TATA CARA MENGINGATKAN IMAM KETIKA LUPA DALAM SHALAT
Manusia merupakan makhluk yang tidak luput dari lupa dan salah. Begitupun juga pada saat sholat berjamaah seorang imam tidak luput dari lupa dan salah saat mengerjakannya. sebagai seorang makmum kita diharuskan untuk mengingatkannya.
Dari permasalahan tersebut Bagaimana tata cara seorang makmum untuk mengingatkan imam ketika lupa mengarjakan sesuatu di dalam shalatnya?
Dijelaskan dalam kitab Majmu’ Syarah Muhadzab.
(Pertama) Ketika imam tersebut lupa di tengah-tengah bacaan surat. Maka makmum membantunya dengan Menuntunkan bacaan surat imam dengan keras agar supaya imam mendengar bacaan makmum dan mengingat bacaan yang dilupakan.
وَإِنْ سَهَا الْإِمَامُ فِي صَلَاتِهِ فَإِنْ كَانَ فِي قِرَاءَةٍ فَتَحَ عَلَيْهِ الْمَأْمُومُ لِمَا رَوَى أَنَسٌ قَالَ «كَانَ أَصْحَابُ رَسُولِ اللَّهِ ﷺ يُلَقِّنُ بَعْضُهُمْ بَعْضًا فِي الصَّلَاةِ» وَإِنْ كَانَ فِي ذِكْرِ غَيْرِهِ جَهَرَ بِهِ الْمَأْمُوْمُ لِيَسْمَعَهُ فَيَقُوْلُهُ وَإِنْ سَهَا فِي فِعْلٍ سَبَّحَ بِهِ لِيُعْلِمَهُ فَإِنْ لَمْ يَقَعْ لِلْإِمَامِ أَنَّهُ سَهَا لَمْ يَعْمَلْ بِقَوْلِ الْمَأْمُومِ لِأَنَّ مَنْ شَكَّ فِي فِعْلِ نَفْسِهِ لَمْ يَرْجِعْ فِيهِ إلَى قَوْلِ غَيْرِهِ. (المجموع شرح المهذب: ج ٤، ص ١٣٤)
“Jika imam lupa dalam salatnya, maka jika lupa tersebut terjadi dalam bacaan, maka makmum akan membantunya dengan melanjutkan bacaan tersebut, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Anas bahwa 'Para sahabat Rasulullah ﷺ saling mengingatkan satu sama lain dalam salat.' Dan jika seorang imam salah dalam bacaan, maka makmum mengingatkan dengan membacakannya keras agar imam mendengarnya. Mushonnif berkata ketika seorang imam lupa dalam gerakan sholat maka bertasbih agar imam menyadarinya. Namun, jika imam tersebut lupa dan tidak mengetahui ucapan makmum, karena orang yang ragu terhadap perbuatannya sendiri tidak akan merujuk pada ucapan orang lain.” (Majmu’ Syarah Muhadzab, :4 :134)
(Kedua) Ketika seorang imam lupa membaca dalam gerakan shalat. Maka yang harus dilakukan seorang makmum adalah mengingatkannya dengan cara membaca tasbih ketika makmum tersebut laki-laki dan bertepuk tangan(menepukkan telapak tangan kanan ke punggung tangan kiri) ketika makmum tersebut perempuan.
(Ketiga) Apabila sang imam lupa dan makmum mengingatkan imam tersebut dengan ucapan. Seperti halnya ketika sang imam lupa membaca surat Al-Fatihah dalam shalat dan makmum telah mengingatkan imam tersebut berkali-kali. namun, sang imam tidak kunjung menggubrisnya, imam hanya mengulang-ulang bacaan surat yang telah dibacanya. sehingga sang makmum menjadi kesal akhirnya makmum tersebut mengatakan “kamu belum membaca fatihah”. bagaimana hukum shalat seorang makmum ketika mengatakan hal tersebut ?
Dijelaskan dalam kitab Majmu’ Syarah Muhadzab juz 4 halaman 17. menurut mazhab Syafi’i dan jumhur ulama’ ucapan makmum meskipun digunakan untuk kemaslahatan sholat. Membatalkan sholat makmum tersebut. Berbeda dengan pendapat tersebut imam Malik, imam Ahmad dan imam Auza’i menganggap bahwa ucapan makmum yang digunakan untuk kemaslahatan sholat tidak akan membatalkan sholat orang yang mengucapkannya. Hal tersebut didasari oleh hadis tentang sahabat Dzul Yadain.
أَنْ يَتَكَلَّمَ لِمَصْلَحَةِ الصَّلَاةِ بِأَنْ يَقُومَ الْإِمَامُ إلَى خَامِسَةٍ فَيَقُولُ قَدْ صَلَّيْتُ أَرْبَعًا أَوْ نَحْوَ ذَلِكَ فَمَذْهَبُنَا وَمَذْهَبُ جُمْهُوْرِ الْعُلَمَاءِ أَنَّهُ تَبْطُلُ الصَّلَاةُ وَقَالَ الْأَوْزَاعِيُّ لَا تَبْطُلُ وَهِيَ رِوَايَةٌ عَنْ مَالِكٍ وَأَحْمَدَ لِحَدِيثِ ذِيْ الْيَدَيْنِ وَدَلِيْلُ الْجُمْهُوْرِ عُمُوْمُ الْأَحَادِيثِ الصَّحِيحَةِ فِي النَّهْيِ عَنِ الْكَلَامِ وَلِقَوْلِهِ ﷺ «مَنْ نَابَهُ شَيْءٌ فِي صَلَاتِهِ فَلْيُسَبِّحْ الرِّجَالُ وَلْيُصَفِّقْ النِّسَاءُ» وَلَوْ كَانَ الْكَلَامُ مُبَاحًا لِمَصْلَحَتِهَا لَكَانَ أَسْهَلَ وَأَبْيَنَ وَحَدِيْثُ ذِيْ الْيَدَيْنِ جَوَابُهُ مَا سَنَذْكُرُهُ إِنْ شَاءَ اللهُ تَعَالَى. (المجموع شرح المهذب - ط المنيرية: ج ٤، ص ١٧)
“Jika makmum berbicara untuk kepentingan salat, misalnya, imam berdiri untuk rakaat salat kelima. Sehingga makmum mengatakan, 'Kamu telah salat empat rakaat,' atau sesuatu yang semisalnya, maka menurut mazhab kami (Syafi'i) dan pendapat mayoritas ulama, salatnya batal. Namun, menurut al-Awza’i, salatnya tidak batal, dan ini adalah pendapat yang diriwayatkan dari Imam Malik dan Imam Ahmad, berdasarkan hadis Dzul Yadain. Dalil pendapat mayoritas ulama’ adalah hadis shahih tentang larangan berbicara dalam shalat, sabda Nabi ﷺ: 'Jika seseorang lupa dalam shalatnya, hendaklah lelaki bertasbih (subhanallah) dan wanita bertepuk tangan.' Jika berbicara dibolehkan untuk kepentingan salat, tentu hal itu akan lebih mudah dan lebih jelas. Adapun hadis Dzul Yadain, jawabannya akan kami sebutkan, Insya Allah.” (Majmu’ Syarah Muhadzab, 4 :17)
Jika seorang imam telah diingatkan berkali-kali oleh makmumnya. Tetapi, tidak kunjung menggubris peringatan makmum. Maka seorang makmum boleh melakukan dua hal: (pertama) mufaroqoh yakni, niat meninggalkan jamaah dengan berpisah dari Imam. (kedua)menunggu imam dengan duduk tahiyat akhir dan bersalam bersama imam. Hal tersebut dijelaskan didalam kitab Fath al-Mu'in, Halaman 189.
( فَرْعٌ ) لَوْ قَامَ إِمَامُهُ لِزِيَادَةٍ كَخَامِسَةٍ وَلَوْ سَهْوًا لَمْ يَجُزْ لَهُ مُتَابَعَتُهُ وَلَوْ مَسْبُوْقًا أَوْ شَاكًّا فِيْ رَكْعَةٍ بَلْ يُفَارِقُهُ وَيُسَلِّمُ أَوْ يَنْتَظِرُهُ عَلَى الْمُعْتَمَدِ (فَتْحُ الْمُعِيْنِ بِشَرْحِ قُرَّةِ الْعَيْنِ بِمُهِمَّاتِ الدِّيْنِ: ص ١٨٩)
“Ketika imam menambah satu rakaat maka makmum tidak boleh mengikutinya walaupun makmum masbuq atau ragu dalam hitungan rakaat akan tetapi harus mufaroqoh dan salam atau menunggunya menurut qoul mu’tamad.” (Fathul Mu'in bi Syarhi Qurratil 'Ain bi Muhimmatid Din, 189)
Penulis :Mochammad Faiz Mubarok
Perumus : Teguh Pradana., S.P
Mushohih : Syafi’udin Fauzi., M.Pd
Daftar Pustaka
an-Nawawi, Abu Zakariya Muhyiddin Yahya Ibn Syarif (W. 676 H), Majmu’ Syarah Muhadzab: Al-Irsyad, Jeddah, Saudi Arabia: Tanpa Tahun.
al-Malibari, Zainuddin Ahmad bin Abdul 'Aziz (L. 872 H - W. 982 H), Fath al-Mu’in bi Syarhi Qurrat al-Ain bi Muhimmatid Din, Daar ibnu Hazm, Beirut, Lebanon, Cetakan Pertama: 1424 H/2004 M.
Posting Komentar untuk "Tata Cara Mengingatkan Imam ketika Lupa dalam Salat"