Dalam rangka peringatan HUT RI atau momen-momen penting lainnya,
biasanya dimeriahkan dengan berbagai kegiatan, salah satunya dengan mengadakan
acara jalan santai atau jalan sehat yang diikuti khalayak masyarakat suatu
daerah. Dengan membeli kupon seharga Rp. 5.000 perlembar, seseorang bisa
mengikuti jalan santai dengan berbagai tawaran hadiah yang disediakan dalam acara
tersebut. Dan dengan kupon tersebut, seseorang memiliki kesempatan untuk
mendapatkan hadiah yang telah disediakan. Dari uraian diatas, bolehkah membeli
kupon jalan santai tersebut?
a. Tidak boleh, apabila pembeliaan kupon tersebut didasarkan
pada untung dan rugi, karena hal untung rugi tersebut termasuk dalam kategori
judi atau taruhan.
وَأمَّا مَسْئَلَةُ هـ (مَسْأَلَةُ القَرْعَةِ)
فَحُكْمُهَا عَلَى التَّفْضِيْلِ
الآتِى: أ. إذَا كَانَتِ القَرْعَةُ مُعْتَدَةً عَلَى غَنَمٍ أَوْ غَرَمٍ فَحُكْمُهَا
حَرَامٌ لأَنَّهَا مِنْ القِمَارِ (أحكام الفقهاء، ج 3 ص 16-17)
Adapun masalah undian hukumnya adalah sebagai
berikut: Apabila undian itu didasarkan pada untung rugi, maka hukumnya adalah
haram, karena undian tersebut termasuk qimar (judi). (Ahkam al-Fuqaha’, juz 3,
hal. 16-17)
b.
Boleh, apabila undian itu tidak didasarkan
pada untung atau rugi, tetapi menjamin hadiah yang tidak ditentukan seperti
yang berlaku di antara kita sekarang ini, yaitu bahwa pembeli yang membeli
sesuatu dengan harga yang sepadan, kemudian dia menerima surat undian yang
telah dijanjikan yang di dalam kartu itu tertulis hadiah yang tidak ditentukan,
tetapi hanya menurut hasil undiannya. Atau apa yang berlaku di antara kita,
misalnya orang yang memberikan sokongan untuk membangun sebuah bangunan untuk
kebaikan, seperti bangunan madrasah, atau pondok pesantren atau masjid, orang
tersebut menerima surat undian seperti tersebut. Kemudian setelah diundi, maka
siapa saja yang kartu undiannya cocok dengan sebagian hadiah yang telah
ditentukan, maka dia berhak menerima hadiah tersebut. Undian seperti ini tidak
haram, karena tidak ter-masuk qimar (judi). Dan hadiah yang disediakan
tersebut disyaratkan tidak diambilkan dari sebagian uang sokongan.
إِذَا كَانَتِ القَرْعَةُ غَيْرَ مُعْتَمِدَةٍ
عَلَى غَنَمٍ أَوْ غَرَمٍ لَكِنْ تَتَضَمَّنُ عَلَى هَدِيَّةٍ غَيْرِ مُعَيَّنَةٍ كَمَا
جَرَى بَيْنَنَا مِنْ أنَّ المُشُتَرِى يَشْتَرِى شَيْئًا بِثَمَنِ المِثْلِ ثُمَّ
هُوَ يَتَسَلَّمُ وَرَقَةً مَعْدُودَةً فِيْهَا هَدِيَّةٌ غَيْرُ مُعَيَّنَةٍ بَلْ
عَلَى حَسَبِ القَرْعَةِ أوْ مَا جَرَى مِنْ بَيْنِنَا مِنْ أَنَّ مَنْ يُسَاعِدُ لِبِنَاءِ
البُنْيَانِ لِجِهَّةِ الخَيْرِ كَبِنَاءِ المَدْرَسَةِ أَوِ الرِّبَاطٍ لِلْمَعْهَدِ
الدِّيَنِيِّ أَوِ الْمَسْجِدِ أَوْ غَيْرِهَا يَتَسَلَّمُ الوَرَقَةَ المَذْكُورَةَ،
ثُمَّ بَعْدَ القَرْعَةِ فَمَنْ وَافَقَتْ وَرَقَتُهُ إلَى بَعْضِ الهَدَايَا المُهَيَّئَةِ
فَهُوَ الَّذِى يَسْتَحِقُّ أنْ يَتَسَلَّمَ الهَدِيَّةَ فَلَيْسَتْ تِلْكَ القَرْعَةُ
حَرَامًا لأَنَّهَا لَيْسَتْ مِنَ القِمَارِ بِشَرْطِ أنْ تَكُونَ الهَدَايَا المُهَيَّئَةُ
غَيْرَ مَأْخُوذَةٍ مِنْ بَعْضِ المُسَعَادَاتِ (أحكام الفقهاء، ج 3 ص 16-17)
0 Response to "Hukum Membeli Kupon Jalan Santai Berhadiah"
Posting Komentar