang sangat menekuni
syariat yang di ajarkan saat di pesantren, namun tidak semua syariat dimas
laksanakan, karena kurang mampu dimas tidak sanggup membeli kambing untuk di
qurbankan. Maka dimas berqurban dengan ayam.
Bagaimanakah pendapat ulama mengenai problematika di atas?
A. Boleh
Boleh bagi orang yang belum mampu meskipun
berQurban dengan ayam jago ataupun angsa menurut syaikh Al-Midany mengikuti
pendapat ibnu Abbas.
(فَائِدَةٌ) : عَنِ ابْنِ
عَبَّاسَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا : أَنَّهُ يَكْفِي فِي الْأُضْحِيَةِ إِرَاقَةُ
الدَّمِ وَلَوْ مِنْ دُجَاجَةٍ وَإِوَزَةٍ كَمَا قَالَهُ الْمِيْدَانِي ، وَكَانَ
شَيْخُنَا يَأْمُرُ الْفَقِيْرَ بِتَقْلِيْدِهِ وَبِقِيْسٍ عَلَى الْأُضْحِيَةِ
الْعَقِيْقَةَ، وَيَقُوْلُ لِمَنْ وَلَدَ لَهُ
مَوْلُوْدٌ : عِقَّ بِالدِّيْكَةِ عَلَى مَذْهَبِ ابْنِ عَبَّاسَ اهـ
باجوري. ( بغية المسترشدين : ص422 )
“(Diriwayatkan) dari Ibnu Abbas, sesungguhnya kurban cukup mengalirkan darah walaupun dari ayam atau angsa seperti yang telah diucapkan Al-Maidani. Dan Guru kita memerintahkan orang-orang fakir untuk mengikuti (taqlid) pendapat tersebut. Dan beliau mengqiyaskan terhadap kurban ini yaitu aqiqah untuk anak yang dilahirkan dengan menggunakan ayam, menurut Madzhab Ibnu Abbas” (Bughyah al-Mustarsyidin: 422).
B. Tidak Sah
Sebab pendapat ibnu Abbas hanya mengarah kepada
tercapainya barokah Qurban atau Aqiqoh itu bukan dalam keabsahannya.
فَلَا تُجْزِئُ الْعَقِيْقَةُ
كَالْأُضْحِيَةِ بِغَيْرِ النَّعَمِ كَمَا قَالَ الْإِمَامُ النَّوَوِيُ فِي
الْمَجْمُوْعِ وَوَقَعَ فِي حَاشِيَةِ الْعَلَّامَةِ إِبْرَاهِيْمَ الْبَيْجُوْرِي
أَنَّ شَيْخَهُ كَانَ يُفْتِي لِلْفُقَرَاءِ بِذَبْحِ الدِّيْكِ عَقِيْقَةٌ وَأَنَّ
الْعَلَّامَةَ الْمَيْدَانِي مِنْ مُتَأَخِّرِي أَئِمَّتِنَا كَانَ يُفْتِي
بِهَذَا وَيَقُوْلُ إِنَّهُ مَذْهَبُ ابْنِ عَبَّاسَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قُلْتُ
هَذَا مَحْمُوْلٌ عَلَى حُصُوْلِ مُطْلَقِ الْبَرَكَةِ بِذَبْحِ غَيْرِ النَّعَمِ
أَمَّا حُصُوْلُ نَفْسِ الْعَقِيْقَةِ وَسُقُوْطِ طَلَبِهَا بِذَلِكَ فَلَا يَقَعُ.
(القول المحمود في احكام المولود. ابو المعالي امجد رشید: ص ۸۲۸ )
“selain
hewan ternak tidak memenuhi ketentuan aqiqah sepertinya halnya Qurban.”
(al-Qoul al-Mahmud fi ahkami al-Maulud: 828).
اتَّفَقَ العُلَماءُ عَلَى أَنَّ
الأُضْحيَّةَ لَا تَصِحُّ إِلَّا مِنْ نَعَمٍ : إِبِلٍ وَبَقَرٍ ( وَمِنْهَا
الْجَامُوْسُ ) وَغَنَمٍ ( وَمِنْهَا المَعْزُ ) بِسَائِرِ أَنْوَاعِهَا ،
فَيَشْمَلُ الذَّكَرَوَالْأُنْثَىى ، وَالْخَصِيَّ
وَالْفَحْلَ ، فَلَا يُجْزِئُ غَيْرَ النَعَمِ مِنْ بَقَرِ الوَحْشِ وَغَيْرِهِ ،
وَالظَّبَاءِ وَغَيْرِها ، لِقَوْلِهِ تَعَالَى : { وَلِكُلِّ أُمَّةٍ جَعَلْنَا
مَنْسَكًا لِيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ عَلَى مَا رَزَقَهُمْ مِنْ بَهِيْمَةِ
الأَنْعَامِ } [ الحَجُّ : 34 / 22 ] وَلَمْ يُنْقَلْ عَنْهُ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، وَلَا عَنْ
أَصْحابِهِ التَّضْحيَةُ بِغَيْرِهَا . (الفقه الإسلامي وأدلته للزحيلي : ج 4، ص 2719 )
“Para Ulama Fiqh sepakat bahwa kurban tidak diperbolehkan kecuali dengan
binatang ternak yaitu : Unta, Sapi (termasuk kerbau) dan kambing (termasuk
kambing kacang) dengan segala jenisnya mencakup ternak jantan atau betina, yang
dikebiri atau menjadi pejantan. Dengan demikian kurban tidak diperkenankan
memakai selain binatang ternak seperti sapi liar (hutan), kijang dan lain-lain
berdasarkan firman Allah “Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan
penyembelihan (kurban), supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang
ternak yang telah direzekikan Allah kepada mereka” (QS. 22:34.). Dan tidak
diriwayatkan dari nabi Muhammad SAW dan para sahabat berkurban memakai selain
binatang ternak” (Fiqih Islam Wa Adillatuhu 4: 259).
Posting Komentar untuk "HUKUM BERQURBAN MENGGUNAKAN AYAM"