Banyak sekali pemakaman baik di pemakaman umum maupun di tanah
pribadi yang diberi pagar, diperbaiki dengan rapi dan indah, bahkan ada yang
membangun dengan melakukan pengkijingan, pemasangan atap dan seterusnya. Kadang
hal ini menelan dana yang tidak sedikit, misalnya makam para wali, makam dari
golongan keluarga kaya dan sebagainya. Bagaimanakah hukum membangun makam
seperti di atas?
a. Haram, membangun kuburan di tanah musabbalah (tanah kuburan umum) dan tanah
wakaf.
b. Makruh, membangun kuburan di tanah pribadi atau tanah yang tidak
diwakafkan karena termasuk menyia-nyiakan harta.
c. Boleh, membangun kuburan Nabi, sahabat, auliya’ dan orang-orang shaleh
karena dibuat untuk tabarruk (mencari berkah). (Khasyiyah al-Bujairami
‘ala al-Khatib, Fashlun Fil Janazah, juz 2, hal.297)
(وَلَا يُبْنَى) أَيْ
يُكْرَهُ فِي غَيْرِ الْمُسَبَّلَةِ وَالْمَوْقُوفَةِ وَيَحْرُمُ فِيهِمَا كَمَا
أَشَارَ لِذَلِكَ الشَّارِحُ ، إلَّا إنْ خِيفَ نَبْشُهُ أَوْ تَخْرِقةُ سَيْلٍ
لَهُ فَلَا يُكْرَهُ حِينَئِذٍ وَلَا فَرْقَ فِي عَدَمِ الْكَرَاهَةِ لِأَجْلِ
ذَلِكَ بَيْنَ الْمُسَبَّلَةِ وَغَيْرِهَا كَمَا صَرَّحَ بِهِ الزَّرْكَشِيّ .ا هـ
.حَجّ وَلَوْ وُجِدَ بِنَاءٌ فِي أَرْضٍ مُسَبَّلَةٍ وَلَمْ يُعْلَمْ أَصْلُهُ
تُرِكَ لِاحْتِمَالِ أَنَّهُ وُضِعَ بِحَقٍّ قِيَاسًا عَلَى مَا حَرَّرُوهُ فِي
الْكَنَائِسِ وَمِنْ الْبِنَاءِ الْأَحْجَارُ الَّتِي جَرَتْ عَادَةُ النَّاسِ
بِتَرْكِيبِهَا نَعَمْ اسْتَثْنَى بَعْضُهُمْ قُبُورَ الْأَنْبِيَاءِ
وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ وَنَحْوَهُمْ، بِرْمَاوِيٌّ وَعِبَارَةُ
الرَّحْمَانِيِّ: نَعَمْ قُبُورُ الصَّالِحِينَ يَجُوزُ بِنَاؤُهَا وَلَوْ
بِقُبَّةِ الْأَحْيَاءِ لِلزِّيَارَةِ وَالتَّبَرُّكِ (حاشية البجيرمي على الخطيب،
فصل في الجنازة، ج 2، ص 297)
0 Response to "Hukum Membangun Kuburan"
Posting Komentar