Hukum Memakai Pakaian yang Tertukar Ketika Laundry

 

Sumber Gambar: Mitralaundry

HUKUM MEMAKAI PAKAIAN YANG TERTUKAR SAAT LAUNDRY (UNSUR DARURAT)

Dipesantren, seringkali seorang santri mencuci bajunya dengan cara laundry kepada jasa pencucian baju di dalam atau di luar pesantren. Akan tetapi saking banyaknya baju yang di laundry oleh santri terkadang menjadikan masalah yang muncul bagi jasa laundry, salah satunya yaitu seragam sekolah yang tertukar, karena waktu yang tidak memungkinkan untuk menukarkan baju yang tertukar kepada jasa laundry, akhirnya santri tersebut memakai baju seragam yang tertukar untuk sekolah. Jika santri tidak memakai seragam tersebut nantinya dia akan tertinggal kegiatan belajar mengajar.

Bagaimana hukum memakai pakaian yang tertukar saat laundry sesuai dengan permasalahan deskripsi diatas?

  1. Boleh

Boleh menggunakan pakaian yang tertukar dengan syarat sebagaimana barang Luqathah.

وَقَالَ غَيْرُهُمْ بِجَوَازِ الِالْتِقَاطِ. وَالدَّلِيلُ عَلَى جَوَازِ الِالْتِقَاطِ هَذَا الْحَدِيثُ الشَّرِيفُ: «مَنْ أَصَابَ لُقَطَةً فَلْيُشْهِدْ ذَا عَدْلٍ» . وَلَكِنْ يَجُوزُ أَيْضًا عَدَمُ أَخْذِ اللُّقَطَةِ مِنْ الْمَحِلِّ الَّذِي وُجِدَتْ فِيهِ وَعِنْدَ بَعْضِ الْعُلَمَاءِ هَذَا هُوَ الْأَفْضَلُ. لِأَنَّ صَاحِبَهُ يُفَتِّشُ عَلَيْهِ فِي الْمَحِلِّ الَّذِي فُقِدَ مِنْهُ وَيَجِدُهُ. وَيَظْفَرُ بِمَالِهِ. (درر الحكام في شرح مجلة الأحكام: ج ٢، ص ٢٤١)

“Dan yang lainnya mengatakan bahwa mengambil barang temuan itu diperbolehkan. Dan dalil yang menunjukan kebolehan mengambil barang temuan adalah hadist syarif: “Barang siapa menemukan barang temuan, maka hendaklah ia menyaksikannya kepada seorang yang adil”. Namun, juga diperbolehkan untuk tidak mengambil barang temuan dari tempat dimana barang tersebut ditemukan, dan menurut ulama, ini adalah yang afdhal. Karena pemiliknya akan mencarinya dimana barang tersebut hilang dan menemukannya. Dan dia akan mendapatkan hartanya kembali”. (Duraru al-Ahkam Syarh Majallah al-Ahkam, 2:241).

Syarat kesaksian barang Luqathah:

  • Apabila mengambil barang tersebut dari tempat yang ditemukannya, barang tersebut harus diambil dengan niat untuk mengembalikannya kepada pemiliknya melalui tukang laundry

  • Adanya kesaksian saat menemukan barang yang hilang dengan tujuan untuk membuktikan penemuan barang temuan agar dapat mengembalikan kepada pemiliknya, maka saksi haruslah orang yang adil dan diterima kesaksiannya (dalam masalah ini yang menjadi saksi yaitu tukang laundry). 

  • Mengumumkan barang temuan tersebut melalui tukang laundry.

الْإِشْهَادُ وَالْإِعْلَانُ اللَّازِمَانِ فِي اللُّقَطَةِ وَالِاسْتِغْنَاءُ بِأَحَدِهِمَا عَنْ الْآخَرِ: مَتَى تَكُونُ اللُّقَطَةُ أَمَانَةً فِي يَدِ الْمُلْتَقِطِ يَلْزَمُ لَهُمَا ثَلَاثَةُ شُرُوطٍ:
الْمَادَّة الْأَوَّلُ: عِنْدَ أَخْذِ اللُّقَطَةِ وَرَفْعِهَا مِنْ الْمَحِلِّ. الَّذِي وُجِدَتْ فِيهِ أَنْ تُؤْخَذَ بِقَصْدِ إعَادَتِهَا إلَى صَاحِبِهَا. أُفِيدَ هَذَا الشَّرْطُ فِي الْمَجَلَّةِ بِفِقْرَةِ (إذَا أَخَذَهُ بِقَصْدِ إعَادَتِهِ إلَى صَاحِبِهِ).
الثَّانِي: الْإِشْهَادُ عِنْدَ الْتِقَاطِ اللُّقَطَةِ. وَهَذَا الشَّرْطُ غَيْرُ مَوْجُودٍ فِي الْمَجَلَّةِ.
الثَّالِثُ: الْإِعْلَانُ بَعْدَ الْتِقَاطِ اللُّقَطَةِ. وَهَذَا الشَّرْطُ مَذْكُورٌ فِي الْمَادَّةِ (درر الحكام في شرح مجلة الأحكام : ج ٢، ص ٢٤٢)

“Kesaksian dan pengumuman yang diperlukan dalam penemuan barang hilang dan penggantian salah satunya dengan yang lain: kapan barang hilang menjadi amanah di tangan penemu, keduanya harus memenuhi tiga syarat: Syarat pertama: saat mengambil dan mengangkat barang hilang dari tempat ditemukannya, barang tersebut harus diambil dengan niat untuk mengembalikannya kepada pemiliknya. Syarat ini disebutkan dalam kitab Majallah al-Ahkam dengan frasa (jika diambil dengan niat untuk mengembalikannya kepada pemiliknya). Syarat kedua: kesaksian saat menemukan barang hilang. Syarat ini tidak ada di kitab Majallah al-Ahkam. Syarat ketiga: pengumuman setelah menemukan barang hilang. Syarat ini disebutkan dalam materi”. (Duraru al- Hukam Syarh Majallah al-Ahkam, 2: 242).

  1. Tidak Boleh

Tidak boleh menggunakan pakaian yang tertukar.

فَرْعٌ: مَنْ ضَلَّ نَعْلُهُ فِي مَسْجِدٍ وَوَجَدَ غَيْرَهَا لَمْ يَجُزْ لَهُ لُبْسُهَا وَإِنْ كَانَتْ لِمَنْ أَخَذَ نَعْلَهُ اهـ. وَلَهُ فِي هَذِهِ الْحَالَةِ بَيْعُهَا وَأَخْذُ قَدْرِ قِيمَةِ نَعْلِهِ مِنْ ثَمَنِهَا إنْ عَلِمَ أَنَّهَا لِمَنْ أَخَذَ نَعْلَهُ، وَإِلَّا فَهِيَ لُقَطَةٌ. وَفِي الْعُبَابِ: فَرْعٌ: مَنْ أَخَذَ إنْسَانًا ظَنَّهُ عَبْدًا حِسْبَةً فَقَالَ أَنَا حُرٌّ وَهُوَ عَبْدٌ فَتَرَكَهُ فَأَبَقَ ضَمِنَ اهـ (نهاية المحتاج إلى شرح المنهاج: ج ٥، ص ١٤٨)

“Keterangan: Siapa yang tertukar sandalnya di masjid dan ia menemukan sandal lain, maka ia tidak boleh memakainya, meskipun sandal tersebut milik orang yang mengambil sandalnya, selesai. Dalam keadaan ini, dia boleh (ada hak) menjualnya dan mengambil nilai bagian seharga sandalnya dari (hasil) harga (penjualan)nya jika dia tahu bahwa sandal tersebut milik orang yang mengambil sandalnya. Jika tidak, maka sandal tersebut dianggap barang temuan. Dalam kitab al-Ibad, ada keterangan: “Siapa yang mengambil seseorang yang dia kira budak, berdasarkan perkiraannya”, Kemudian Dia berkata: ”Aku adalah orang merdeka dan dia adalah budak, jadi aku membiarkannya pergi dan melarikan diri”, Selesai”. (Nihayat al-Muhtaj Ila Syarh al-Minhaj, 5:148).


Penulis : Lailatul Fitriah, S.Pd

Perumus : Ust. Alfandi Jaelani, MT

Mushohih : Ust. Arif Rahman hakim, M. Pd


Daftar Pustaka

Haidar, Ali Khawaja Amin Efendy (W. 1353 H), Duraru al-Hukam Syarh Majallah al-Ahkam: Daar ‘alam Kutub, Beirut: 2003, Sebanyak 4 juz.

al-Romli, Syam ad-Din Muhammad Bin Abi al-Abbas Bin Hamzah Syihab al-Din (W. 1004 H), Nihayat al-Muhtaj ila Syarh al-Minhaj: Daar al-Kotob al-Ilmiyah, Beirut, Lebanon: 2003, Sebanyak 8 juz.

=================================================================


=================================================================

===========================================================




Posting Komentar untuk "Hukum Memakai Pakaian yang Tertukar Ketika Laundry"