BAGIAN DAGING YANG BOLEH DIMAKAN ORANG YANG BERAQIQAH ATAU BERQURBAN

 

BAGIAN DAGING YANG BOLEH DIMAKAN ORANG YANG BERAQIQAH ATAU BERQURBAN

Qurban dibagi menjadi dua yaitu qurban wajib dan qurban sunnah. Begitu juga aqiqah, ada aqiqah wajib dan aqiqah sunnah. Apakah orang yang berqurban atau beraqiqah diperbolehkan memakan daging hewan sembelihannya?

A.     Tidak boleh memakan seluruh daging qurban

Tidak boleh memakan daging qurban apabila termasuk qurban wajib / qurban nadzar, bagi orang yang berqurban dan orang yang dinafkahinya, tetapi wajib menshodaqahkan semua dagingnya.

 (قَوْلُهُ وَلَا يَأْكُلُ ) أَيْ لَا يَجُوْزُلَهُ اَلْأَكْلُ فَاِنْ أَكَلَ شَيْأً غَرَّمَهُ وَقَوْلُهُ الْمُضَحِّى وَكَذَا مَنْ تَلْزَمُهُ نَفَقَتُهُ وَقَوْلُهُ مِنَ الْاُضْحِيَةِ الْمَنْذُوْرَةِ أَيْ حَقِيْقَةً كَمَا لَوْ قَالَ لِلّهِ عَلَيَّ أَنْ أُضَحِّىَ بِهَذِهِ فَهَذِهِ مُعَيَّنَةٌ بِالنَّذْرِ اِبْتِدَاءً وَكَمَا لَوْقَالَ لِلّهِ عَلَيَّ أُضْحِيَّةٌ ثُمَّ عَيَّنَهَا بَعْدَ ذَلِكَ فَهَذِهِ مُعَيَّنَةٌ عَمَّا فِى الذِّمَّةِ أَوْحُكْمًا كَمَا لَوْقَالَ هَذِهِ أُضْحِيَّةٌ أَوْ جَعَلْتُ هَذِهِ أُضْحِيَّةً فَهَذِهِ وَاجِبَةٌ بِالْجَعْلِ لَكِنَّهَا فِى حُكْمِ الْمَنْذُوْرَةِ كَاَمْرٍ ......... وَكَذَلِكَ الْعَقِيْقَةُ الْمَنْذُوْرَةُ وَالطَّبْخَةُ الْمَنْذُوْرَةُ............(قَوْلُهُ بَلْ يَجِبُ عَلَيْهِ التَّصَدُّقُ بِجَمِيْعِ لَحْمِهَا) اَيْ جِلْدِهَا وَقَرْنِهَا. (حشية الباجورى : ج 2، ص 300 - 301)

(tidak boleh memakan) yakni tidak diperbolehkan untuk memakan daging qurban, jika memakan sedikit saja maka harus menggantinya.  hal ini berlaku bagi orang yang ber-qurban dan orang yang dinafkahinya jika berupa qurban nadzar,baik nadzar hakiki, contoh perkataan:  “Karena Allah aku berqurban dengan hewan ini”, maka ini dipastikan sebagai nadzar di awal, dan berkata: “karena Allah  aku pasti ber-qurban”, kemudian menentukan hewan qurbannya, maka ini sudah dipastikan berupa hewan yang masih dalam tanggungan, Atau nadzar hukmi, contoh perkataan: hewan ini adalah qurban, atau “aku menjadikan hewan ini sebagai qurban. Maka qurban ini hukumnya wajib sebab perkataan menjadikan”, tetapi di kategorikan qurban nadzar sama halnya dengan perintah, Begitu juga aqiqah nadzar dan masakan nadzar........ tetapi wajib bagi orang yang qurban nadzar menshadaqahkan semua daqingnya, kulitnya, dan tanduknya” (al-Bajuriy, 2:300-301).

B.     Boleh

Boleh memakan daging qurban akan tetapi lebih utama dishodaqohkan semuanya, kecuali satu suapan untuk mengharapkan keberkahan dari memakannya atau memakan  (1/3) atau (1/2) hewan qurban dan selebihnya dishodaqohkan.

(وَالْأَفْضَلُ) ‌التَّصَدُّقُ (بِكُلِّهَا إلَّا لُقَمًا يَتَبَرَّكُ بِأَكْلِهَا) فَإِنَّهَا مَسْنُونَةٌ كَمَا قَالَهُ فِي أَصْلِ الرَّوْضَةِ رَوَى الْبَيْهَقِيُّ أَنَّهُ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - كَانَ يَأْكُلُ مِنْ كَبِدِ أُضْحِيَّتِهِ. (حاشيتا قليوبي وعميرة : ج 4 ص 254)

“(yang lebih utama) men-shodaqahkan (keseluruhannya dan menyisahkan sedikit saja untuk dimakan agar mengharapkan keberkahan darinya), hal itu dikarenakan perkara yang disunnahkan seperti yang dijelaskan oleh pengarang kitab Roudloh (Imam Nawawi). Imam Baihaqi meriwayatkan bahwasannya nabi Muhammad SAW memakan hati dari sembelihannya” (Hasyiata Qulyubiy, 4:254).

(وَيَأْكُلُ ثُلُثًا وَفِي قَوْلٍ نِصْفًا) وَيَتَصَدَّقُ بِالْبَاقِي عَلَيْهِمَا وَفِي قَوْلٍ يَتَصَدَّقُ بِثُلُثٍ وَيَأْكُلُ ثُلُثًا وَيُهْدِي إلَى الْأَغْنِيَاءِ ثُلُثًا، وَدَلِيلُهَا الْقِيَاسُ عَلَى هَدْيٍ لِلتَّطَوُّعِ الْوَارِدِ فِي قَوْله تَعَالَى ﴿فَكُلُوْا مِنْهَا وَاَطْعِمُوا الْبَاۤىِٕسَ الْفَقِيْرَ﴾﴿الحج: ۲۸﴾ أَيْ الشَّدِيدَ الْفَقْرِ. (حاشيتا قليوبي وعميرة : ج 4 ص 254)

“(dan memakan sepertiga atau setengah) kemudian menshadaqahkan sisanya atau mensadaqahkan sepertiga , memakan sepertiga dan sepertiga yang lain diberikan kepada orang kaya. Dasarnya adalah diqiyaskan kepada masalah hewan hadyu (hewan yang disembelih sebagai pengganti dam/denda ketika melaksanakan ibadah haji) yang disebutkan di dalam firman Allah: maka makanlah sebagian daripadanya dan (sebagian lagi)  berikanlah untuk dimakan orang orang yang sengsara dan fakir (QS. Al-Hajj: 28)” (Hasyiyata Qulyubiy wa Umayroh, 4:254).

C.      Boleh memakan keseluruhan daging kurban dan aqiqoh

Boleh memakan daging qurban bagi orang yang berqurban dan orang yang dinafkahinya, meskipun tidak di shodaqohkan ini hanya berlaku untuk qurban dan aqiqah yang sunnah. karena qurban sudah sah dengan menyembelih.

وَالْقَصْدُ مِنَ التَّضْحِيَةِ إرَاقَةُ الدَّمِ مَعَ إرْفَاقِ الْمَسَاكِينِ بِأَدْنَى جُزْءٍ مِنْهَا غَيْرِ تَافِهٍ وَقَدْ حَصَلَ هَذَا الْمَقْصُودُ فَلَا وَجْهَ لِلضَّمَانِ عَلَى أَنَّ جَمَاعَةً مِنْ أَكَابِرِ أَصْحَابِنَا كَأَبِي الْعَبَّاسِ بْنِ سُرَيْجٍ وَأَبِي الْعَبَّاسِ بْنِ الْقَاصِّ وَالْإِصْطَخْرِيِّ وَابْنِ الْوَكِيلِ قَالُوا إنَّهُ يَجُوزُ لَهُ أَكْلُ الْجَمِيعِ وَلَا يَجِبُ عَلَيْهِ التَّصَدُّقُ بِشَيْءٍ مِنْهَا. وَنَقَلَهُ ابْنُ الْقَاصِّ عَنْ نَصِّ الشَّافِعِيِّ - رَضِيَ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى عَنْهُ - لِأَنَّ الْقَصْدَ بِالتَّضْحِيَةِ أَتَمَّ. اهـ. وَالتَّقَرُّبُ بِإِرَاقَةِ الدَّمِ. (الفتاوى الفقهية الكبرى : ج 4 ص 253)

Tujuan dari qurban adalah mengalirkan darah serta memberikan manfaat kepada orang miskin dengan bagian paling rendah darinya selain bagian yang tidak penting. Sungguh tujuan ini telah diperoleh maka tidak ada pendapat yang menyatakan untuk menanggung karena golongan pembesar sahabat seperti Abu al-Abbas bin Suraij, Abu al-Abbas bin Al-Qaas, Al-Istakhri dan Ibn Al-Wakeel mengatakan bahwa diperbolehkan baginya untuk memakan semua bagian qurban dan dia tidak wajib menshadaqahkannya. Sebagaimana yang dinukil oleh Ibn al-Qaas dari nas Imam Syafi’i Ra, karena tujuan qurban telah sempurna. Yaitu dengan mengalirkan darah” (al-Fatawi al-Qubro, 4:253).

 وَالثَّانِي يَجُوزُ أَكْلُ جَمِيعِهَا وَيَحْصُلُ الثَّوَابُ بِإِرَاقَةِ الدَّمِ بِنِيَّةِ الْقُرْبَةِ. (حاشيتا قليوبي وعميرة : ج 4 ص 254)

“Pendapat yang kedua adalah boleh memakan semuanya (daging qurban), dan pahala qurban dapat diperoleh dengan mengalirkan darah dengan niat ibadah” (Hasyiyata Qulyubi wa Umairoh, 4:254).

(وَسِنُّهَا وَسَلَامَتُهَا) مِنْ الْعَيْبِ (وَالْأَكْلُ وَالتَّصَدُّقُ) وَالْإِعْدَاءُ مِنْهَا، (كَالْأُضْحِيَّةِ) (حاشيتا قليوبي وعميرة: ج 4 ص 256)

 “(Usia dan keselamatan hewan aqiqah) dari aib (cacat) (memakan dan menshadaqahkannya) serta menyiapkannya, (hukumnya sama seperti Qurban)” (Hasyiyata Qulyubi wa Umairoh, 4:256).

Posting Komentar untuk "BAGIAN DAGING YANG BOLEH DIMAKAN ORANG YANG BERAQIQAH ATAU BERQURBAN"