Aurat adalah bagian tubuh manusia yang tabu
dan dosa untuk diperlihatkan kepada orang lain kecuali terhadap makhrom atau
suami dan istri sendiri. Secara umum aurat itu dibagi menjadi dua yaitu;
1. Aurat Ghalidhah yaitu qubul, lubang depan
yang biasanya disebut dzakar atau vagina dan dubur, yaitu lubang
belakang atau anus.
2. Aurat Khafifah yaitu seluruh anggota tubuh
selain dari qubul dan dubur.
Keterangan dalam kitab al-Jauhar al-Nirah,
juz 1, hal. 189.
الْعَوْرَةُ عَلَى نَوْعَيْنِ: غَلِيظَةٌ كَالْقُبُلِ وَالدُّبُرِ ، وَخَفِيفَةٌ
وَهِيَ مَا عَدَاهُمَا
b. Kriteria Pembagian
Batasan Aurat
Pendapat berbagai ulama’ dalam membagi
kriteria aurat secara terperinci diuraikan di bawah ini:
1. Aurat Laki-Laki
a) Menurut pendapat
madzhab Syafi’iyah, aurat orang laki-laki di dalam shalat dan di luar shalat
adalah anggota tubuh mulai dari pusar sampai dengan lutut. Diterangkan di dalam
kitab Hasyiyah al-Jamal juz 4 hal. 12-14 dan kitab I’anah al-Thalibin, juz 1,
Fasal Fii Syuruti as-Shalat.
وَالْعَوْرَةُ
مِنَ الرَّجُلِ مَا تَحْتَ السُّرَّةِ إلَى الرُّكْبَةِ (قَوْلُهُ
وَالْعَوْرَةُ مَا بَيْنَ السُّرَّةِ وَالرُّكْبَةِ) هُوَ تَتِمَّةُ الْحَدِيثِ وَالْمُرَادُ
الْعَوْرَةُ فِي الصَّلَاةِ وَغَيْرِهَا بِقَرِينَةِ الْإِظْهَارِ فِي مَحَلِّ الْإِضْمَارِ
ا هـ
b) Menurut Imam Zarkasyi,
aurat pria di luar shalat dan ketika berada di tempat yang sepi adalah hanya dubur
dan dzakar (alat kelaminnya) saja. Hal ini diterangkan dalam kitab: Syarhu
al-Bahjah al-Wardiyah, juz 3 hal. 467 dan kitab Tuhfah al-Muhtaj Fii Syarhi
al-Minhaj, juz 6, hal. 243.
قَالَ
الزَّرْكَشِيُّ وَالْعَوْرَةُ الَّتِي يَجِبُ سَتْرُهَا فِي الْخَلْوَةِ
السَّوْأَتَانِ فَقَطْ مِنَ الرَّجُلِ
Menurut Imam Malik dan Imam Ahmad, aurat
orang laki-laki di luar shalat adalah hanya kubul dan dubur saja.
Diterangkan dalam kitab Bughya
al-Mustarsyidin bab Fii Syuruti al-Shalat hal 34.
فائدة: قاَلَ
فِي الْقَلاَئِدِ: لَناَ وَجْهٌ أَنَّ عَوْرَةَ الرَّجُلِ فِيْ غَيْرِ الصَّلاَةِ اَلْقُبُلُ
وَالدُّبُرُ فَقَطْ وَهُوَ رِوَايَةٌ عَنْ مَالِكٍ وَأَحْمَدَ اهـ (بغية
المسترشدين باب شروط الصلاة ص 34)
c) Dalam kitab Hasyiah
al-Jamal, juz 1, hal. 411. diterangkan bahwa aurat orang laki-laki di dalam
shalat hanyalah qubul (dzakar) dan dubur (anus) saja. Tetapi
pendapat ini hanya khusus untuk orang laki-laki saja tidak berlaku bagi budak
perempuan (amat).
قَوْلُهُ أَيْضًا
بِجَامِعِ أَنَّ رَأْسَ كُلٍّ مِنْهُمَا لَيْسَ بِعَوْرَةٍ أَيْ: فِي الصَّلَاةِ نَعَمْ
يَفْتَرِقَانِ فِي أَنَّ لَنَا وَجْهًا بِأَنَّ عَوْرَةَ الرَّجُلِ الْقُبُلُ وَالدُّبُرُ
خَاصَّةً وَهُوَ لَا يَجْرِي فِي الْأَمَةِ
d) Dikatakan, Imam Malik
juga berpendapat bahwa aurat yang wajib ditutupi bagi orang laki-laki dan amat
(budak perempuan) adalah dua alat kelaminnya saja. (Mughni al-Mukhtaj, juz 1,
hal. 256.)
وَخَرَجَ بِذَلِكَ
السُّرَّةُ وَالرُّكْبَةُ فَلَيْسَا بِعَوْرَةٍ عَلَى
الْأَصَحِّ وَقِيْلَ الَرُّكْبَةُ مِنْهَا دُوْنَ السُّرَّةِ وَقِيْلَ عَكْسُهُ وَقِيْلَ
اَلسَّوْاَ تَانِ فَقَطْ وَبِهِ قَالَ مَالِكٌ وَجَمَاعَةٌ.
Dan menurut Syekh Muhyiddin Ibnu Arabi
perintah menutupi aurat itu adalah bertujuan untuk memuliakan dan menjaga
kemaluan, tidak untuk merendahkan dan menghinakannya, karena kemaluan adalah
termasuk barang yang tabu dan jijik apabila terbuka atau telanjang dan tidak
buruk secara dhahir dan hakikinya. Barang yang harus ditutupi itu adalah qubul
(dzakar atau vagina) dan dubur (anus) sebagaimana dijelaskan di dalam
kitab: Hasyiah al-Shawi ‘ala Syarhi al-Shaghir, juz 1, bab Satr al-‘Aurat.
قَوْلُهُ: (وَسَتْرِ
الْعَوْرَةِ): السَّتْرُ بِفَتْحِ السِّينِ لِأَنَّهُ مَصْدَرٌ ، وَأَمَّا بِالْكَسْرِ
فَهُوَ مَا يَسْتَتِرُ بِهِ. وَالْعَوْرَةُ: مِنْ الْعَوَرِ، وَهُوَ الْقُبْحُ
لِقُبْحِ كَشْفِهَا لَا نَفْسِهَا، حَتَّى قَالَ مُحْيِي الدِّينِ بْنُ الْعَرَبِيِّ:
الْأَمْرُ بِسَتْرِ الْعَوْرَةِ لِتَشْرِيفِهَا وَتَكْرِيمِهَا لَا لِخِسَّتِهَا فَإِنَّهُمَا
– يَعْنِي الْقُبُلَيْنِ - مَنْشَأُ النَّوْعِ الْإِنْسَانِيِّ
الْمُكَرَّمِ الْمُفَضَّلِ. ا هـ
2. Aurat Wanita
a) Pendapat dari pengikut
madzhab Syafi’iyah, bahwa aurat wanita di luar shalat ketika bersama orang
laki-laki lain adalah seluruh tubuhnya. Sebagaimana diterangkan dalam kitab:
Matan Safinah an-Najah, hal. 12.
وَعَوْرَةُ اْلحُرَّةِ
وَاْلأَمَّةِ عِنْدَ اْلأَجَانِبِ جَمِيْعُ الْبَدَنِ
b) Aurat orang perempuan
ketika shalat adalah seluruh tubuhnya, kecuali wajah dan dua telapak tangan.
Hal ini diterangkan dalam kitab Hasyiah Bujairami, juz 4, hal. 74 dan Hasyiah
al-Jamal, juz 4, hal. 12-14.
(و) عَوْرَةُ (حُرَّةٍ غَيْرُ وَجْهٍ وَكَفَّيْنِ)
ظَهْرًا وَبَطْنًا إلَى الْكُوعَيْنِ لِقَوْلِهِ تَعَالَى:{وَلاَ يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ
إلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا} وَهُوَ مُفَسَّرٌ بِالْوَجْهِ وَالْكَفَّيْنِ وَإِنَّمَا
لَمْ يَكُونَا عَوْرَةً ؛ لِأَنَّ الْحَاجَةَ تَدْعُو إلَى إبْرَازِهِمَا
c) Menurut Imam Muzani,
telapak kaki orang perempuan dalam shalat maupun di luar shalat adalah bukan
termasuk aurat. Diterangkan dalam kitab Mughni al-Mukhtaj, juz 1, hal. 257.
وَفِيْ قَوْلِهِ
أَوْ وَجْهٌ أَنَّ بَاطِنَ قَدَمَيْهَا لَيْسَ بِعَوْرَة وَقَالَ الْمُزَانِيْ لَيْسَ
القَدَمَانِ عَوْرَة
d) Dikatakan aurat orang
perempuan ketika dalam keadaan sendirian atau pada tempat yang sepi adalah
cukup menutupi sesuatu di antara pusar sampai dengan lutut. Diterangkan dalam
kitab Hasyiyah al-Jamal ala al-Minhaj juz 1 hal 411.
وَأَمَّا فِى
الْخَلْوَةِ فَكاَلْمَحَارِمِ وَقِيْلَ كَالرَّجُلِ (حاشية الجمل على شرح المنهاج،
ج 1 ص 411)
Imam al-Zarkasyi berpendapat dalam kitab
Syarhu al-Bahjah al-Wardiyah, juz 3, hal. 467. bahwa orang perempuan ketika
dalam keadaan sendirian atau pada tempat yang sepi adalah cukup menutupi
sesuatu di antara pusar sampai dengan lutut.
قَالَ الزَّرْكَشِيُّ
وَالْعَوْرَةُ الَّتِي يَجِبُ سَتْرُهَا فِي الْخَلْوَةِ السَّوْأَتَانِ فَقَطْ مِنْ
الرَّجُلِ، وَمَا بَيْنَ
السُّرَّةِ وَالرُّكْبَةِ مِنْ الْمَرْأَةِ
e) Dalam kitab Matan
Sulam al-Safinah, hal 12-13: aurat orang perempuan adalah dari pusar sampai
dengan lututnya saja ketika bersama muhrimnya atau ketika bersama dengan sesama
wanitanya.
وَعَوْرَةُ اْلحُرَّةِ
وَاْلأَمَّةِ عِنْدَ اْلأَجَانِبِ جَمِيْعُ الْبَدَنِ وَعِنْدَ مَحَارِمِهَا واَلنِّسَاءِ مَا بَيْنَ السُّرَّةِ
وَالرُّكْبَةِ
3. Aurat Budak atau Hamba
Sahaya
a) Menurut penganut
madzhab Syafi’i aurat budak ketika shalat adalah seperti auratnya wanita khurri
(wanita merdeka) yaitu seluruh tubuhnya kecuali kepala, wajah dan kedua telapak
tangannya, diterangkan dalam kitab: Hasyiah Qulyubi wa ‘Amirah, juz 3, hal.
442. dan bisa dilihat dalam kitab Nihayah al-Zain, hal. 46.
وَالثَّانِي عَوْرَتُهَا (أي
اْلأَمَةُ) كَالْحُرَّةِ إلَّا رَأْسَهَا، أَيْ عَوْرَتُهَا مَا عَدَا الْوَجْهَ وَالْكَفَّيْنِ
وَالرَّأْسَ
b) Menurut qoul
yang lebih shahih seperti yang telah diterangkan oleh Imam al-Baihaqi aurat
budak ketika shalat maupun di luar shalat adalah seperti auratnya orang
laki-laki yaitu antara pusar sampai dengan lutut.
Keterangan kitab Fathu al-Wahab, juz 1,
hal. 87 dan kitab Hasyiah Qulyubi Wa ‘Umairah, juz 3, hal. 442.
(وَ)
ثَالِثُهَا (سَتْرُ الْعَوْرَةِ) صَلَّى فِي الْخَلْوَةِ أَوْ غَيْرِهَا، فَإِنْ تَرَكَهُ
مَعَ الْقُدْرَةِ لَمْ تَصِحَّ صَلاَ تُهُ (وَعَوْرَةُ الرَّجُلِ) حُرًّا كَانَ أَوْ
عَبْدًا (مَا بَيْنَ سُرَّتِهِ وَرُكْبَتِهِ) لِحَدِيثِ الْبَيْهَقِيّ، وَإِذَا زَوَّجَ
أَحَدُكُمْ أَمَتَهُ عَبْدَهُ أَوْ أَجِيرَهُ فَلَا تَنْظُرُ إلَى عَوْرَتِهِ، وَالْعَوْرَةُ
مَا بَيْنَ السُّرَّةِ وَالرُّكْبَةِ، (وَكَذَا اْلأَمَةُ) عَوْرَتُهَا مَا بَيْنَ
السُّرَّةِ وَالرُّكْبَةِ (فِي اْلأَصَحِّ) إلْحَاقًا لَهَا بِالرَّجُلِ
4. Aurat Karyawati
(Wanita Karier)
a) Aurat karyawati adalah
seluruh badan, kecuali kepala.
وَفِيْهِ وَجْهٌ أَنَّ جَمِيْعَ ذَلِكَ
عَوْرَةٌ كَمَا فِيْ حَقِّ الْحُرَّةِ سِوَى الرَّأْسِ (الشرح الكبير للرافعى ج 4)
b) Aurat karyawati adalah
seluruh badan, kecuali anggota badan yang tampak dan terbuka ketika bekerja,
seperti kepala, leher, lengan tangan dan ujung betis. Karena anggota tersebut
butuh untuk dibuka dan sulit untuk menutupnya.
(وَالثَّانِيَّةُ) مَا يَبْدُو
وَيَنْكَشِفُ فِيْ حَالِ الْمِهْنَةِ فَلَيْسَ بِعَوْرَةٍ مِنْهَا وَهُوَ الرَّاْسُ
وَالرَّقَبَةُ وَالسَّاعِدُ وَطَرْفُ السَّاقِ لِأَنَّهَا تَحْتَاجُ إِلَي كَشْفِهِ
وَيَعْسُرُ عَلَيْهَا سَتْرُهُ (الشرح الكبير للرافعى ج 4)
ثَالِثَتُهَا جَمِيْعُ الْبَدَنِ إِلاَّ
مَا يَظْهَرُ عِنْدَ الْمِهْنَةِ وَهِيَ عَوْرَتُهَا عِنْدَ النِّسَاءِ الْكَافِرَاتِ (نهاية الزين ص
47)
5.
Aurat Khuntsa (orang yang mempunyai
dua jenis kelamin)
a) Aurat khuntsa adalah semua badannya sebagaimana wanita merdeka.
(Hasyiyah Qulyubi bab Suruti al-Shalat juz 1)
عَوْرَةُ الْخُنْثَى
الرَّقِيْقِ لاَ تَخْتَلِفُ، وَالْخُنْثَى الْحُرِّ كَاْلأُنْثَى الْحُرَّةِ، اِبْتِدَاءً
وَكَذَا دَوَامًا، عِنْدَ شَيْخِنَا الرَّمْلِيُّ وَخَالَفَهُ الْخَطِيْبُ (حاشية قليوبى باب شروط الصلاة ج 1)
b) Aurat khuntsa adalah semua anggota badannya, kecuali wajah, kedua
telapak tangan dan kepalanya. Diterangkan dalam kitab Khawasyi al-Syarwani, juz
2, hal 120.
وَالْخُنْثَى
(فِي اْلأَصَحِّ) عَوْرَتُهَا كَالْحُرَّةِ إلَّا رَأْسَهَا، أَيْ عَوْرَتُهَا
مَا عَدَا الْوَجْهَ وَالْكَفَّيْنِ وَالرَّأْسَ (حاشية
الشروانى)
0 Response to "Macam-Macam Batasan Aurat"
Posting Komentar