Berbagai macam mata pencaharian keluarga untuk memenuhi kebutuhan
keluarganya, ada yang bekerja menjadi pedagang, petani, kuli bangunan nelayan
dan lain-lainnya. Bagi nelayan bekerja siang malam di tengah laut sudah
terbiasa bahkan ada yang sampai berbulan-bulan. Terkadang ada diantara mereka
yang meninggal pada waktu perjalan
bekerja. Saat di daratan mudah saja memenuhi empat kewajiban (memandikan,
mengkafani, menyolati dan mengubur) yang harus dilakukan pada jenazah nelayan
tersebut.
Bagaimana cara mengubur mayat yang berada di tengah laut?
1.
Apabila
dekat dengan daratan maka harus dikubur di daratan.
2. Apabila
jauh dari daratan maka ditenggelamkan dengan memberi papan agar supaya si mayat
terapung dan bisa menepi dengan harapan ditemukan orang dan dikubur di daratan.
Sebagaimana dijelaskan di bawah ini:
اَلشَّرْحئُ: قَالَ أَصْحَا بُنَا -رَحِمَهُ
اللهُ-: إِذَا مَاتَ مُسْلِمٌ فِى الْبَحْرِ وَمَعَهُ رِفْقُهُ: فَإِنْ كَانَ بِقُرْبِ
السَّاحِلِ وَأَمْكَنَهُمْ الْخُرُوْجَ بِهِ إِلَى السَّاحِلِ، وَجَبَ عَلَيْهِمُ الخُرُوْجُ
بِهِ، وَغُسْلُهُ وَ تَكْفِيْنُهُ وَالصَّلَاةُ عَلَيْهِ وَ دَفْنُهُ فِى السَّاحِلِ،
قَالُوْا: فَإِنْ لَمْ يُمْكِنْهُمْ - لِبُعْدِهِمْ مِنَ السَّاحِلِ، أَوْ لِخَوْفِ عَدُوٍّ، أَوْسَبُعٍ
أَوْ غَيْرِ ذَلِكَ – لَمْ يَجِبُ الدَّفْنُ فِى السَّاحِلِ، بَلْ يَجِبُ غُسْلُهُ وَ
تَكْفِيْنُهُ وَالصَّلَاةُ عَلَيْهِ، ثُمَّ يجْعَلُ بَيْنَ لَوْحَيْنِ وَ يُلْقَى
فِى الْبَحْرِ لِيُلْقِيْهِ إِلَى السَّاحِلِ، فَلَعَلَّهُ يُصَادِفُهُ مَنْ
يَدْفَنُهُ (المجموع شرح المهذب، ج 6، ص 285)
3. Jika
sulit mendapatkan daratan maka boleh melemparkan ke laut dan di beri beban , agar
dapat tenggelam. Jika memungkinkan untuk dibawa kedarat maka tidak boleh
dilemparkan ke laut. Hal ini dijelaskan pada kitab Fath al-Mu’in, hlm. 48:
نَعَمْ، مَنْ مَاتَ بِسَفِيْنَةٍ وَ تُعُذِّرَ
الْبَرُّ جَازَ إِلْقَاؤُهُ فِى الْبَحْرِ وَ تَثْقِيْلُهُ لِيَرْسُبَ وَ اِلَّا فَلَا
(فتح المعين، ص 48)
0 Response to "Cara Mengubur Jenazah yang Mati di Tengah Laut"
Posting Komentar